Kelebihan dan Kekurangan Program Linier Asumsi dalam Model Program Linier

Program linier digunakan sehingga berbagai tujuan yang telah ditetapkan yaitu maksimasi laba atau minimisasi biaya dapat dicapai atau dioptimalkan. Dalam memecahkan masalah program linier menggunakan model matematis. Linier yang berarti bahwa semua fungsi-fungsi matematis yang disajikan dalam model haruslah fungsi-fungsi linier. Disebut ”linier” dalam program linier berarti hubungan- hubungan antara faktor adalah bersifat linier atau konstan, atau fungsi-fungsi matematis yang disajikan dalam model haruslah fungsi-fungsi linier Handoko, Subagyo dan Asri, 2000. Hubungan-hubungan linier berarti bahwa apabila satu faktor berubah maka suatu faktor lain juga berubah dan dengan jumlah yang konstan secara proporsional. Agar suatu persoalan dapat dipecahkan dengan teknik program linier harus memenuhi syarat berikut: 1. Harus dapat dirumuskan secara matematis. 2. Memiliki kriteria tujuan fungsi objektif yang linier. 3. Sumber daya yang tersedia sifatnya terbatas. 4. Semua variabel dalam model memiliki hubungan matematis bersifat linier. 5. Koefisien model diketahui dengan pasti. 6. Bilangan yang digunakan dapat bernilai bulat atau pecahan. 7. Semua variabel keputusan harus bernilai non-negatif.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Program Linier

Sebagai alat kuantitatif untuk melakukan pemrograman, program linier mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihan program linier yaitu : 1. Mudah dilaksanakan terutama jika menggunakan alat bantu komputer. 2. Dapat menggunakan banyak variabel sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumberdaya yang optimal dapat dicapai. 3. Fungsi tujuan dapat difleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia. Universitas Sumatera Utara Kekurangan - kekurangan dari program linier yaitu : 1. Apabila alat bantu komputer tidak tersedia, maka program linier dengan menggunakan banyak variabel akan menyulitkan analisisnya bahkan mungkin tidak dapat dikerjakan secara manual. Metode ini tidak dapat digunakan secara bebas dalam setiap kondisi, tetapi dibatasi oleh asumsi-asumsi. 2. Metode ini hanya dapat digunakan untuk satu tujuan misalnya hanya untuk maksimisasi keuntungan atau minimisasi biaya.

2.3.3 Asumsi dalam Model Program Linier

Agar program linier dapat diterapkan, asumsi-asumsi dasar berikut ini harus ditepati : 1. Fungsi tujuan dan persamaan setiap batasan harus linier. Hal ini mencakup pengertian bahwa perubahan nilai-nilai dan penggunaan sumberdaya terjadi secara proporsional dengan perubahan tingkat kegiatan. 2. Parameter-parameter harus diketahui atau dapat diperkirakan dengan pasti. 3. Variabel-variabel keputusan harus dapat dibagi. Hal ini berarti bahwa suatu penyelesaian feasible dapat berupa bilangan pecahan. Dalam menggunakan model program linier diperlukan beberapa asumsi, untuk memudahkan perumusan model tanpa mengurangi kedekatannya dengan keadaan nyata atau sebenarnya. Asumsi-asumsi yang digunakan sebagai berikut Handoko, Subagyo dan Asri, 2000 : 1. Asumsi Kesebandingan Proportionality Asumsi ini berarti bahwa naik turunnya nilai Nilai Tujuan dan penggunaan sumber atau fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding proportional dengan perubahan tingkat kegiatan. a. Setiap penambahan 1 unit akan menaikkan Z dengan . Setiap penambahan 1 unit akan menaikkan nilai Z dengan , dan seterusnya. b. Setiap pertambahan 1 unit akan menaikkan penggunaan sumber atau fasilitas 1 dengan . Setiap pertambahan 1 unit akan menaikkan Universitas Sumatera Utara penggunaan sumber atau fasilitas 1 dengan , dan seterusnya. Dengan kata lain, setiap ada kenaikan kapasitas rill tidak perlu ada biaya persiapan set up cost. 2. Asumsi Penambahan Additivity Asumsi ini berarti bahwa nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling mempengaruhi, atau dalam program linier dianggap bahwa kenaikan dari nilai tujuan yang diakibatkan oleh kenaikan suatu kegiatan dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain. 3. Asumsi Pembagian Divisibility Asumsi ini menyatakan bahwa peubah - peubah pengambilan keputusan jika diperlukan dapat dibagi ke dalam nilai - nilai tidak perlu integer hanya 0 dan 1 atau bilangan bulat, tetapi boleh non integer pecahan – pecahan. Asumsi ini menyatakan bahwa keluaran output yang dihasilkan oleh setiap kegiatan dapat berupa bilangan pecahan. Demikian pula dengan nilai yang dihasilkan. 4. Asumsi Kepastian Deterministic Certainty Asumsi ini menyatakan bahwa semua parameter yang terdapat dalam model program linier , , tetap, dapat diketahui, dan dapat diperkirakan secara pasti, meskipun jarang dengan tepat. Persoalan dalam program linier berusaha untuk mencari pemecahan optimal di dalam batasan sumberdaya yang ada pada suatu perusahaan. Sebuah perusahaan yang cukup besar akan berhadapan dengan batasan, baik berupa batasan dari input tertentu, batasan kapasitas, batasan berupa modal, jam kerja mesin, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara

2.3.4 Fungsi dalam Program Linier