Kohesi pada Cerita Rakyat Melayu Serdang Irfani, 2002 Logical Relations in Cosmolopolitan Magazine Advertisements Perangin- angin,

Dari contoh- contoh di atas, istilah ‘kutipan’ dan ‘pengantar’ pada kalimat langsung disebut dengan ‘klausa pemroyeksi’ dan klausa yang diproyeksi terproyeksi pada proyeksi.

2.9 Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan Teori Linguistik Sistemik Fungsional cukup banyak. Dalam sub- bab ini akan dipaparkan hasil-hasil penelitian yang terdiri atas dua jenis. Pertama, penelitian yang menggunakan TLSF namun menganalis kohesi, fungsi ideasional, dan fungsi tektual. Kedua, penelitian yang menggunakan proyeksi dan makna logis.

2.9.1 Kohesi pada Cerita Rakyat Melayu Serdang Irfani, 2002

Irfani 2002 meneliti tentang kohesi yang terdapat dalam cerita-cerita rakyat Melayu Serdang. Jenis cerita rakyat Melayu yang menjadi objek penelitian ini ada tiga judul, yaitu: 1 Panglima Bukit Cermin legenda, 2 Putri Burung Kuaw Mite, dan 3 Anak Orang Miskin dongeng. Penelitian ini menfokuskan pada pengkajian klausa-klausa yang terdapat dalam teks-teks cerita rakyat Melayu yang dipilih untuk mengidentifikasi jenis-jenis alat kohesi yang terdapat di dalamnya. Dari hasil hasil penelitian Irfani 2002 ditemukan bahwa alat kohesi gramatikal lebih dominan dibangkan dengan alat kohesi leksikal. Jenis alat kohesi gramatikal yang paling dominan di dalam ketiga teks cerita ini adalah alat kohesi perujuk pronomina edoforik, yaitu kata ganti diri orang ketiga. Irfani 2002 memakai teori Linguistik Sistemik Fungsional sebagai landasan teori. Dalam penelitian ini beliau banyak merujuk kepada teori ini dalam pemberikan definisi- defini yang berhubungan dengan kajiannya, seperti definisi klausa, wacana, teks, kohesi, dan lain-lain. Penelitian ini memberi kontribusi yang berarti kepada penulis, yaitu berupa semangat untuk menjadikan sastra daerah sebagai objek penelitian.

2.9.2 Logical Relations in Cosmolopolitan Magazine Advertisements Perangin- angin,

2008 Perangin-angin 2008 menggunakan teori LSF sebagai landasan teori untuk meneliti jenis-jenis hubungan logis yang ada dalam iklan-iklan yang ada dalam majalah Cosmopolitan. Penelitian ini menemukan bahwa jenis hubungan logis yang paling banyak ditemukan adalah ekspansi; khususnya terkait dengan konjungsi yang menghubungkan 2 atau 3 klausa. Kesulitan yang ditemukan dalam memahami klausa kompleks pada iklan- iklan dimajalah ini adalah karena banyaknya terdapat klausa kompleks yang berlapis 1, 2 dan 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua jenis ekspansi ada dalam iklan-iklan di majalah ini. Dari iklan-iklan yang diteliti, iklan kosmetik mendominasi dengan menggunakan klausa satu tingkat; alasannya karena karena jenis klausa ini paling sederhana dibandingkan dengan klausa kompleks dan lebih mudah dipahami pembaca. Penelitian ini memberi manfaat kepada penulis berupa penjelasan yang cukup terang tentang hubungan semantik logis. 2.9.3 Representasi Idealogi Masyarakat Melayu Serdang dalam Teks, Situasi, dan Budaya Zein, 2009 Penelitian ini mengkaji tentang fenomena Semiotik Sosial Melayu Serdang MS yang difokuskan pada representasi Ideologi dalam bahasa teks, situasi, dan budaya. Adapun data yang digunakan Zein 2009 adalah satuan-satuan klausa transitivitas yang muncul dalam teks syair Melayu, pantun, mantra, cerita rakyat, pidato, khotbah jum’at dan wawancara. Data pendukung juga diambil dari informasi yang didapat dari responden tertentu sebagai narasumber. Zein 2009 menggunakan teori Linguisstik Sistemik Fungsional untuk menganalisis kajiannya. Adapun temuan beliau adalah, Ideologi Masyarakat Melayu Serdang direpresentasikan oleh trilogi Melayu Serdang melalui dimensi hubungan manusia dengan Pencipta Tuhan, manusia denan alam, dan manusia dengan makhluk, yang terdiri atas manusia, hewan, dan makhluk ghaib dalam pengalaman, situasi dan budaya. Menurut Zein 2009, ideologi Masyarakat Melayu Serdang MMS diwarnai dan diwataki oleh tiga proses, yakni: proses material, relasional, dan proses mental karena MMS selalu mengorientasikan diri mereka untuk berbuat, bergerak, bekerja, berkegiatan, bertindak, dan bereaksi. Dan menurut beliau lagi bahwa pencirian idealogi MMS oleh ketiga jenis proses transitivitas ini dimotivasi oleh realita sosial MMS, yang menganut dan mengamalkan trilogi MMS sebagai ideologinya dalam berbagai peritiwa dan kegiatan situasi dan budaya. Zein 2009 mengatakan bahwa pada tataran konteks budaya teks merepresentasikan fungsi sosial, struktur generik dan ciri linguistik teks MS. Menurut beliau lagi ketujuh teks yang terdiri atas pantun, syair, mantra, cerita rakyat, pidato, khotbah jum’at, dan percakapan degan nelayan dan pentani MS menjadi bagian budaya dan produk budaya MS. Pemaparan tentang proses-proses dalam sistem transitivitas, bahasa dalam konteks budaya dan situasi secara khusus mencerahkan penulis dalam proses penulisan tesis ini.

2.9.4 Proyeksi dalam Teks Berita dan Tajuk Rencana dalam Harian Waspada Nurlela, 2002