102
5.1.1.1 Tingkat Pendidikan yang Rendah
Berdasarkan tabel 4.2.1 mayoritas pendidikan formal terakhir pengrajin batu bata adalah SD Sekolah Dasar yang terdapat 37 responden 63 . Hal ini dapat
diterangkan semakin rendah pendidikan seseorang maka akan berpengaruh pada pekerja yang digeluti dan rendahnya pendapatan yang diterima. Dengan pendapatan rendah maka
akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari dan tidak dapat meyekolahkan anak kejenjang yang lebih tinggi perguruan tinggi disebabkan
keterbatasan biaya. Seperti pemaparan informan seperti berikut ini
“ orang dulukan jarang yang sekolah tinggi – tinggi, gak kayak anak sekarang sampe kuliah gini. Kayak awak dulu umur 16 tahun
uda kawin, itupun gak sempet tamat SD, ya,,,diajak nikah sama bapaknya,,,ya uda mau ajalah, karenakan awak ma bapak tu beda
umurnya 10 tahun”. Anak ibu juga semua cumak tamat SMP,tapi Cuma satu lah yang paling kecil nyambung di MAN, itupun karena
disuruh abangnya, makanya abangnya yang nyambungkan sekolah, jadi abangnya lah yang nyarik – nyarikan, jadi abangnya semua
yang belikan apa – apanya. Hasil wawancara dengan Ibu Tukini, Juli 2012
Sama halnya seperti pernyataan informan berikut ini “Gimana ya dibilang,,,awak aja dulu cuman tamat SD, tapi itupun
gak sampe tamat,mungkin kelas 2 atau kelas 3 uda lepas gak ngelanjot sekolah lagi . Anak ibu aja yang paling kecil tadi uda gak
ngelanjut sekolah lagi tahun ini, seharusnya dia itu nyambung Sanawiyah tapi karena gak ada biaya,,,ya udalah gak ngelanjut lagi,
ya,,,cuman tamat SD aja”. Hasil wawancara dengan Ibu Sumarni, Juli 2012
Berdasarkan hasil wawancara dilapangan dengan Ibu Tukini dan Ibu Sumarni, dari keterangan keduanya mereka tidak sempat menamatkan pendidikan sekolah dasar SD .
Begitu juga dengan Ibu Sumarni yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang sekolah menengah pertama SMP , dan kini anak Ibu Sumarni ikut bekerja
sebagai pembantu rumah tangga di Kota Medan bersama anak Sulung Ibu Sumarni.
Universitas Sumatera Utara
103 Keterbatasan pendidikan memaksa anak Ibu Sumarni yang masih berusia 16 tahun untuk
bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Akan tetapi anak bungsu Ibu Tukini masih dapat menyambung sekolah ke jenjang sekolah menengah atas SMA , disebabkan semua biaya
sekolah di bantu oleh abangnya, sehingga Ibu Tukini tidak terbebani dengan biaya pendidikan anaknya tersebut. Dapat digambarkan bahwa tingkat pendapatan informan
yang rendah mengakibatkan keterbatasan biaya dalam meyekolahkan anak. Begitu juga dengan pemaparan informan berikut ini
“ Kalok abang dulu gak pun sampe tamat SMP, karena abang dulu bandel kali waktu sekolah suka cabut sama kawan - kawan, ya
udalah habis tu gak sekolah lagi, ya uda di rumah aja buat batu bantuin orang bapak, tapi sekarang bapak abang uda gak buat lagi,
ya uda abang la sekarang jadinya yang buat hasil wawancara Ipan, juli 2012 .
Dilihat dari penuturan informan di atas dapat digambarkan bahwa pendidikan yang rendah mempengaruh keterbatasan peluang untuk meraih pekerjaan yang lebih baik di
dalam dunia kerja. Bekerja sebagai pengrajin batu bata merupakan pekerjaan yang hanya bisa mereka lakukan. Hal ini disebabkan bekerja sebagai pengrajin batu bata cukup
memerlukan kekuatan tenaga. Dengan pekerjaan yang berat serta pendapatan atau upah rendah sehingga mereka juga tidak dapat menyekolahkan anak kejenjang yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
104
5.1.1.2 Keterbatasan Skill atau Keahlian yang Dimiliki.