Proyeksi vs Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

Ke empat jenis proyeksi di atas dapat digambarkan melalui tabel di bawah ini: Tabel 2.6: Jenis-jenis Proyeksi Diadaptasi dari Halliday 2004:444 Parataksis “langsung, dikutip” 1 2 Hipotaksis “taklangsung, dilaporkan” αβ Ide ‘ mental 1 ’2 Brutus berpikir, ‘Kaisar itu ambisius’ α’β Brutus berpikir bahwa Kaisar itu ambisius Lokusi “ Verbal 1 ”2 Brutus berkata, “ Kaisar itu ambisius” α “β Brutus berkata bahwa Kaisar itu ambisius Tingkat salingtergantungan antara klausa secara teknik disebut taksis. Dalam parataksis tingkat salingketergantungan mempunyai status yang setara equal status. Dengan kata lain, klausa elemen di klausa primer dan elemen di klausa sekunder memiliki status yang sama, klausa primer memulai kemudian klausa sekunder melanjutkan. Tidak seperti parataksis, kesalingtergantungan klausa pada hipotaksis memiliki status yang tidak setara unequal status; satu klausa dominan dan yang satunya lagi terikat Halliday, 2004:374-375.

2.8 Proyeksi vs Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

Secara konseptual proyeksi setara dengan kalimat langsung dan tidak langsung. Dalam TLSF, parataksis setara dengan kalimat langsung, sedangkan hipotaksis setara dengan kalimat tidak langsung. Kalimat langsung dan tidak langsung sudah lebih dikenal secara umum di masyarakat dibandingkan dengan proyeksi yang ada dalam TLSF. Walaupun terdapat persamaan konsep antara proyeksi dan kalimat langsung dan tidak langsung, namun ada beberapa hal yang berbeda antara keduanya. Perbedaan- perbedaan itu adalah: 1. dalam proyeksi, kalimat langsung disebut parataksis dan kalimat tidak langsung disebut hipotaksis; 2. Dalam kalimat langsung dan tidak langsung tidak ada istilah ‘kalimat langsung ‘ide’ atau kalimat tidak langsung ‘lokusi’, tetapi dalam proyeksi ada istilah lokusi; yaitu jika proses yang digunakan dalam klausa pemroyeksi adalah proses verbal. Contoh : Ayah berkata , “anak laki- laki itu harus pemberani”; jika proses yang digunakan dalam klausa pemroyeksi adalah proses mental, ia disebut proyeksi ‘ide’. Contoh: Dia berfikir bahwa dia harus pergi sekarang. Ada 3 cara pengutipan dalam kalimat langsung http:yusbuset.wordpress.com20080122kalimat-langsung-dan-kalimat-tak-langsung : 1. Pengantar – Kutipan Contoh: 1 Ibu bertanya kepadaku, “Mengapa kamu tidak belajar malam ini?” 2 Ayah berkata kepada orang itu,” Sebaiknya kamu segera pergi dari sini.” 2. Kutipan – Pengantar Contoh: 1 “Siapa namamu?” Tanya ayah kepada temanku. 2 “Sebaiknya kita segera meninggalkan tempat ini.” Kataku kepada mereka 3. Kutipan – Pengantar – Kutipan Contoh: 1 “Kamu harus belajarlah yang rajin.” Kata Ibu kepadaku,”Agar kamu lulus ujian.” 2 “Apakah kalian mendengar bunyi ‘kring-kring’ tadi? tanya ayah kepada kami,”Sangat menakutkan” Dari contoh- contoh di atas, istilah ‘kutipan’ dan ‘pengantar’ pada kalimat langsung disebut dengan ‘klausa pemroyeksi’ dan klausa yang diproyeksi terproyeksi pada proyeksi.

2.9 Penelitian Sebelumnya