45
3.2. lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Nagori Teluk Lapian, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun. Alasan peneliti memilih daerah ini adalah karena di nagori
tersebut terdapat 40 kepala keluarga yang mata pencaharian utamanya sebagai pengrajin batu bata, dengan banyaknya pengrajin 227 orang pekerja pengrajin dan pengusaha
pengrajin, dikarenakan pekerja pengrajin bukan pekerja tetap sebagai pengerajin batu bata, selain itu peneliti sangat tertarik untuk kehidupan masyarakat pengrajin batu bata dan ingin
melihat secara dekat segala kegiatan atau aktifitas mereka terutama dalam mempertahankan hidup ditengah himpitan ekonomi yang mendesak mereka, dimana
mereka hanya mengandalkan mata pencaharian sebagai pengerajin batu yang pendapatannya tidak menentu. Dalam hal ini justru mereka semakin terpuruk dan semakin
sulit dalam kemiskinan karena lahan atau tanah dan sawah yang mereka miliki sudah tidak dapat dikelolah akibat sudah menjadi kubangan yang tanahnya diambil untuk digunakan
sebagai bahan baku pembuatan batu bata.
3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis
Unit analisis adalah suatu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian Arikunto, 1999: 22 . Adapun unit analisis dalam penelitian perangkap kemiskinan pengrajin batu
bata di Nagori Teluk Lapian yaitu 40 kepala keluarga yang mencari nafkah sebagai pengrajin batu bata, terutama pengrajin yang sudah lebih dari 5 tahun menggantungkan
mata pencahariannya sebagai pembuat batu bata.
3.3.2 Informan
Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian Bungin, 2007:76.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu para pemilik pengerajin dan
Universitas Sumatera Utara
46 pekerja pengrajin batu bata yang telah lama membuat batu bata, setidaknya lebih dari
sepuluh tahun. Adapun kategori informan dari penelitian ini yaitu: 1.
Pengusaha pengrajin batu bata, merupakan orang yang memiliki kerajinan batu bata tersebut.
2. Pekerja penggali tanah, merupakan orang yang bekerja kepada pengusaha pengrajin
batu bata, yang bekerja sebagai penggalimencangkul tanah yang akan digunakan untuk membuat batu.
3. Pekerja penggilingmelumatkan tanah, merupakan orang yang bekerja kepada
pengusaha batu bata, yang bekerja sebagai penggiling atau melumatkan tanah dengan bantuan mesin.
4. Pekerja pencetak batu bata, merupakan orang yang bekerja kepada pengusaha batu
bata, yang bekerja sebagai pencetak batu. 5.
Nyigerpenjemur batu, sama halnya dengan pekerja pencetak batu, dimana pekerja pencetak batu rangkap tugasnya sebagai penjemur batu dalam waktu yang
bersamaan. 6.
Pekerja pelangsir batu, merupakan orang yang bekerja kepada pengusaha batu, yang bekerja sebagai pengangkat batumemindahkan batu bata ke tempat
pembakaran. 7.
Pekerja yang menjaga pembakaran batu, merupakan orang yang bekerja pada pengusaha batu, yang bekerja 1 hari 1 malam menjaga api dalam pembakaran batu
agar tidak bara apinya tidak sampai mati, pekerjaan ini biasanya dilakukan 2 orang dan jangka waktu pembakaran batu ini bias sampai 2 atau 3 hari berturut - turut.
Universitas Sumatera Utara
47
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi