Determinan Penyakit DBD Epidemiologi Penyakit DBD .1 Distribusi Penyakit DBD

akhir-akhir ini ditemukan kasus DBD di awal bulan Januari. Di Indonesia, epidemik dimulai sesudah bulan September, dan mencapai puncaknya sekitar bulan Desember Soegijanto, 2006.

2.3.2 Determinan Penyakit DBD

Timbulnya suatu penyakit, termasuk penyakit DBD dapat diterangkan melalui konsep segitiga epidemiologi, yaitu adanya faktor pejamu host, penyebab agent, dan lingkungan environment. a Pejamu Host Host merupakan manusia yang peka terhadap infeksi virus dengue. Menurut Sari dalam T. Azizah 2010, faktor-faktor yang terkait dalam penularan DBD pada manusia antara lain golongan umur, pendidikan, penghasilan, suku bangsa, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, tingkat kerentanan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta perkumpulan yang ada di masyarakat. Golongan umur akan memengaruhi peluang terjadinya penularan penyakit. Lebih banyak golongan umur 15 tahun berarti kelompok yang rentan untuk sakit DBD akan lebih besar. Sementara itu, pendidikan akan memengaruhi cara berpikir dalam penerimaan penyuluhan dan cara pencegahanpemberantasan yang dilakukan sedangkan penghasilan akan memengaruhi kunjungan untuk berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit. Tiap suku bangsa mempunyai kebiasaannya masing-masing sehingga hal ini juga memengaruhi penularan DBD. Bila di suatu rumah terdapat nyamuk penular maka akan berpotensi menularkan penyakit pada orang yang tinggal di rumah tersebut, orang-orang di rumah sekitarnya, atau orang-orang yang berkunjung ke rumah tersebut yang berada dalam jarak terbang nyamuk. Lebih padat penduduk akan lebih mudah untuk terjadi penularan DBD karena jarak terbang nyamuk diperkirakan 50 meter. Mobilitas penduduk akan memudahkan penularan dari satu tempat ke tempat lain. Kekuatan dalam tubuh individu tidak sama dalam menghadapi suatu penyakit, ada yang mudah kena penyakit dan ada yang tahan terhadap penyakit. Oleh karena itu, kerentanan terhadap penyakit akan berbeda pada tiap individu. Melalui perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi risiko penularan penyakit DBD. Perkumpulan yang ada dimasyarakat juga bisa digunakan untuk sarana Penyuluhan Kesehatan Masyarakat PKM. b Penyebab Agent Agent penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang termasuk kelompok B-Arthropod Borne Virus Arboviroses yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu ; DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain. Di Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan di beberapa rumah sakit menunjukkan bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak menunjukkan manifestasi klinik yang berat Depkes RI, 2004a. c Lingkungan Environment Sukamto 2007 memaparkan determinan lingkungan environment antara lain sebagai berikut: c.1 Lingkungan Fisik, yang terkait antara lain : macam tempat penampungan air, ketinggian tempat, hari hujan, kecepatan angin, suhu udara, tata guna tanah, pestisida yang digunakan, dan kelembaban udara. Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti dibedakan berdasarkan bahan tempat penampungan air logam, plastik, porselin, fiberglass, semen, tembikar, dan lain lain, warna tempat penampungan air putih, hijau, coklat, dan lain-lain, letak tempat penampungan air di dalam rumah atau di luar rumah, penutup tempat penampungan air ada atau tidak ada, pencahayaan pada tempat penampungan air terang atau gelap, dan sebagainya. Di tempat dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut tidak ditemukan nyamuk Aedes aegypti. Curah hujan menambah genangan air sebagai tempat perindukan, menambah kelembaban udara terutama untuk daerah pantai. Banyaknya hari hujan akan memengaruhi kelembaban udara. Kecepatan angin juga memengaruhi suhu udara dan pelaksanaan pemberantasan vektor dengan cara fogging. Suhu udara memengaruhi perkembangan virus di tubuh nyamuk. Tata guna tanah menentukan jarak dari rumah ke rumah. Pestisida yang digunakan memengaruhi kerentanan nyamuk. Kelembaban udara memengaruhi umur nyamuk. c.2 Lingkungan Biologi Pada lingkungan biologi, yang memengaruhi penularan penyakit DBD terutama adalah banyaknya tanaman hias dan tanaman pekarangan. Bila banyak tanaman hias dan tanaman pekarangan, berarti akan menambah tempat yang disenangi nyamuk untuk beristirahat. Pada tempat-tempat yang demikian, akan memperpanjang umur nyamuk dan penularan mungkin terjadi sepanjang tahun di tempat tersebut.

2.4 Pencegahan dan Pengendalian DBD