24
2.1.2 Kemiskinan di Pedesaan
Menurut UU no.22 Tahun 1999, menyatakan bahwa desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat berdasarkan asal-usul dan adat –istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintah nasional dan dibawah kabupaten Widjaya 2000: 26 pada Johara dan
Pramandika 2006: 262. Indonesia merupakan Negara agraris karena lebih dari separuh penduduknya hidup dari pertanian. Berhubungan dengan hal itu sebagian besar penduduk
±60 bertempat tinggal di pedesaan. Wilayah pedesaan sangat luas, jumlah penduduknya sangat banyak, tingkat pendapatan, pendidikan dan derajat kesehatan adalah rendah. Selain
itu akses terhadap faktor-faktor produksi, modal usaha, investasi dan memperoleh informasi sangat lemah, sehingga kemajuan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan jauh
tertinggal dibandingkan masyarakat perkotaan. Pembangunan pedesaan menurut Mosher Mosher 1964:45 pada Johara dan Pramandika 2006:83 bertujuan untuk menghilangkan
atau mengurangi berbagai hambatan dalam kehidupan sosial ekonomi, seperti kurangnya pengetahuan, keterampilan, kesempatan kerja dan sebagainya, yang mengakibatkan
penduduk desa miskin.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas yang dilaksanakan pada bulan Maret 2011, jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara pada bulan Maret
2011 sebanyak 1.481.300 orang 11,33 dari total jumlah penduduk, khususnya di kota- kota Sumatera Utara. Jumlah penduduk miskin itu sebaliknya bertambah di perkotaan
yakni sebanyak 2.100 orang atau menjadi 691.100 orang. Dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin di perkotaan membuat persentase jumlah golongan itu dengan di daerah
pedesaan hampir berimbang, yakni 11,89 di pedesaan dan perkotaan 10,75 . Pada bulan Maret 2011, garis kemiskinan Sumut sebesar Rp.246.560 per kapitabulan,
dimana untuk perkotaan di angka Rp.271.713 dan pedesaan Rp.222.226 per kapita
Universitas Sumatera Utara
25 bulan.Berbeda dengan perkotaan, jumlah penduduk miskin Sumut yang berada di daerah
pedesaan pada Maret 2011 sebanyak 790.200. Jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal pada masing-masing daerah tersebut, maka persentase penduduk miskin di daerah
perdesaan sebesar 11,89 , sedangkan di daerah perkotaan sebesar 10,75 . Widyastuti, Indra.
2011. Jumlah Warga Kota Sumatera Utara Naik. Waspada
Onlinehttp:www.waspada.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid=203 400:jumlah-warga-miskin-kota-sumut-naikcatid=77:fokusutamaItemid=131. Diakses
pada 2 Mei 2012, pukul 14.30 Wib. Menurut Peet Bourne dan Simmon, 1918:463 pada Jayadinata dan Pramandika
2006:116 , ada 5 hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan: 1.
Pemilik alat produksi misalnya tanah, oleh pengusahapenggarap dapat secara koperasi
2. Sifat pengembangan ekonomi harus dipilih supaya penduduk dapat memperoleh
pendapatan yang cukup dengan modal dari bantuan pemerintah. 3.
Diusahakan adanya disentralisasi industri ke daerah pedesaan, yang berguna juga untuk melestarikan berbagai unsur sosial budaya lokal.
4. Pengembangan dilakukan dengan perencanaan sosial ekonomi yang
komprehensif dan dinamis. 5.
Mengikutsertakan partisipasi dan pengalaman penduduk dalam pelaksanaan rencana.
2.1.3 Sektor Informal di Pedesaan