2.1.1 Kombinasi Produksi Optimum
Pada  dasarnya,  tujuan  utama  suatu  perusahaan  didirikan  adalah  untuk  melakukan kegiatan  produksi  barang  atau  jasa  guna  memperoleh  laba  atau  keuntungan
maksimum.  Tujuan  utama  tersebut  seringkali  sulit  dicapai  oleh  perusahaan  karena adanya  keterbatasan  dari  ketersediaan  faktor-faktor  produksi  sumber  daya  yang
dimiliki  oleh  perusahaan.  Oleh  karena  itu  pihak  pengambil  keputusan  dalam  suatu perusahaan perlu mempertimbangkan kombinasi produksi optimum yang akan dicapai
dari  penggunaan  faktor-faktor  produksi  tersebut  guna  menghasilkan  laba  atau keuntungan  maksimum.  Dalam  rangka  untuk  menentukan  kombinasi  terbaik  dari
setiap faktor produksi untuk menghasilkan output, produsen harus mengetahui jumlah faktor  produksi  dan  sumberdaya  yang  terbatas  sehingga  kombinasi  output  dapat
dilakukan  dan  menghasilkan  keuntungan. yang  diharapkan  tetapi  harus
memperhatikan juga sumberdaya yang terbatas.
2.2 Optimalisasi
Optimalisasi  dapat  diartikan  sebagai  pencapaian  keluaran  tertentu  dengan menggunakan masukan  yang paling sedikit  atau  dengan kata lain proses  yang secara
ekonomis  paling  efesien.  Optimalisasi  juga  dapat  diartikan  sebagai  pencapaian  suatu keadaan  yang  terbaik.  Apabila  dikaitkan  dengan  produksi,  maka  pengertian
optimalisasi  produksi  berarti  pencapaian  suatu  keadaan  terbaik  dalam  kegiatan produksi.
Optimalisasi produksi
diperlukan perusahaan
dalam rangka
mengoptimalkan  sumber  daya  yang  digunakan  agar  suatu  produksi  dapat menghasilkan  produk  dalam  kuantitas  dan  kualitas  yang  diharapkan,  sehingga
perusahaan dapat mencapai tujuannya.
Secara  umum  persoalan  optimalisasi  meliputi  optimalisasi  tanpa  kendala  dan optimalisasi  dengan  kendala.  Dalam  optimalisasi  tanpa  kendala,  faktor-faktor  yang
menjadi  kendala  terhadap  fungsi  tujuan  diabaikan  sehingga  dalam  menentukan  nilai maksimal dan minimal tidak terdapat batasan untuk berbagai pilihan yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Pada  optimalisasi  dengan  kendala,  faktor-faktor  yang  menjadi  kendala  pada fungsi tujuan diperhatikan dan turut menentukan titik maksimum dan minimum fungsi
tujuan.  Menurut  Supranto  1988,  persoalan  optimalisasi  dengan  kendala  pada dasarnya  merupakan  persoalan  menentukan  nilai  variabel-variabel  suatu  fungsi
menjadi  maksimum  dan  minimum  dengan  memperhatikan  keterbatasan-keterbatasan yang ada. Keterbatasan itu biasanya meliputi semua faktor-faktor produksi yang sudah
pasti  memiliki  kapasitas  terbatas  tertentu  seperti  tenaga  kerja,  modal,  dan  bahan baku. Masalah optimalisasi dapat diselesaikan dengan menggunakan salah satu teknik
optimalisasi  yaitu  metode  program  linier.  Metode  program  linier  merupakan  metode yang  digunakan  untuk  memecahkan  masalah  optimalisasi  berkendala  dimana  semua
fungsi baik fungsi tujuan maupun fungsi kendala merupakan fungsi linier.
2.3 Program Linier
2.3.1 Pengertian Program Linier
Program  linier  yang  diterjemahkan  dari  Linear  Programming  LP  ditemukan  dan diperkenalkan  pertamakali  oleh  George  Dantzig  yang  berupa  metode  mencari  solusi
masalah  program  linier  dengan  banyak  variabel  keputusan.  Program  linier  adalah salah  satu  teknik  dari  riset  operasi  untuk  memecahkan  persoalan  optimisasi
maksimisasi  atau  minimisasi  dengan  menggunakan  persamaan  dan  ketidaksamaan linier dalam rangka untuk mencari pemecahan yang optimum dengan memperhatikan
pembatasan-pembatasan yang ada Supranto, 1988.
Program  linier  merupakan salah satu  teknik riset  yang penggunaannya sangat meluas  dan  dapat  digunakan  untuk  beragam  persoalan  kegiatan  produksi.  Pada
kegiatan produksi, hal yang dihadapai adalah pengalokasian sumberdaya-sumberdaya terbatas  secara  optimal.  Masalah  tersebut  timbul  apabila  seseorang  diharuskan  untuk
memilih  atau  menentukan  tingkat  setiap  kegiatan  yang  akan  dilakukannya  padahal masing-masing  kegiatan  membutuhkan  sumber  yang  sama  sedangkan  jumlahnya
terbatas  diantara  berbagai  alternatif  penggunaan  sumberdaya-sumberdaya  tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Program  linier  digunakan  sehingga  berbagai  tujuan  yang  telah  ditetapkan  yaitu maksimasi laba atau minimisasi biaya dapat dicapai atau dioptimalkan.
Dalam  memecahkan  masalah  program  linier  menggunakan  model  matematis. Linier yang berarti bahwa semua fungsi-fungsi matematis yang disajikan dalam model
haruslah fungsi-fungsi linier. Disebut ”linier” dalam program linier berarti hubungan-
hubungan  antara  faktor  adalah  bersifat  linier  atau  konstan,  atau  fungsi-fungsi matematis  yang  disajikan  dalam  model  haruslah  fungsi-fungsi  linier  Handoko,
Subagyo dan Asri, 2000. Hubungan-hubungan linier berarti bahwa apabila satu faktor berubah maka suatu faktor lain juga berubah dan dengan jumlah yang konstan secara
proporsional.
Agar suatu persoalan dapat dipecahkan dengan teknik program linier harus memenuhi syarat berikut:
1. Harus dapat dirumuskan secara matematis.
2. Memiliki kriteria tujuan fungsi objektif yang linier.
3. Sumber daya yang tersedia sifatnya terbatas.
4. Semua variabel dalam model memiliki hubungan matematis bersifat linier.
5. Koefisien model diketahui dengan pasti.
6. Bilangan yang digunakan dapat bernilai bulat atau pecahan.
7. Semua variabel keputusan harus bernilai non-negatif.
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Program Linier
Sebagai  alat  kuantitatif  untuk  melakukan  pemrograman,  program  linier  mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihan program linier yaitu :
1. Mudah dilaksanakan terutama jika menggunakan alat bantu komputer.
2. Dapat  menggunakan  banyak  variabel  sehingga  berbagai  kemungkinan  untuk
memperoleh pemanfaatan sumberdaya yang optimal dapat dicapai. 3.
Fungsi  tujuan  dapat  difleksibelkan  sesuai  dengan  tujuan  penelitian  atau berdasarkan data yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Kekurangan - kekurangan dari program linier yaitu : 1.
Apabila  alat  bantu  komputer  tidak  tersedia,  maka  program  linier  dengan menggunakan banyak variabel akan menyulitkan analisisnya bahkan mungkin
tidak dapat dikerjakan secara manual. Metode ini tidak dapat digunakan secara bebas dalam setiap kondisi, tetapi dibatasi oleh asumsi-asumsi.
2. Metode  ini  hanya  dapat  digunakan  untuk  satu  tujuan  misalnya  hanya  untuk
maksimisasi keuntungan atau minimisasi biaya.
2.3.3 Asumsi dalam Model Program Linier
Agar program linier dapat diterapkan, asumsi-asumsi dasar berikut ini harus ditepati : 1.
Fungsi  tujuan  dan  persamaan  setiap  batasan  harus  linier.  Hal  ini  mencakup pengertian  bahwa  perubahan  nilai-nilai  dan  penggunaan  sumberdaya  terjadi
secara proporsional dengan perubahan tingkat kegiatan. 2.
Parameter-parameter harus diketahui atau dapat diperkirakan dengan pasti. 3.
Variabel-variabel  keputusan  harus  dapat  dibagi.  Hal  ini  berarti  bahwa  suatu penyelesaian feasible dapat berupa bilangan pecahan.
Dalam menggunakan model program linier diperlukan beberapa asumsi, untuk memudahkan  perumusan  model  tanpa  mengurangi  kedekatannya  dengan  keadaan
nyata  atau  sebenarnya.  Asumsi-asumsi  yang  digunakan  sebagai  berikut  Handoko, Subagyo dan Asri, 2000 :
1. Asumsi Kesebandingan Proportionality
Asumsi ini berarti bahwa naik turunnya nilai Nilai Tujuan dan penggunaan
sumber  atau  fasilitas  yang  tersedia  akan  berubah  secara  sebanding proportional dengan perubahan tingkat kegiatan.
a. Setiap  penambahan  1  unit
akan  menaikkan  Z  dengan .  Setiap
penambahan 1 unit akan menaikkan nilai Z dengan
, dan seterusnya. b.
Setiap  pertambahan  1  unit akan  menaikkan  penggunaan  sumber  atau
fasilitas  1  dengan .  Setiap  pertambahan  1  unit
akan  menaikkan
Universitas Sumatera Utara
penggunaan sumber  atau fasilitas  1 dengan , dan seterusnya. Dengan kata
lain, setiap ada kenaikan kapasitas rill tidak perlu ada biaya persiapan set up cost.
2. Asumsi Penambahan Additivity
Asumsi ini berarti bahwa nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling mempengaruhi, atau dalam program linier dianggap bahwa kenaikan dari nilai tujuan
yang diakibatkan  oleh  kenaikan  suatu  kegiatan  dapat  ditambahkan  tanpa
mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain.
3. Asumsi Pembagian Divisibility
Asumsi  ini  menyatakan  bahwa  peubah  -  peubah  pengambilan  keputusan jika diperlukan dapat dibagi ke dalam nilai - nilai
tidak perlu integer hanya 0  dan  1  atau  bilangan  bulat,  tetapi  boleh  non  integer  pecahan
–  pecahan. Asumsi  ini  menyatakan  bahwa  keluaran  output  yang  dihasilkan  oleh  setiap
kegiatan  dapat  berupa  bilangan  pecahan.  Demikian  pula  dengan  nilai yang
dihasilkan.
4. Asumsi Kepastian Deterministic  Certainty
Asumsi  ini  menyatakan  bahwa  semua  parameter  yang  terdapat  dalam  model program  linier
, ,
tetap,  dapat  diketahui,  dan  dapat  diperkirakan secara pasti, meskipun jarang dengan tepat.
Persoalan dalam program linier berusaha untuk mencari pemecahan optimal di dalam batasan sumberdaya yang ada pada suatu perusahaan. Sebuah perusahaan yang
cukup besar akan berhadapan dengan batasan, baik berupa batasan dari input tertentu, batasan  kapasitas,  batasan  berupa  modal,  jam  kerja  mesin,  tenaga  kerja,  dan  lain
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Fungsi dalam Program Linier
Pada program linier terdapat dua macam fungsi, antara lain : 1.
Fungsi Tujuan Objective Function Fungsi tujuan dalah fungsi yang menggambarkan tujuan atau sasaran di dalam
permasalahan program linier yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumberdaya-sumberdaya untuk  memperoleh keuntungan maksimal  atau  biaya
minimal.
2. Fungsi Pembatas Constraint Function
Fungsi batasan merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas  yang  tersedia  yang  akan  dialokasikan  secara  optimal  ke  berbagai
kegiatan.
2.3.5 Formulasi Matematika Program Linier
Secara matematika, persoalan program linier ini dapat diformulasikan sebagai berikut: 1.
Memaksimumkan  meminimumkan fungsi tujuan : ∑
2. Dengan fungsi-fungsi pembatas linier :
. .
. .
. .
. .
. .
. .
Dapat disederhanakan menjadi : ∑
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Z
= Fungsi tujuan. = variabel keputusan atau kegiatan ke-j.
= Nilai kontribusi dari variabel keputusan j. = koefisien teknis dalam kendala ke-m pada aktivitas ke-i.
= sumberdaya yang terbatas  konstanta dari kendala ke-i.
3. Dengan pembatas non-negatif
, untuk j = 1, 2, 3, …, n untuk i = 1, 2, 3, …, m
4. ,
, adalah konstanta yang diketahui harganya.
Dapat  pula  persamaan  atau  ketidaksamaan  linier  ini  dinyatakan  sebagai perkalian matriks A  m x r  dengan matriks kolom X  r x l    yang hasilnya adalah
suatu kolom B  m x l . [
]   [ ]     [
]
Sebelum model program linier ini digunakan, maka satu  hal  yang perlu diperhatikan adalah masalah kelinieran fungsi-fungsi tujuan dan fungsi pembatas yang digunakan.
Secara umum, kelinieran dapat digolongkan ke dalam dua sifat, yaitu : 1.
Sifat menambahkan Contohnya  adalah  bila  untuk  membuat  produk  1  pada  mesin  A  diperlukan
waktu jam dan untuk membuat produk 2 pada mesin A diperlukan waktu
jam, maka untuk membuat produk 1 dan 2 pada mesin A diperlukan waktu +
jam.
2. Sifat Mengalikan
Contohnya  adalah  bila  untuk  membuat  1  buah  produk  pada  mesin  A  diperlukan waktu 1 jam, maka untuk membuat 10 buah produk diperlukan waktu 10 jam.
Universitas Sumatera Utara
Karena  model  program  linier  disajikan  dalam  berbagai  variasi,  yaitu  fungsi tujuan  yang  dapat  berupa  maksimisasi  atau  minimimasi,  dan  fungsi-fungsi  pembatas
yang  dapat  berbentuk dan  atau   , maka perlu diadakan pengenalan terhadap
sifat-sifat  dari  setiap  bentuk-bentuk  model  program  linier.  Dengan  mengenali  sifat dari  bentuk  tersebut  untuk  memudahkan  dalam  penyelesaian  selanjutnya.  Untuk
tujuan ini akan dikemukakan 2 bentuk : 1.
Bentuk Standard
Bentuk  ini  biasanya  digunakan  untuk  menyelesaikan  masalah  program  linier secara langsung. Karakteristik bentuk ini adalah :
a. Semua  fungsi  pembatas  berbentuk  persamaan,  kecuali  pembatas  non
negatif bertanda ≥ 0.
b. Ruas kanan setiap fungsi pembatas adalah non-negatif.
c. Semua variabel adalah non-negatif.
d. Fungsi tujuan dapat berupa maksimisasi atau minimisasi.
Untuk melakukan perubahan ke dalam bentuk standard, ada beberapa transformasi dasar yang harus dilakukan dan akan diuraikan sebagai berikut :
a. Minimasi  suatu  fungsi        secara  sistematis  adalah  ekivalen  dengan
maksimisasi daripada negatif fungsi tersebut - .
Contoh : Minimasi adalah ekivalen dengan
Maksimasi
b. Suatu  bentuk  ketidaksamaan  ≤  atau  ≥  dapat  diubah  kedalam  bentuk
ketidaksamaan dengan arah berlawanan dengan mengalikan -1. Contoh :
, ekivalen dengan
c. Suatu bentuk persamaan dapat diubah menjadi 2 buah ketidaksamaan dengan
arah berlawanan. Contoh :
ekivalen dengan
d. Suatu  bentuk  ketidaksamaan  dengan  ruas  kiri  adalah  absolute,  dapat  diubah
menjadi 2 buah ketidaksamaan.
Universitas Sumatera Utara
Contoh : |
|
| |
e. Suatu  variabel  yang  tidak  diketahui  tandanya  bisa  positif,  nol  atau  negatif
adalah ekivalen dengan selisih antara 2 variabel non – negatif.
Contoh  : tidak  diketahui  tandanya,  maka     dapat  dinyatakan
sebagai adalah
Bentuk  standard  ini  sangat  berkaitan  dengan  penyelesaian  persoalan  program linier  dengan  menggunakan  metode  simpleks.  Karena  setiap  persoalan  program
linier yang akan dipecahkan dengan menggunakan metode simpleks harus terlebih dahulu ke dalam bentuk standard.
Di  samping  kelima  bentuk  transformasi  dasar  yang  telah  diuraikan  di  atas diperlukan  pula  pengertian  variabel  Slack,  Surplus,  dan  Artificial.  Variabel-
variabel  ini  berfungsi  untuk  merubah  ketidaksamaan  dengan  fungsi  pembatas menjadi  bentuk  persamaan  bentuk  standard  tanpa  mempengaruhi  fungsi
tujuannya.
2.
Bentuk Kanonik
Secara umum model program linier dalam bentuk kanonik dapat dinyatakan sebagai berikut :
Maksimasi : ∑
Fungsi Pembatas  Kendala : ∑
untuk j = 1, 2, 3, …, n
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik dari bentuk ini adalah : a.
Semua variabel adalah non-negatif. b.
Semua fungsi pembatas bertanda ≤. c.
Fungsi tujuan adalah maksimasi. Bentuk ini khususnya digunakan untuk menyelesaikan masalah program linier
dengan teori dualitas.
2.3.6 Variabel Slack dan Surplus
Fungsi  Pembatas  dalam  bentuk dapat  dirubah  ke  dalam  persamaan  dengan
menambahkan  variabel  baru  non-negatif  di  ruas  kiri  pertidaksamaan  sedemikian hingga variabel baru tersebut secara numerik sama dengan selisih diantara ruas kanan
dan  ruas  kiri  pertidaksamaan.  Misalnya  diketahui  pada  persoalan  program  linier bahwa  salah  satu  fungsi  pembatas  ke  h  adalah
∑ .  Selanjutnya  akan
ditentukan  suatu  variabel dimana  memenuhi  hubungan
∑ .
ini  disebut  variabel  slack  karena dapat  dianggap  sebagai
batas  maksimum  daripada  sumber  yang  tersedia,  sedangkan ∑
adalah pemakaian yang sebenarnya daripada sumber tersebut. Perbedaan antara sumber yang
tersedia  dan  yang  dipakai  ini  adalah  slack.  Persamaan  tersebut  dapat  ditulis :
∑ .  Jadi  dengan  menambahkan  variabel  slack
,  maka bentuk  ketidaksamaan  pada  fungsi  pembatas  ke  h  dapat  dirubah  menjadi  bentuk
persamaan.
Selanjutnya  akan  dilihat  suatu  bentuk  ketidaksamaan  dengan  tanda .
Misalnya  diketahui  pada  suatu  persoalan  program  linier,  bahwa  salah  satu  fungsi pembatas  ke  k  adalah
∑ .  Kemudian  tentukan  suatu  variabel  tertentu
, dimana memenuhi hubungan ∑
ini disebut variabel surplus karena
dapat dianggap sebagai salah satu jumlah minimum produk yang  harus  dibuat  dan
∑ adalah  jumlah  produk  yang  sebenarnya  dibuat.
Perbedaan  antara  jumlah  produk  yang  sebenarnya  dibuat  dengan  yang  seharusnya dibuat adalah surplus, persamaan tersebut dapat ditulis :
∑ .
Universitas Sumatera Utara
2.3.7 Variabel Artificial
Untuk  dapat  memecahkan  persoalan  program  linier  dengan  menggunakan  metode simpleks  harus  ada  1  variabel  -  variabel  basis  dalam  fungsi-fungsi  pembatas  untuk
memperoleh  solusi  basis  awal  yang  feasible.  Untuk  fungsi-fungsi  pembatas  dengan
tanda
, maka variabel basis dapat diperoleh dengan menambah variabel slack. Tetapi
bila  fungsi  pembatas  mempunyai  bentuk  ketidaksamaan  dengan  tanda
,  maka
variabel slack yang bersangkutan bertanda “ negatif ”.
Misalnya : diubah menjadi bentuk persamaan :
Demikian  pula  bila  fungsi  pembatas  berbentuk  persamaan,  maka  tidak  selalu  dapat diperoleh variabel basis.
Untuk  mengatasi  kesulitan  memperoleh  variabel  basis  tersebut,  dapat ditambahkan suatu variabel khayal, yang disebut variabel artifical. Variabel artificial
ini  mempunyai  suatu  koefisien  fungsi  tujuan  yang  sangat  besar.  Harga  koefisien  ini dapat positif maupun negatif, tergantung pada sifat fungsi tujuannya maksimisasi atau
minimisasi.  Bila  dinyatakan  dengan  notasi,  maka  koefisien  variabel  artifical  pada fungsi tujuan adalah :
untuk maksimisasi. untuk minimisasi.
M  adalah  bilangan  positif  sangat  besar,  dan adalah  koefisien  fungsi  tujuan  untuk
variabel artifical .
2.3.8 Metode Simpleks
Persoalan  program  linier  yang  dipecahkan  dengan  menggunakan  metode  simpleks haruslah  persoalan  yang  telah  diubah  kedalam  bentuk  standard  dan  mempunyai
variabel basis, baik sebagai variabel slack ataupun variabel artificial .
Universitas Sumatera Utara
Dalam  bentuk  matematis,  persolan  program  linier  ini  dapat  dinyatakan  sebagai berikut:
1. Fungsi Tujuan
Maksimisasi  minimisasi :
∑
2. Fungsi Pembatas
Untuk  lebih  jelasnya,  maka  fungsi  pembatas  akan  diuraikandijelaskan  dalam bentuk  perkalian  matriks.  Fungsi  pembatas  dalam  bentuk  perkalian  matriks
adalah :
[ ]
[ ]
[ ]
Keterangan : = Koefisien fungsi tujuan untuk variabel ke-j
= Koefisien fungsi tujuan pembatas ke-i untuk variabel ke-j m
= Jumlah fungsi pembatas r
= Jumlah variabel asli = Harga ruas kanan fungsi pembatas ke-i dan
[ ]
Matriks Satuan
Selanjutnya  akan  dijelaskan  prosedur  iterasi  metode  simpleks  untuk  memperoleh solusi  optimal  yang  feasible.  Untuk  memudahkan  dalam  penjelasan  ini,  maka
digunakan tabel iterasi simpleks.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Iterasi Simpleks
. .
. .
. .
Keterangan : = Variabel basis untuk fungsi pembatas ke-i
= Koefisien fungsi tujuan variabel ke = Variabel-variabel asli
= Variabel-variabel basis awal
∑ Untuk  melakukan  iterasi  metode  simpleks  ini,  ada  3  langkah  yang  perlu  dilakukan,
yaitu : 1.
Mencari variabel yang akan menjadi variabel basis yang baru.
2. Mencari variabel basis yang lama
yang akan diganti. 3.
Menyusun tabel baru dengan menghitung harga dan
yang baru.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga langkah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1.
Mencari variabel yang akan menjadi variabel basis yang baru, dengan cara :
a. Menghitung harga
untuk j = 1, 2 , … , r + m b.
Jika  ada  satu  atau  lebih  harga ,  maka  variabel  dengan  harga
negatif terbesar adalah sebagai variabel basis yang terbaru. c.
Bila semua harga , maka iterasi telah mencapai kondisi optimal
dan perhitungan dihentikan sampai disini. d.
Bila adalah negatif terbesar, dan
untuk setiap i = 1, … ,m maka  solusi  yang  diperoleh  adalah  unbounded.  Apabila
untuk paling  sedikit  harga  1,  maka  iterasi  dilanjutkan  dengan  terlebih  dahulu
mencari variabel basis lama yang akan digantikan oleh variabel basis baru .
2. Mencari variabel basis lama yang akan digantikan oleh variabel basis baru
. a.
Hitung harga , i = 1, 2,...,m
b. Varibel basis lama  yang akan digantikan adalah variabel basis dengan
harga positif terkecil misalkan
= 1. 3.
Menyusun tabel simpleks yang baru dengan adalah variabel basis baru yang
menggantikan . Transformasi yang akan dilakukan adalah :
a. b.
c. Ketiga  langkah  ini  diulang  terus  untuk  setiap  iterasi  sampai  diperoleh  harga
semuanya positif untuk j = 1,2, … , r + m yang berarti bahwa solusi yang diperoleh telah optimum yaitu fungsi tujuan adalah maksimum.
Contoh penggunaan metode simpleks:
Maksimum
Kendala :
Universitas Sumatera Utara
Penyelesaian:
Ubah kedalam bentuk Standar : Maksimum
Kendala :
Iterasi 0 Basis  C
3 5
4 B
1 2
3 1
10 2
3 1
1 16
3 2
1 1
20 -3
-5 -4
01 Keterangan :
  Pada baris
: -5 adalah yang paling minimum, maka masuk dalam
basis.
 {
}
  Baris pivot adalah baris
dikalikan .
  Baris
yang baru adalah baris
  Baris
yang baru adalah baris
Universitas Sumatera Utara
Iterasi 1 Basis  C
3 5
4 B
5 0,5
1 1,5
0,5 5
0,5 -3,5
-1,5 1
1 2
-2 -1
1 10
-0,5 3,5
2,5 25
Keterangan :   Pada baris
: -0,5 adalah yang paling minimum, maka masuk dalam
basis.
 {
}
  Baris pivot adalah baris
dikalikan
.   Baris
yang baru adalah baris
  Baris
yang baru adalah baris
Iterasi 2 Basis  C
3 5
4 B
5 1
5 2
-1 4
3 1
-7 -3
2 2
12 5
-4 1
6 4
1 1
26
Karena baris , maka perosoalan telah optimal dengan :
Untuk
Universitas Sumatera Utara
2.4 Teori Dualitas
Teori Dualitas merupakan salah satu konsep program linier yang penting dan menarik ditinjau dari segi teori dan praktisnya. Ide dasar yang melatarbelakangi teori ini adalah
bahwa  setiap  persoalan  program  linier  mempunyai  suatu  program  linier  lain  yang saling berkaitan yang disebut dual, sedemikian sehingga solusi pada persoalan semula
yang disebut primal juga member solusi pada dualnya.
2.4.1 Analisis Primal
Dalam  program  linier,  masalah  yang  dikemukakan  mula-mula  disebut  sebagai masalah  primal.  Solusi  optimal  masalah  primal  ini  menunjukkan  nilai  dari  variabel-
variabel  keputusan  yang  memaksimumkan  atau  meminimumkan  nilai  dari  fungsi tujuan.  Analisis  primal  digunakan  untuk  mengetahui  dan  menentukan  kombinasi
produksi  terbaik  yang  dapat  menghasilkan  tujuan  dengan  keterbatasan  sumberdaya yang  ada.  Maka  dari  itu,  akan  diperoleh  diperoleh  berapa  jumlah  setiap  variabel
keputusan yang akan diproduksi dan dapat memaksimumkan nilai fungsi tujuan
dengan  dihadapkan  pada  sumberdaya  yang  ada.  Hasil  analisis  primal  akan dibandingkan  dengan  tingkat  kombinasi  produk  aktual  perusahaan,  sehingga  dapat
diketahui  apakah  perusahaan  sudah  melakukan  kombinasi  produk  pada  tingkat  yang optimal Taha, 1996.
2.4.2 Analisis Dual
Analisis  dual  dilakukan  unuk  mengetahui  penilaian  terhadap  sumberdaya  dengan melihat  kekurangan  slack  atau  kelebihan  surplus  dan  nilai  dualnya.  Slack  atau
surplus  digunakan  untuk  menandai  sisa  atau  kelebihan  kapasitas  yang  akan  terjadi pada  variabel  optimal.  Variabel  slack
akan  berkaitan  dengan  batasan  dan mewakili  jumlah  kelebihan  ruas  kanan  dari  batasan  tersebut  dibandingkan  ruas  kiri.
Variabel  surplus  diidentifikasikan  dengan  batasan dan  mewakili  kelebihan  ruas
kiri  dibandingkan  ruas  kanan.  Nilai  dual  price  menunjukkan  perubahan  yang  akan
Universitas Sumatera Utara
terjadi  pada  fungsi  tujuan  apabila  sumberdaya  berubah  sebesar  satu  satuan.  Jika sumberdaya yang digunakan memiliki nilai slack atau surplus  yang sama dengan nol
dan  nilai  dual  nya  lebih  besar  dari  nol  menunjukkan  bahwa  seluruh  kapasitas  pada kendala  dipergunakan  semua  atau  sumberdaya  tersebut  merupakan  sumberdaya
langka  atau  kendala  aktif  yang  membatasi  nilai  tujuan.  Sedangkan  jika  sumberdaya yang  digunakan  memiliki  nilai  slack  atau  surplus  lebih  besar  nol  dan  nilai  dualnya
sama  dengan  nol,  berarti  sumberdaya  tersebut  merupakan  sumberdaya  yang  lebih. Kendala  tersebut  termasuk  ke  dalam  kendala  tidak  aktif,  yaitu  kendala  yang  tidak
habis terpakai dalam proses produksi dan tidak akan mempengaruhi fungsi tujuan jika terjadi  penambahan  sebesar  satu  satuan.  Nilai  dual  juga  dapat  dilihat  berdasarkan
harga  bayangan  shadow  price  yaitu  batas  harga  tertinggi  suatu  sumberdaya  yang membuat perusahaan masih dapat melakukan pembelian Taha, 1996.
2.4.3 Model Umum Persoalan Primal dan Dual
Bentuk Primal : Maksimukan
: ∑
Kendala: ∑
Bentuk Dual : Minimumkan
: ∑
Kendala: ∑
Universitas Sumatera Utara
Dinyatakan bahwa ∑
adalah sama dengan ∑
Contoh:
Bentuk Primal Maksimumkan
: Kendala
:
Bentuk Dual Minimumkan
: Kendala
:
2.4.4 Hubungan Antara Primal Dual
Setiap  permasalahan  dalam  program  linier  terdiri  atas  dua  bentuk.  Bentuk  pertama atau  asli  dinamakan  primal,  sementara  bentuk  kedua  yang  berhubungan  dinamakan
dual, sehingga suatu solusi terhadap program linier yang asli juga memberikan solusi pada bentuk dualnya.
Hubungan  antara  model  program  linier  primal  dan  dual  bersifat  konversi. Hubungan antara program linier primal dan dual dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Hubungan antara Program Linier Primal dan Dual
No. Item
Model Primal
Dual 1
Fungsi tujuan Memaksimalkan
Meminimalkan Meminimalkan
Memaksimalkan
Universitas Sumatera Utara
2 Jumlah variabel
Jumlah variabel keputusan Jumlah kendala model
3 Jumlah kendala
Jumlah kendala model Jumlah variabel
keputusan 4
Koefisien fungsi tujuan
Nilai kontribusi fungsi tujuan Nilai ruas kanan kendala
5 Sumber daya
tersedia Nilai ruas kanan kendala
Nilai kontribusi fungsi tujuan
6 Koefisien Matrik
Koefisien teknologi Koefisien teknologi yang
diubah
7 Tanda
ketidaksamaan
Hubungan antara primal dengan dual sebagai berikut : 1.
Koefisien  fungsi  tujuan  primal  menjadi  konstanta  ruas  kanan  bagi  dual, sedangkan konstanta ruas kanan primal menjadi koefisien fungsi tujuan dual.
2. Untuk setiap pembatas primal ada satu variabel dual, dan untuk setiap variabel
primal ada satu pembatas dual. 3.
Tanda ketidaksamaan pada pembatas akan bergantung pada fungsi tujuannya. 4.
Fungsi tujuan berubah bentuk maksimasi menjadi minimasi dan sebaliknya. 5.
Setiap  kolom  pada  primal  berkorespondensi  dengan  baris  pembatas  pada dual.
6. Setiap  baris  pembatas  pada  primal  berkorespondensi  dengan  kolom  pada
dual. 7.
Dual dari dual adalah primal.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas terdiri atas dua tipe,  yaitu analisis perubahan nilai koefisien dari fungsi  tujuan  dan  analisis  ruas  kanan  dari  fungsi  tujuan  Right  Hand  Side.  Analisis
perubahan koefisien fungsi tujuan dilakukan untuk mengetahui efek perubahan tanpa mengubah  solusi  optimal  dengan  parameter  lain  dipertahankan  konstan.  Tujuan  dari
analisis  Right  Hand  Side  RHS  adalah  untuk  menentukan  berapa  banyak  nilai  ruas kanan  dari  fungsi  kendala
dapat  ditingkatkan  atau  diturunkan  tanpa  mengubah nilai shadow price-nya dengan parameter lain dipertahankan konstan.
Analisis  sensitivitas  berguna  untuk  mengetahui  seberapa  jauh  solusi  optimal awal  tidak  akan  berubah  jika  terjadi  perubahan  pada  harga  jual  setiap  produk,  biaya
per  satuan  produk,  dan  ketersediaan  sumberdaya  yang  dimiliki.  Apabila  perubahan- perubahan yang terjadi masih dalam selang yang diperbolehkan, maka solusi optimal
awal  tidak  akan  berubah.  Selang  dalam  program  linier  terdiri  atas  batas  penurunan allowable  decrease  dan  batas  peningkatan  allowable  increase.  Batas  penurunan
memperlihatkan  besarnya  nilai  penurunan  parameter  fungsi  tujuan  atau  nilai penurunan ketersediaan sumberdaya yang tidak mengubah solusi optimal awal. Batas
atas  memperlihatkan  nilai  peningkatan  yang  tidak  akan  mengubah  solusi  optimal awal.  Solusi  awal  akan  berubah  apabila  perubahan  yang  terjadi  di  luar  selang
perubahan yang diperbolehkan Taha, 1996.
2.6 LINDO Linear Interactive Discrete Optimizer