113 Seperti yang diungkapkan oleh informan berikut.
“Disinipun kebanyaan anak lajangnya juga ikut buat batu, habis dari pada gak ada kerjaan lain dan nganggur ya buat batu lah, kan
lumayanlah bisa beli – beli rokok. Kalaupun meranto pun sama ajanya itu paling Cuma dapat berapa lah itu sebulan, kalok
dosinikan buat batu sekali bakar bisa dapet sampe enam jutaan uangnya. Kalok mau kerja yang laen paleng kerja ikut – ikut montor
buah lah,,,ngangkat buah atau tangkos”. Hasil wawancara dengan Abang Gunawan, September 2012
Sama halnya yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut. “ Lah,,ngopoin adoh – adoh ngapain jauh – jauh meranto ke
Pekan Baru, toh,,,podoai sama saja ,,,ya mendingan di kampong buat batu malah lebih banyak uangnya. Cobak lah kalok di itung –
itung, awak buat batu satu bulan bisa dapet uang enam juta, tapi kalok kerja meranto paleng Cuma dapet duet satu setengah juta.
Yah,,,mendingan kerja buat batu ajalah. Hasil wawancara dengan Bang Ipan, September 2012
Dari pernyataan informan di atas mereka lebih memilih bekerja membuat batu di desa dari pada harus merantau ke luar kota seperti kota Medan ataupun Pekan Baru. Hal ini
disebabkan bekerja di luar kota juga tidak merubah kondisi pekerjaan mereka yang lebih baik, dikarenakan persaingan kerja yang lebih ketat, sehingga mereka lebih memilih untuk
bekerja di desa sebagai pengrajin batu bata.
5. 1.2.3 Kekuasaan Agen Menentukan Harga Jual Batu Bata.
Dalam penjualan hasil produksi batu bata, biasanya pengusaha pengrajin batu batu menjualnya kepada agen ataupun langsung menjualnya kepada konsumen, namun setiap
pengusaha lebih sering menjualnya kepada agen yang sudah menjadi langganan mereka. Ada keuntungan dan kerugian apabila pengusaha pengrajin batu bata menjual hasil
produksinya kepada pihak agen maupun dengan konsumen secara langsung. Keuntungan pengusaha menjual hasil produksi batu bata kepada agen maka batu mereka akan cepat
laku dan habis terjual, sehingga perputaran uang akan lebih cepat, dan mereka dapat segera
Universitas Sumatera Utara
114 mendapatkan uang untuk memutar moda kembali, sebaliknya kerugiannya adalah agen
sudah menentukan harga jual kepada pengusaha, sehingga akan berdampak pada pendapan pengusaha, jika harga batu bata turun maka keuntungan yang diperoleh akan lebih sedikit
sehingga akan berdampak upah pekerja. Sedangkan keuntungan pengusaha menjual hasil produksi batu batanya pada
konsumen secara langsung maka pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena pengusaha yang menentukan harga jual batu. Sementara kerugiannya adalah
jika pengusaha menjual kepada konsumen, pengusaha harus menunggu waktu yang relatif lama, hal ini disebabkan tidak setiap saat konsumen datang untuk membeli batu. Dengan
demikian pengusaha relatif lebih lama untuk mendapatkan uang dan akan menghambat perputaran modal produksi batu bata bulan berikutnya. Hal ini yang mengakibatkan
daripada batu mereka tidak laku sama sekali, pengusaha lebih sering menjual hasil produksi batu bata kepada agen meskipun terkadang harga jual batu bata murah.
Seperti penuturan informan berikut ini. “ Kalau bapak biasanya jual langsung sama agen, jadi kalau setiap
abis bakar kalau ada agen yang nyarik ya uda langsung di jual aja, biar cepat dapat uang. Tapi ya gitulah kalau harga batu murah
sedikit kali untungnya. Bapak Marjuki
Sama halnya dengan penuturan berikut ini “ Kalau jual batu biasanya memang sama agen, tapi pernah harga
batu ini turun sampe 240 perakbijik ya cuma dikit lah untungnya, modalnya nya aja besar, tapi mau kayak mana lagi dari pada gak
dijual gak dapat uang. Ibu Sudarni
Hal yang sam juga diungkapkan informan berikut “ Kalok awak biasanya si jual sama agen, tapi terkadang ada juga
orang yang datang langsung nyarik batu kemari. Tapi kalok mau nunggu orang yang beli lama la , karenakan gak setiap hari orang
nyarik batu bata. Kalau awak bebas kerena gak ada langganan agen. kalok jual sama agen kasi tawar harga 280 perakbiji, tapi
Universitas Sumatera Utara
115 kalok sama orang yang datang langsungkan bisa awak jual sampe
Rp.330bijik Bapak Wagiman Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Marjuki, Ibu Sudarni dan Bapak
Wagiman, mereka biasa menjual hasil produksi batu bata kepada agen, sehingga setiap selesai pembakaran esok harinya langsung dijual pada agen, meskipun terkadang harga jual
batu turun. Tujuannya adalah agar perputaran modal lebih cepat dibandingkan apabila harus menunggu konsumen yang datang langsung.
Adanya kekuasaan agen dalam menentukan harga jual batu bata kepada pengusaha pengrajin batu bata terkadang merugikan pengrajin disebabkan dari hasil penjualan batu
bata yang tidak sesuai dengan tenaga dan pengeluaran biaya produksi. Jika harga jual batu bata turun hingga Rp.240biji maka dalam 20.000 batu bata yang diproduksi hanya
mendapatkan penghasilan Rp. 4.800.000, sedangkan modal yang dikeluarkan dalam setiap pembakaran batu diperlukan modal Rp.3.000.000.
Tergantungnya pengusaha terhadap agen membuat mereka mau tidak mau harus menjual hasil produksi batu bata mereka, meskipun harga jual batu bata yang ditawarkan
murah, terutama pada saat menjelang Bulan Ramadhan dan Hari raya Idul Fitri. Kekuasaan agen dalam menentukan harga jual membuat keuntungan yang berlipat
ganda karena harga jual yang ditawarkan pada pengusa berkisar Rp.280 sampai Rp.300 per biji. Setelah agen selesai dalam transaksi jual beli batu kepada pengusaha, maka batu bata
akan dijual kembali ke daerah Aek Kenopan bisa sampai Rp.400 – Rp.500 per biji. Keuntungan besar yang diperoleh agen tidak berpengruh pada keadaan atau kondisi
ekonomi pengrajin batu bata, justru keadaan mereka tetap saja masih kekurangan.
Universitas Sumatera Utara
116 Seperti penuturan informan berikut.
“ Abang biasanya jual sama agen, karena uda ada agen langganan yang datang kemari. Kalau jual sama konsumen langsung si jarang,
kadang – kadang aja, tapi kalau uda habis bakar besoknya langsung datang agen kemari ambil batu.ya gitu aja kalok uda habis setiap
bakar batu. Nanti agen ngambil disini 280 perak perbijik, nanti uda sampe luar dijualnya lagi sampe 400 biji. Abang Hendra
Sama halnya dengan pemaparan informan berikut “ Orang sini biasanya jual batu sama agen. karena disini gak ada
agen, disini yang nyarik agen luar semua dari kenopan. Kalau orang tu ngambil batu disini 280 perak perbijik, nanti kalau uada
sampe di luar bisa sampe 450 perak perbijiknya, jadikan orang tu lebih untung banyak, tapi kalok disini pas waktu harga batu turun
pada bulan puasa harga bisa sampe 240 perak, terkadang mau gak dijual tapi nanti gak punya duit tapi kalok dijual dikit kali
untungnya. Bapak Lambang
Berdasarkan hasil wawancara dengan Abang Hendra dan Bapak Lambang, mereka akan menjual hasil produksinya pada agen yang sudah menjadi langganan. Setiap agen
membeli batu pada Bapak Lambang dan Abang Hendra, maka akan dijual di luar daerah dengan harga relatif tinggi dan keuntungan yang diperoleh agen juga akan lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan pengusaha. Dari beberapa keterangan informan di atas dapat tergambar bahwa adanya
ketergantungan pengusaha dan kekuasaan pada agen dalam menentukan harga jual produksi batu bata, dengan kondisi seperti ini maka akan semakin membuat lingkaran
kemiskinan yang tidak akan pernah terputus terhadap pengrajin batu bata.
5.1.2.4 Tidak Adanya Jaminan Sosial Pensiun, Kesehatan, dan kematian