jentik nyamuk di sekitar rumah semakin kecil kemungkinan berjangkitnya DBD. Untuk itu, semua jentik yang berada di sekitar rumah harus dimusnahkan. Kegiatan
3M adalah cara yang efektif untuk mengendalikan atau memusnahkan jentik nyamuk. Oleh karena itu, kegiatan 3M merupakan cara yang lebih penting dibanding dengan
kegiatan penyemprotan Nadesul, 2004. Salah satu usur terpenting dari kegiatan 3M adalah membersihkanmenguras
tempat-tempat penampungan air yang merupakan tempat potensial bagi perkembangbiakan nyamuk. Pengurasan TPA harus dilakukan secara teratur
sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembangbiak di tempat tersebut Depkes RI, 2007.
Menguras TPA minimal seminggu sekali sebab : telur nyamuk Aedes aegypti di dalam air dengan suhu 20-40
o
C akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari; pada kondisi optimum larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 4-9 hari;
kemudian pupa berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-3 hari. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa
memerlukan waktu kurang lebih 7-14 hari Soegijanto, 2006. Oleh karena hal tersebut, jika responden dan atau anggota keluarganya memiliki kebiasaan
membersihkan TPA
lebih dari
seminggu sekali
maka peniliti
akan menggolongkannya ke dalam katagori tidak baik berisiko.
5.4.2 Hubungan Kebiasaan Menutup TPA dengan Kejadian DBD
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada kelompok kasus dan kontrol mayoritas tidak memiliki kebiasaan menutup TPA, yaitu masing-masing
sebesar 90,7 68 orang dan 84,5 60 orang. Uji statistik chi-square menunjukkan nilai p =0,258 p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara kebiasaan menutup TPA dengan kejadian DBD. Keadaan ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Andini 2011 yang
menyatakan bahwa salah satu varibel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah praktik menutup rapat tempat penampungan air dengan nilai p0,05;
OR=4,047 95 CI= 1,545 - 10,559. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan risiko antara
yang memiliki kebiasaan menutup TPA dengan yang tidak memiliki kebiasaan menutup TPA karena baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol sebagian
besar tidak melakukan kebiasaan ini. Dengan demikian, kebiasaan menutup TPA bukan merupakan determinan kejadian DBD di Kecamatan Medan Tembung.
Masyarakat di Kecamatan Medan Tembung tidak terbiasa menutup TPA oleh karena sebagian besar TPA yang dimiliki adalah TPA berupa bak mandi.
Ketersediaan tutup pada TPA berupa bak mandi sangat jarang dijumpai apalagi bak dengan ukuran yang cukup besar. Jenis TPA yang biasanya memiliki tutup adalah
ember atau drum. Salah satu upaya pencegahan perkembangbiakan nyamuk vektor DBD adalah
kegiatan 3M dan salah satu unsur dari 3M tersebut adalah menutup tempat penampungan air Depkes, 2007. Ketersediaan tutup pada kontainer sangat
diperlukan untuk menekan jumlah nyamuk yang meletakkan telurnya pada kontainer oleh karena terhalang penutup kontainer tersebut. Apabila semua masyarakat telah
menyadari pentingnya
menutup tempat
penampungan air,
diharapkan perkembangbiakan nyamuk dapat ditekan dan jumlah kejadian DBD juga dapat
dikurangi bahkan diberantas.
5.4.3 Hubungan Kebiasaan Menabur Bubuk Abate dengan Kejadian DBD