yang bersih dari sampah berserakan yang dapat menampung air, seperti kaleng bekas, ban bekas, plastik bekas.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa benda-benda seperti kaleng bekas, ban bekas, atau plastik bekas dapat memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap bertambahnya jentik nyamuk Aedes aegypti yang otomatis memberikan peluang terhadap kejadian DBD. Ban mobil bekas merupakan salah satu
tempat perkembangbiakan vektor utama di daerah perkotaan Suroso dalam Roose, 2008.
Apalagi berdasarkan data yang diperoleh, kasus DBD di Kecamatan Medan Tembung meningkat pada bulan-bulan dengan curah hujan tinggi Lampiran 1.
Keberadaan barang-barang bekas, terutama di luar rumah tentu saja dapat menjadi tempat tertampungnya air hujan yang berpotensi sebagai breeding place bagi vektor
DBD. Hal ini menyebabkan keberadaan non TPA semakin berpotensi menjadi determinan kejadian DBD.
5.3.4 Hubungan Keberadaan TPA Alami dengan Kejadian DBD
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada kelompok kasus dan kontrol mayoritas tidak terdapat TPA alami di sekitar rumahnya, yaitu masing-
masing sebesar 86,0 74 orang dan 90,7 78 orang. Uji statistik chi-square menunjukkan nilai p =0,341 p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara keberadaan TPA alami dengan kejadian DBD di Kecamatan Medan Tembung.
Keadaan ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Roose 2008 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan risiko kejadian DBD antara yang di
lingkungan rumahnya terdapat TPA alami dengan orang yang di lingkungan rumahnya tidak terdapat TPA alami p=0,000.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan risiko antara yang terdapat TPA alami dengan yang tidak terdapat TPA alami di sekitar rumahnya
karena baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol mayoritas tidak memiliki TPA alami di sekitar rumahnya. Meskipun banyak ditemukan
tanamantumbuhan di sekitar rumah responden, akan tetapi tanamantumbuhan tersebut tidak berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk. Tanamantumbuhan
tersebut lebih berpotensi sebagai tempat beristirahatnya nyamuk. Berdasarkan hasil penelitian, dari 172 responden, sebesar 88,37 tidak ditemukan keberadaan TPA
alami di sekitar rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa TPA alami jarang ditemukan di sekitar rumah masyarakat Kecamatan Medan Tembung.
5.3.5 Hubungan Keberadaan Kawat Kasa pada Ventilasi dengan Kejadian DBD
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada kelompok kasus dan kontrol mayoritas terdapat kawat kasa di sekitar rumahnya, yaitu masing-masing
sebesar 77,9 67 orang dan 87,2 75 orang. Uji statistik chi-square menunjukkan nilai p =0,108 p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara keberadaan kawat kasa pada ventilasi dengan
kejadian DBD dan keberadaan kawat kasa pada ventilasi bukan sebagai determinan kejadian DBD di Kecamatan Medan Tembung.
Keadaan ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Andini 2011 yang menyatakan bahwa penggunaan kawat kasa pada ventilasi rumah memiliki hubungan
yang bermakna dengan kejadian DBD dengan nilai p0,05; OR=3,613 CI= 1,174 - 11,114.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan risiko antara yang memiliki kawat kasa dengan yang tidak memiliki kawat kasa pada ventilasi
sebab walaupun di sebagian besar rumah responden terpasang kawat kasa pada ventilasi, akan tetapi pada siang hari pintu atau jendela rumah tetap terbuka. Mereka
biasanya menutup pintu atau jendela rumah ketika menjelang malam. Sementara, vektor DBD aktivitasnya berlangsung sekitar pukul 08.00-17.00 WIB. Hal ini
menyebakan vektor DBD dapat masuk ke dalam rumah responden. Dengan demikian, keberadaan kawat kasa pada ventilasi bukan sebagai determinan kejadian DBD di
Kecamatan Medan Tembung. Menurut Azwar 1996, kondisi rumah ditata sedemikian rupa sehingga
penghuninya terlindung dari kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan. Kondisi lingkungan rumah yang berkaitan dengan kejadian DBD dalam hal mudah atau
tidaknya nyamuk masuk ke dalam rumah adalah dengan menggunakan kawat kasa di setiap ventilasi sehingga nyamuk tidak dapat masuk ke dalam rumah.
Pencegahan penyakit bersumber dari nyamuk dapat dilakukan dengan pemasangan kawat kasa pada setiap ruang udara. Jumlah lubang pada kawat kasa
yang dianggap optimal 14-16 perinci 2,5 cm, bahannya bermacam-macam mulai dari tembaga, aluminium, sampai plastik. Kawat kasa merupakan penghalang bila
kawat kasa dalam keadaan baik. Kawat kasa harus dipasang pada setiap lubang yang ada pada rumah, tetapi kesulitan biasanya pada pemasangan di pintu dimana biasanya
diperlukan pintu ganda Yatim, 2007.
5.3.6 Hubungan Keberadaan Tanaman HiasTumbuhan dengan Kejadian DBD