Berdasarkan  tabel  3.13,  dapat  dilihat  bahwa  olein  1  memiliki  nilai  kenaikan maksimum  yang  diijinkan  adalah  sebesar  357.677,781.  sehingga  total  maksimum
besarnya  keuntungan  yang  diperbolehkan  agar  tidak  merubah  nilai  optimal  variabel keputusan  adalah  sebesar  4.302.036,781.  Sedangkan  nilai  minimum  keuntungannya
adalah 208.393, yang berarti penurunan maksimum keuntungan yang diijinkan adalah Sebesar  3.735.966.  Nilai  tersebut  diperoleh  dari  selisih  antara  keuntungan  produksi
dengan penurunan yang diijinkan. Sedangkan  untuk  olein  2  memiliki  nilai  kenaikan  maksimum  yang  diijinkan  adalah
218.995,156  ,  sehingga  total  maksimum  besarnya  keuntungan  yang  diperbolehkan agar  tidak  merubah  nilai  optimal  variabel  keputusan  adalah  sebesar  4.145.031,156.
Sedangkan  nilai  minimum  keuntungannya  adalah  sebesar  326.416,5  ,  sehingga  total minimal  besarnya  keuntungan  yang  tidak  menyebabkan  berubahnya  nilai  optimal
variabel keputusan adalah 3.599.619,5.
3.3.3.2 Analisis Sensitivitas Ruas Kanan Kendala
Analisis  sensitivitas  ruas  kanan  kendala  atau  Right  Hand  Side  RHS  merupakan analisis  sensitivitas  yang  berkaitan  dengan  status  sumberdaya  yang  bersangkutan.
Batas  atas  adalah  penjumlahan  batas  peningkatan  dengan  ketersediaan  sumberdaya sekarang, sedangkan batas bawah adalah pengurangan dari  ketersediaan sumberdaya
dengan  batas  penurunanya.  Besarnya  perubahan  pada  kapasitas  kendala  akan sebanding  dengan  kontribusi  yang  diterima  dari  nilai  dual  price-nya,  selama
perubahan tersebut masih berada dalam selang kepekaan. Sumberdaya yang tergolong ke dalam sumberdaya pembatas akan memiliki nilai kenaikan dan penurunan sebesar
nilai  tertentu,  sedangkan  sumberdaya  yang  tergolong  ke  dalam  sumberdaya  bukan pembatas  maka  akan  memiliki  nilai  kenaikan  yang  tidak  terbatas  infinity  dan
penurunan  sebesar  nilai  tertentu.  Hasil  analisis  sensitivitas  ruas  kanan  kendala  dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.14 Analisis Sensitivitas Sumberdaya
Jenis Sumberdaya Allowable
Increase Allowable
Decrease RHS
CPO INFINITY
52.829,375 311.000
Phosporic Acid H3PO4 INFINITY
7.048,099 40.000
Bleaching Earth 2.282,626
15.778,910 218.050
Heat Eschanger I INFINITY
3.920.950 6.911
Heat Eschanger II INFINITY
4374.121 7.106
Static Mixer INFINITY
2.057.868 6.611
Degumming Mixer INFINITY
2.037.641 6.971
Slurry Mixing Tank INFINITY
3.357.608 6.864
Bleacher INFINITY
1595.356 6.923
Niagara Filter INFINITY
2.400.697 7.212
Polishing Filter I INFINITY
317.218 7.330
Dearator INFINITY
2.541.268 6.564
Plate Heat Exchanger I INFINITY
1.720.471 6.912
Shell  Tube Heat Exchanger INFINITY
574.389 7.329
Deodorizer INFINITY
984.014 6.828
Scrubber INFINITY
1.934.697 6.746
Heat Exchanger III INFINITY
4.274.121 7.006
Heat Exchanger IV INFINITY
3.933.894 7.046
Polishing Filter II INFINITY
121.332 6.998
Plate Heat Exchanger II INFINITY
1.736.242 7.200
Crystallizer INFINITY
2.288.927 6.828
Filter Press INFINITY
991.559 7.488
Tenaga Kerja Langsung 49.456,281
1.6318.879 633.984
Berdasarkan  tabel  3.14,  hal  yang  dapat  dilihat  adalah  batas  maksimum  dan batas  minimum  ketersediaan  semua  sumberdaya.  Maka  dapat  dilakukan  analisis
terhadap  selang  kepekaan  sumberdaya  nilai  sebelah  kanan  kendala.  Sumberdaya yang  ketersediaanya  berlebih  merupakan  kendala  tidak  aktif.  Sumberdaya  yang
merupakan  kendala  tidak  aktif  adalah  sumberdaya  bahan  baku  CPO,  bahan  baku
Universitas Sumatera Utara
penolong  Phosporic  Acid  H3PO4  dan  jam  kerja  seluruh  mesin  19  jenis.  Hal tersebut dikarenakan sumberdaya sumberdaya bahan baku CPO, bahan baku penolong
Phosporic Acid H3PO4 dan jam kerja seluruh mesin memiliki nilai dual yang sama dengan  nol  seperti  yang  terlihat  pada  tabel  .  Oleh  sebab  itu  perusahaan  tidak  perlu
lagi  untuk  menambah  atau  meningkatkan  ketersediaan  sumberdaya  yang  berlebih tersebut,  karena  berapapun  peningkatan  ketersediaan  sumberdaya  bahan  baku  CPO,
bahan  baku  penolong  Phosporic  Acid  H3PO4  dan  jam  kerja  seluruh  mesin  yang dilakukan perusahaan tetap tidak akan mengubah nilai dual price-nya.
Seperti  yang  terlihat  pada  kendala  bahan  baku  CPO,  Analisis  sensitivitas terhadap nilai  ruas  kanan kendala bahan baku CPO menunjukan nilai  kenaikan  yang
tidak terbatas infinity, hal ini menunjukan persediaan CPO dalam keadaan berlebih, dan nilai  penurunan sebesar nilai  tertentu. Sumberdaya CPO merupakan sumberdaya
yang  bersifat  bukan  pembatas  dengan  nilai  batas  kenaikan  allowable  increase menunjukan  nilai  tidak  terbatas  infinity.  Nilai  allowable  decrease  yang  dapat
diterima  adalah  sebesar  52.829,375.  Apabila  penggunaan  CPO  masih  berada  dalam selang  kepekaan  maka  koefisien  RHS  tidak  akan  mengalami  perubahan,  namun
apabila  penggunaan  CPO  berada  diluar  selang  kepekaan  maka  akan  terjadi perubahaan  pada  koefisien  RHS-nya.  Bahan  baku  CPO  termasuk  ke  dalam  kendala
sumberdaya  bukan  pembatas,  hal  tersebut  dapat  dilihat  berdasarkan  nilai  allowable increase  atau  batas  kenaikan  yang  diijinkan  tak  terbatas,  sehingga  apabila  terjadi
penambahan ketersediaan bahan baku CPO nilai dual price yang dihasilkan akan tetap bernilai  nol.  Hal  yang  sama  juga  berlaku  pada  kendala  bahan  baku  penolong
Phosporic Acid H3PO4 dan jam kerja seluruh mesin.
Sedangkan  untuk  kendala  yang  memiliki  nilai  pada  allowable  decrease  dan allowable increase, maka nilai sebelah kanan kendala tersebut sebaiknya berada pada
selang tersebut. Dengan batas kenaikan maksimum adalah nilai allowable increasenya dan batas penurunan maksimumnya adalah sebesar nilai allowable decrease. Kendala
yang memiliki nilai baik di allowable decrease dan allowable increase adalah kendala bahan baku penolong Bleaching Earth dan jam tenaga kerja langsung.
Universitas Sumatera Utara
Untuk  bahan  baku  penolong  Bleaching  Earth,  batas  atas  kenaikan  yang  diijinkan adalah  seperti  yang  ditunjukkan  pada  kolom  allowable  increase  yaitu  2.282,626  ,
sedangkan batas penurunan yang diperbolehkan adalah seperti yang ditunjukkan pada kolom  allowable  decrease  yaitu  15.778,910  sehingga  tidak  akan  menyebabkan
perubahan  pada  nilai  dual  price-nya.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  selama  interval bahan  baku  penolong  Bleaching  Earth  berada  pada  selang  tersebut  maka  setiap
penambahan  satu  ton  Bleaching  Earth  akan  meningkatkan  keuntungan  perusahaan sebesar  nilai  dual  price-nya  yaitu  sebesar  Rp  1.797.672,625  seperti  yang  telah
ditunjukkan pada tabel 3.12.
Hal  yang sama berlaku juga untuk jam tenaga kerja langsung. Oleh sebab itu jam  tenaga  kerja  langsung  batas  atas  kenaikan  yang  diijinkan  adalah  sebesar
49.456,281  jam,  sedangkan  batas  penurunan  yang  diperbolehkan  adalah  sebesar 1.6318.879 jam. Sehingga tidak akan menyebabkan perubahan pada nilai  dual price-
nya.  Hal  ini  mengimplikasikan  bahwa  selama  interval  jam  tenaga  kerja  langsung berada pada selang tersebut maka setiap penambahan satu jam tenaga kerja langsung
akan meningkatkan keuntungan perusahaan sebesar nilai dual price-nya yaitu sebesar Rp 984.407,625.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  olahan  data  dapat  dikemukakan  beberapa  kesimpulan  sebagai berikut ;
1. Perusahaan  belum  berproduksi  pada  kondisi  optimal.  Pada  kondisi  aktual
untuk dua jenis minyak goreng yaitu Olein 1 dan Olein 2 diproduksi sebanyak 132.188  ton  dan  125.776  ton.  Sedangkan  berdasarkan  hasil  olahan  program
linier dengan software LINDO, pada kondisi optimal, jumlah yang diproduksi untuk  Olein  1  dan  Olein  2  yaitu  sebesar  136.114  ton  dan  122.056  ton.  Jika
perusahaan dapat  melakukan kegiatan produksi  dengan kondisi  optimal maka perusahaan
dapat meningkatkan
laba atau
keuntungan sebesar
2. Hasil  optimalisasi  produksi  menunjukan  bahwa  sumberdaya  yang  berlebih
pada kondisi optimal adalah CPO, Phosporic Acid H3PO4, dan seluruh jam kerja  mesin,  sedangkan  sumberdaya  lain  seperti  Bleaching  Earth  dan  jam
tenaga kerja langsung telah habis terpakai. 3.
Hasil analsis sensitivitas menunjukan bahwa Olein 1 memiliki batas kenaikan keuntungan sebesar Rp 357.677,781 dan batas penurunan keuntungan sebesar
Rp  208.393,00.  Batas  kenaikan  keutungan  untuk  Olein  2  adalah  Rp 218.995,156 dan batas penurunan keuntungan adalah sebesar Rp 326.416,50.
4. Analisis  sensitivitas  terhadap  nilai  ruas  kanan  kendala  menunjukan  bahwa
bahan  baku  CPO,  bahan  baku  penolong  Phosporic  Acid  H3PO4  dan  jam kerja  seluruh  mesin  merupakan  kendala  bukan  pembatas,  dimana  apabila
terjadi penambahan
ketersediaan sumberdaya
tersebut tidak
akan mengakibatkan  terjadinya  penambahan  fungsi  tujuan.  Analisis  sensitivitas
Universitas Sumatera Utara