Sedangkan  dalam  contoh  4  bahwa  kebijakan  pemerintah  menaikkan  harga  BBM merupakan tindakan yang tidak memihak rakyat’ adalah isi dari klausa mental Masyarakat
menyakini.
2.7.2.1 Proyeksi Lokusi Parataksis dan Ide Parataksis
Proyeksi parataksis adalah proyeksi yang mengutip quote pengalaman linguistik seseorang  .  Dalam  tata  bahasa  tradisional  proyeksi  ini  disebut  dengan  kalimat  langsung
direct  speech  and  thought.  Dengan  kata  lain  proyeksi  direpresentasikan  sebagai  sebuah ‘kutipan’ Halliday, 2004:443.
Parataxis  is  the  linking  of  elements  of  equal  status,  both  the  initiating  and continuing  element  are  free,  in  the  sense  that  each  could  stand  as  a  functioning  whole.
Parataksis  adalah  hubungan  dari  elemen-elemen  baca:  klausa  yang  mempunyai  status yang  sama,  baik    klausa  primer  yang  memulai  maupun  klausa  sekunder  yang
melanjutkan dapat berdiri sendiri sebagai satu klausa yang utuh Halliday, 2004:384. Berdasarkan  keterangan  di  atas  disimpulkan  bahwa  proyeksi  lokusi  parataksis
adalah proyeksi yang mengutip kata-kata si pemilik pengalaman linguistik pertama dengan klausa    pemroyeksi  projecting  clause  memakai  proses  verbal.  Sedangkan  proyeksi  ide
parataksis, klausa pemroyeksi memakai proses mental. Eggins  1994:272-274  menyatakan  secara  implisit  bahwa  urutan  antara  klausa
pemroyeksi  projecting  clause  dan  klausa  terproyeksi  dalam  parataksis  dapat  dibalik; klausa pertama, klausa terproyeksi dan klausa pemroyeksi di posisi yang kedua.
Contoh: Lokusi Parataksis:
i Klausa pemroyeksi di awal:
1 They said
“2 “You’ve got to have blood tested”
ii       Klausa pemroyeksi setelah klausa terproyeksi 1
“You’ve got go have blood tested,” “2
They said Ide Parataksis:
i Klausa pemroyeksi di awal:
1 I thought to myself
‘2        ‘This is so exciting’ ii
Klausa pemroyeksi setelah klausa terproyeksi: 1
‘This is so exciting’, ‘2
I thought to myself Halliday  2004:446      sebelumnya  telah  menyatakan  bahwa    dalam  parataksis
sangat  mungkin  urutan  antara  klausa  primer  klausa  pemroyeksi    dan  klausa  sekunder klausa  terproyeksi  ditukarposisikan.  Hal  ini  sering  terjadi  dalam  mengutip  pengalaman
linguistik  seseorang  quoting.  Dalam  bahasa  Inggris  lisan,  klausa  pemroyeksi  secara phonologi  kurang  menonjol  dibandingkan  dengan  dengan  klausa  yang  terproyeksi.  Beliau
mengistilahkan klausa pemroyeksi dalam posisi ini hanya sebagai ‘tail’ ekor.  Gambaran dari ‘tone’ tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.5 : Tataurutan dan Pilihan Tone dalam Proyeksi Parataksis
Halliday, 2004:446
a 1”2
Brutus said: ‘Caesar
was ambitious’
1 “2
Prolictic b
“12 ‘Caesar was ambitious’
Said Brutus “1
2
Tone “tail”:  continued
fall c “12
‘Caesar’ Said Brutus
‘was ambitious’
“1 2
Tone 4 “tail”:    continued
fall-rise Tone 1
d “1  2 ‘Was Caesar ambitious?’  Asked
Mark Antony
“1 2
Tone 2 2 continued rise
2.7.2.2 Proyeksi Lokusi Hipotaksis dan Ide Hipotaksis