menambah ketersediaan mesin, karena akan merupakan suatu pemborosan yang dapat merugikan perusahaan.  Namun  hal  yang seharusnya dapat  perusahaan lakukan untuk
memanfaatkan  jam  kerja  mesin  yang  menganggur  adalah  dengan  cara  menambah produksi  CPO  untuk  menghasilkan  olein  1  dan  olein  2  sehingga  dapat  menekan
kelebihan  jam  kerja  mesin  yang  menganggur  dan  pada  akhirnya  akan  memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.
3.3.1.6 Penggunaan Jam Tenaga Kerja
Jumlah  jam  tenaga  kerja  langsung  yang  tersedia  pada  PT  Pacific  Palmindo  Industri selama  tahun  2011  adalah  sebesar  633.984.  Sedangkan  berdasarkan  hasil  olahan
optimal  penggunaan  jam  tenaga  kerja  langsung  untuk  proses  produksi  olein  1  dan olein  2  telah  dimanfaatkan  secara  optimal.  Hal  ini  dapat  dilihat  pada  nilai  sisa  atau
slack. Nilai sisa atau slack pada jam tenaga kerja langsung memiliki nilai sebesar nol, yang  artinya  bahwa  jam  tenaga  kerja  langsung  yang  diperlukan  untuk  memproduksi
olein 1 dan olein 2  telah digunakan seoptimal mungkin. Nilai sisa atau slack bernilai nol  hal  ini  berarti  bahwa  jam  tenaga  kerja  langsung  produksi  telah  habis  digunakan
dalam produksi. Pemanfaatan optimal jam tenaga kerja langsung untuk periode tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11 Penggunaan Jam Tenaga Kerja Aktual dan Optimal
Jam Tenaga Kerja Langsung
Kondisi Aktual jam
Kondisi Optimal jam
Tersedia Terpakai
Slack  Surplus 633.984
633.984 633.984
3.3.2  Analisis Dual
Analisis dual memberikan penilaian terhadap status sumberdaya yang tersedia dengan melihat  nilai  slacksurplus  dan  nilai  dual  price-nya.  Sumberdaya  yang  mempunyai
nilai  slacklsurplus  nol  menunjukan  bahwa  sumberdaya  tersebut  merupakan sumberdaya  yang  habis  terpakai  dan  berstatus  sebagai  sumberdaya  pembatas  P.
Universitas Sumatera Utara
Apabila  nilai  slacksurplus  bernilai  lebih  besar  dari  nol  berarti  sumberdaya  tersebut berlebih dan berstatus sebagai sumberdaya bukan pembatas BP.
Nilai  dual  price  menjelaskan  besarnya  pengaruh  akibat  penambahan  atau pengurangan  pada  nilai  ruas  kanan  kendala  terhadap  nilai  fungsi  tujuan.  Besarnya
pengaruh  tersebut  ditunjukkan  oleh  nilai  dual  price-nya.  Sumberdaya  yang  berstatus sebagai  sumberdaya  pembatas  akan  memiliki  nilai  dual  price  lebih  besar  dari  nol,
sebaliknya sumberdaya berstatus sebagai sumber daya bukan pembatas akan memiliki nilai  dual  price  sama  dengan  nol  sehingga  apabila  terjadi  penambahan  atau
pengurangan  pada  persediaan  sumberdaya  tersebut  tidak  akan  mempengaruhi  fungsi tujuan.  Selain  itu  nilai  dual  juga  memperlihatkan  batas  harga  maksimum  perusahaan
bersedia  untuk  membeli  satu  unit  sumberdaya.  Oleh  karena  itu  nilai  dual  sangat berperan dalam pengambilan keputusan terutama dalam pembelian sumberdaya. Dual
price juga sering disebut sebagai harga bayangan shadow price.
Analisis status sumberdaya pada kondisi optimal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.12 Analisis Status Sumberdaya
Jenis Sumberdaya SlackSurplus
Dual Price Status sumberdaya
CPO 52.829,38
Berlebih Phosporic Acid H3PO4
7.048,09 Berlebih
Bleaching Earth 1.797.672,625
Langka
Heat Eschanger I 3.920,95
Berlebih
Heat Eschanger II 4.374,12
Berlebih
Static Mixer 2.057,87
Berlebih
Degumming Mixer 2.037,64
Berlebih
Slurry Mixing Tank 3.357,61
Berlebih
Bleacher 1.595,36
Berlebih
Niagara Filter 2.400,69
Berlebih
Polishing Filter I 317,22
Berlebih
Dearator 2.541,27
Berlebih
Plate Heat Exchanger I 1.720,47
Berlebih
Shell  Tube Heat Exchanger 574,39
Berlebih
Universitas Sumatera Utara
Deodorizer 984,01
Berlebih
Scrubber 1.934,69
Berlebih
Heat Exchanger III 4.274,12
Berlebih
Heat Exchanger IV 3.933,89
Berlebih
Polishing Filter II 121,33
Berlebih
Plate Heat Exchanger II 1.736,24
Berlebih
Crystallizer 2.288,93
Berlebih
Filter Press 991,56
Berlebih Tenaga Kerja Langsung
984.407,625 Langka
Berdasarkan  hasil  olahan  pada  tabel    3.12  dapat  diketahui  bahwa  sumberdaya  yang menjadi  pembatas  atau  kendala  aktif  adalah  bahan  baku  penolong  Bleaching  Earth
dan  jam  kerja  tenaga  kerja  langsung  dengan  nilai  dual  price  masing-masing  sebesar 1.797.672,625  dan  984.407,625  ,  yang  berarti  setiap  terjadi  penambahan  satu  unit
bahan  baku  penolong  Bleaching  Earth  akan  meningkatkan  fungsi  tujuan  sebesar  Rp 1.797.672,625 dan apabila terjadi penambahan satu satuan jam tenaga kerja langsung
akan meningkatkan fungsi tujuan sebesar Rp 984.407,625. Akan tetapi jika dilakukan penambahan lebih dari satu satuan maka nilai keuntungan optimalnya akan bertambah
sebesar  perkalian  antara  nilai  dual-nya  dengan  jumlah  penambahan.  Apabila  biaya yang  dikeluarkan  oleh  perusahaan  untuk  satu  satu  unit  bahan  baku  penolong
Bleaching Earth dan jam tenaga kerja langsung lebih besar dari nilai  dual price-nya, maka perusahaan tidak perlu menambah jumlah produksi minyak goreng karena tidak
akan menambah keuntungan.
Sumberdaya  yang  memiliki  nilai  dual  price  sama  dengan  nol  merupakan sumberdaya  yang  bersifat  bukan  pembatas.  Berdasarkan  hasil  optimalisasi  yang
termasuk  kedalam  sumberdaya  bukan  pembatas  adalah  CPO,  Phosporic  Acid H3PO4,  dan  19  jenis  mesin  yang  telah  dijelaskan  sebelumnya,  sehingga  apabila
terjadi  penambahan  satu  satuan  sumberdaya  tidak  akan  mengakibatkan  adanya perubahan pada fungsi tujuan. Penambahan sumberdaya yang bersifat bukan pembatas
hanya akan mengakibatkan terjadinya pemborosan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3  Analisis Sensitivitas