50
3.6. Interpretasi Data
Data yang dikerjakan sejak peneliti mengumpulkan data dilakukan secara intensif setelah pengumpulan data selesai dilaksanakan. Menurut pada Lexy J. Meleong 2002 :
190, pengolahan data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, pengamatan observasi yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya. Data tersebut setelah dibaca, dipelajari dan telah ditelaah maka langkah selanjutnya
adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang terperinci, merujuk keinti dengan menelaah
pernyataan – pernyataan yang diperlukan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyusun data – data dalam satuan – satuan itu kemudian
dikategorisasikan. Berbagai kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan lainnya dan diintepretasikan secara kualitatif. Proses analisis dalam penelitian ini telah dimulai sejak
awal penulisan proposal, sehingga selesainya penelitian ini yang menjadi ciri khas dari analisis kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
51
3.7 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
Bulan ke- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
1 Pra Observasi
√ 2
ACC Judul √
3 Penyusunan Proposal
√ √ √ √ 4
Seminar Proposal √
5 Revisi Proposal
√ √ 6
Penelitian Lapangan √ √ √
7 Pengumpulan dan
Intepretasi Data √ √ √
8 Bimbingan Skripsi
√ √ 9
Penulisan Laporan √ √ √
10 Sidang Meja Hijau √
√
Universitas Sumatera Utara
52
3.8 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjdi keterbatasan bagi peneliti adalah adanya dua jenis metode penelitian yaitu perpaduan antara metode penelitian kualitatif dengan metode
penelitian kuantitatif yang peneliti belum terlalu mengetahui sehingga peneliti harus lebih banyak belajar kembali dan masih banyak kekurangan. Selain itu di dalam proses di
lapangan kesulitan atau kendala bagi peneliti yaitu wawancara mendalam sembari dengan menyebar koesioner, sehingga peneliti harus membagi waktu seefektif mungkin, akan
tetapi terkadang membuat peneliti menjadi bingung dan pemikirannya menjadi terbagi dua karena mana dahulu yang harus difokuskan untuk dikerjakan.
Disisi lain dalam proses di lapangan banyak informan yang beranggapan bahwa peneliti adalah seorang sales yang menjual produk - produk dikarenakan mereka sangat
asing melihat mahasiswa, apalagi yang dilihat mengenai orang- orang yang bekerja sebagai pengrajin batu bata, disebabkan sebelumnya tidak ada orang mahasiswa yang meneliti di
Nagori Teluk Lapian terutama meneliti tentang pengrajin batu bata. Kesulitan yang lainnya yaitu saat akan mewawancarai para informan, pada pagi hari mereka sudah bekerja dan
mencetak batu bata sampai tengah hari jam 12 siang, jika pada pagi hari mewawancarai maka akan mengganggu pekerjaan mereka, sedangkan pada siang harinya mereka istirahat
melepas lelah, jadi pada saat sore hari peneliti dapat wawancara akan tetapi sore harinya mereka juga menyambung pekerjaan mereka yaitu menyiger menyusun batu bata atau
sedang meluluh tanah untuk dicetak kembali pada esok paginya. Jadi dalam hal ini peneliti juga harus dapat melihat kesempatan atau peluang untuk wawancara agar tidak
mengganggu pekerjaan mereka.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN PROFIL INFORMAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1Sejarah Nagori
Nagori Teluk Lapian dahulu adalah sebuah perkampungan dibatasi dan dikelilingin perkebunan BUMN Kebun Tinjowan yang dihuni beberapa suku terutama suku jawa dan
suku batak. Pada awalnya Nagori Teluk Lapian adalah bagian dari NagoriKelurahan Ujung Padang yang mana awalnya adalah sebuah dusun. Sesuai dengan kebijakan para
tokoh masyarakat yang ada di lingkungan kelurahan dan berkali – kali telah melakukan diskusi dalam pengembangan dan pembangunan huta akhirnya dapat disepakati untuk
dilakukan pemekaran wilayah atau melepaskan dari pemerintahan induk Nagori Kelurahan Ujung Padang.
Setelah dilakukan evaluasi ternyata Huta Teluk Lampin telah mampu untuk melaksanakan pemerintahan sendiri dengan masa transisi 2 tahun. Waktu kian berlalu
dengan semangat pembangunan masyarakat saling bahu membahu dalam membangun nagorinya sehinggga samapai sekarang Nagori Teluk Lapian telah defenitif. Setelah
dilakukan survey atas kelayakan untuk dijadikan nagori, maka daerah ini menjadi Nagori Teluk Lapian dan oleh pemerintah kabupaten daerah lingkungan ini dijadikan nagori yang
bernama Nagori Teluk Lapian.
Universitas Sumatera Utara