5.4.1 Hubungan Kebiasaan MembersihkanMenguras TPA dengan Kejadian DBD
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kelompok kasus yang memiliki kebiasaan katagori tidak baik dalam membersihkan TPA sebesar 36,0 27 orang
sedangkan kelompok kontrol yang memiliki kebiasaan katagori tidak baik dalam membersihkan TPA sebesar 16,9 12 orang. Dengan demikian, kebiasaan
membersihkan TPA katagori tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok kasus dibanding kontrol. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0,009 p0,05
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan membersihkan TPA dengan kejadian DBD di Kecamatan Medan Tembung. Terbukti dengan hasil uji
statistik diperoleh nilai OR sebesar 2,766 95 CI= 1,268 - 6,030 yang berarti bahwa penderita DBD memiliki kebiasaan katagori tidak baik dalam membersihkan
TPA 2,766 kali lebih besar dibanding dengan yang tidak menderita DBD. Keadaan ini sesuai dengan hasil penelitian Widiyanto 2007 dan Andini
2011 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan membersihkanmenguras TPA dengan kejadian DBD dengan nilai signifikansi
masing-masing yaitu p0,05. Penyemprotan insektisida memang dapat membunuh nyamuk dewasa sebagai
vektor penular DBD. Tetapi selama jentik-jentik yang ada di tempat perindukannya tidak diberantas maka setiap hari akan muncul nyamuk baru. Jika jentik nyamuk
tersebut dibiarkan hidup akan menambah banyak populasi nyamuk. Itu berarti lebih memperbesar kemungkinan masyarakat terjangkit DBD. Sebaliknya, semakin sedikit
jentik nyamuk di sekitar rumah semakin kecil kemungkinan berjangkitnya DBD. Untuk itu, semua jentik yang berada di sekitar rumah harus dimusnahkan. Kegiatan
3M adalah cara yang efektif untuk mengendalikan atau memusnahkan jentik nyamuk. Oleh karena itu, kegiatan 3M merupakan cara yang lebih penting dibanding dengan
kegiatan penyemprotan Nadesul, 2004. Salah satu usur terpenting dari kegiatan 3M adalah membersihkanmenguras
tempat-tempat penampungan air yang merupakan tempat potensial bagi perkembangbiakan nyamuk. Pengurasan TPA harus dilakukan secara teratur
sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembangbiak di tempat tersebut Depkes RI, 2007.
Menguras TPA minimal seminggu sekali sebab : telur nyamuk Aedes aegypti di dalam air dengan suhu 20-40
o
C akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari; pada kondisi optimum larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 4-9 hari;
kemudian pupa berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-3 hari. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa
memerlukan waktu kurang lebih 7-14 hari Soegijanto, 2006. Oleh karena hal tersebut, jika responden dan atau anggota keluarganya memiliki kebiasaan
membersihkan TPA
lebih dari
seminggu sekali
maka peniliti
akan menggolongkannya ke dalam katagori tidak baik berisiko.
5.4.2 Hubungan Kebiasaan Menutup TPA dengan Kejadian DBD