9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
manusia dan masyarakat. Menurut Kotler 2007:7, pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Ma’ruf
2005:1 Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa
umumnya kepada masyarakat, dan khususnya kepada pembeli potensial. Pemasaran dikembangkan sebagai suatu pola yang tertata dalam suatu sistem yang sering kali
disebut sebagai ilmu dan juga dikembangkan dengan cara masing-masing pelaku sehingga disebut improvisasi dan karenanya disebut seni. Dalam prakteknya,
pemasaran dijalankan dengan kedua cara itu, ilmu dan seni. Pemasaran ritel sebagai kegiatan pemasaran dalam perdagangan eceran juga dijalankan dengan kedua cara itu.
Pemasaran merupakan melakukan kegiatan pertukaran dengan tujuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap orang. Penjual harus
mencari pembeli, mengidentifikasi kebutuhan mereka, mempromosikan produk
kepada mereka, memajang dan mengantarkan produk serta menetapkan harga produk.
Dalam Pemasaran tentu menyangkut bagaimana perlu memperhatikan bauran
Universitas Sumatera Utara
10
Pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong 2001:98 mengatakan, Marketing Mix
Bauran Pemasaran adalah campuran dari variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan controllable variabels yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Marketing Mix
terdiri dari 4 empat unsur, yaitu:
1. Product Produk
2. Price Harga
3. Place Tempat
4. Promotion Promosi
2.2 Harga
Sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan manusia adalah tidak terbatas sedangkan persediaan sumber daya alam terbatas jumlahnya. Keadaan ini tidak saja
terjadi pada masa perekonomian sekarang ini, tetapi telah terjadi sejak adanya manusia bekerja sama yang pada saat itu dikenal dengan pertukaran barang barter.
Jadi pada masa perekonomian sederhana ini belum ada suatu medium sebagai alat tukar dalam menentukan nilai tukar atau nilai suatu barang.
Tetapi akhirnya sebagai akibat perkembangan pola pikir, kebutuhan yang beraneka ragam maka manusia mulai berfikir untuk menentukan suatu alat ukur atau
alat tukar yang berfungsi sebagai alat pengukur nilai yang diterima oleh masyarakat yang dinamakan uang barang community money.
Universitas Sumatera Utara
11
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentunya harus pergi kepasar. Sebagaimana kita ketahui bahwa pasar merupakan arena pertukaran potensi dalam
bentuk fisik sebagai tempat berkumpul dan bertemunya para penjual dan pembeli, maupun pertukaran karena dipenuhinya persyaratan yang minat dan citra serta daya
beli. Kebanyakan perusahaan dalam memasarkan produknya menetapkan harga
berdasarkan suatu kombinasi barang secar fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Para pakar mendefinisikan harga berbeda-beda, secara
sempit harga merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Berikut ini akan penulis kemukakan pendapat atau pandangan beberapa para ahli mengenai harga.
Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari
memiliki atau menggunakan barang atau jasa Kotler dan Armstrong, 2004;430. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi juga memperhatikan
berbagai hal. Murah atau mahalnya harga suatu produk tergantung pada spesifikasi dan
keunggulan dari produk itu sendiri yang sangat relatif sifatnya. Kotler Amstrong 2008:345, menyatakan: “harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk
atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa.
Universitas Sumatera Utara
12
Dari uraian di atas dapat diketahui harga jual sangat erat kaitannya dengan membicarakan harga pokok produksi. Untuk itu dalam menentukan harga jual harus
selalu berpedoman kepada harga pokok produksi karena bila perusahaan menetapkan harga jual di bawah harga pokok maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan
bila harga jualnya jauh diatas harga pokok maka akan sulit dijangkau pelanggan akibatnya akan sulit mencapai laba.
2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga
Menurut Kotler dan Amstrong dalam Tjiptono, 2008:154 keputusan- keputusan penetapan harga oleh perusahaan dipengaruhi faktor-faktor internal dan
eksternal. 1
Faktor-faktor internal mencakup tujuan pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya dan pertimbangkan keorganisasian suatu perusahaan.
a. Tujuan pemasaran
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bias berupa maksimalisasi
laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas,
mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab social, dan lain- lain.
b. Strategi bauran pemasaran
Universitas Sumatera Utara
13
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung
dtvkkkengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.
c. Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena
itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya tetap dan variabel, serta jenis-jenis biaya lainnya,
seperti out-of-pocket cost, incremental cost, opportunity cost, controllable cost, dan replacement.
d. Organisasi
Manajemen perlu memutuskan siapa didalam organisasi yang harus menetapkan harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan
harga menurut caranya masing-masing. Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak. Pada perusahaan
besar, seringkali masalah harga ditangani oleh divisi atau manajer suatu lini produk. Dalam pasar industry, para wiraniaga diperkenankan
untuk berorganisasi dengan pelanggannya guna menetapkan rentang harga tertentu. Dalam industry dimana penetapan harga merupakan
faktor kunci misalnya perusahaan inyak, penerbangan luar angkasa, biasanya setiap perusahaan memiliki departemen pemasaran atau
Universitas Sumatera Utara
14
manajemen puncak. Pihak-pihak lain yang memiliki pengaruh terhadap penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi,
manajer keuangan, dan akuntan. 2
Faktor-faktor eksternal mencakup pada sifat pasar dan permintaan, persaingan, unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya.
a. Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan
monopolotik, oligopoly, atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.
b. Persaingan
Porter dalam Tjiptono 2008:156 ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan atau industry, yaitu persaingan dalam
industry yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru. Informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk menganalisis karakteristik untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi anatara lain meliputi:
1 Jumlah perusahaan dalam industry
Bila hanya ada satu perusahaan dalam industry, maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harganya
seberapapun. Akan tetapi sebaliknya, bila industry terdiri atas banyak perusahaan , maka persaingan harga terjadi. Bila produk
Universitas Sumatera Utara
15
yang dihasilkan tidak terdiferensiasi, maka hanya pemimpin industry yang leluasa menentukan perubahan harga.
2 Ukuran relatif setiap anggota dalam industry
Bila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatif
perubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil, maka hanya jadi pengikut.
3 Diferensiasi produk
Bila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat menegndalikan aspek
penetapan harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing dalam industry.
c. Kemudahan untuk memasuki industry yang bersangkutan
Bila suatu undustri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang ada sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada
hambatan masuk kepasar barrier to market entry, maka perusahaan- perusahaan yang sudah ada dalam industry tersebut dapat
mengendalikan harga. Hambatan masuk ke pasar dapat berupa: 1
Persyaratan teknologi 2
Investasi modal yang besar 3
Ketidaktersediaan modal yang besar
Universitas Sumatera Utara
16
4 Skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaan-perusahaan yang
telah ada dan sulit diraih oleh para pendatang baru. 5
Kendali atas sumber daya alam oleh perusahaan-perusahaan yang sudah ada
6 Keahlian dalam pemasaran.
d. Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya
Setelah faktor-faktor di atas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi inflasi, boom atau resesi,
tingkat bunga, kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek sosial kepedulian terhadap lingkungan.
2.2.2. Tujuan Penetapan Harga
Dalam mendirikan suatu perusahaan haruslah terlebih dahulu menentukan apa yang ingin dicapainya. Bila telah menetapkan tujuannya pada suatu target tertentu
maka akan semakin mudah bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Herlambang 2014:47-48 mengemukakan tujuan penetapan harga adalah:
1 Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menetapkan harga
yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal. Mempertahankan perusahaan dari marjin keuntungan yang di dapat
perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gajiupah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah
tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
17
2 Menggapai ROI return on investment perusahaan pasti menginginkan
balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercpat tercapainya modal
kembaliroi 3
Menguasai pangsa pasar dengan menetapkan harga rendah di bandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk
competitor yang ada di pasaran. 4
Mempertahankan status quo ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanygga pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap
mempertahankan pangsa pasar yang ada.
2.2,3 Indikator Harga
Menurut Rangkuti 2003:92 indikator-indikator harga adalah: 1
Penilaian mengenai harga secara keseluruhan 2
Respons terhadap kenaikan harga 3
Harga pokok tertentu dibandingkan produk yang sama apabila di tempat lain
Adapun penjelasan dari indikator diatas, adalah: 1
Penilaian mengenai harga secara keseluruhan Harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat dianalisa dengan
melihat tanggapan yang diberikan konsumen terhadap harga tersebut ,
Universitas Sumatera Utara
18
apakah konsumen telah menerima harga yang ditetapkan dengan manfaat yang diterima
2 Respons terhadap kenaikan harga
Jika terjadi kenaikan harga dari suatu produk, sebaiknya dilihat bagaimana respon konsumen terhadap kenaikan harga tersebut, apakah akan
mempengaruhi keputusan dalam membeli produk tersebut, apakah akan mempengaruhi keputusan dalam membeli produk tersebut ataukah
sebaliknya. 3
Harga pokok tertentu dibandingkan produk yang sama apabila ditempat lain
Konsumen dalam menentukan produk yang akan dibeli, akan membandingkan harga produk tersebut dengan cara membandingkan
harga produk ditempat lain kebanyakan perusahaan dalam memasarkan produknya menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara
fisik di tambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Para ahli mendefinisikan harga berbeda-beda secara sempit harga merupakan
jumlah yang dibayarkan oleh pembeli.
2.3 Kualitas Produk
Kualitas bisa jadi merupakan hal yang paling dicari oleh konsumen ketika mereka memilih produk yang akan digunakan. Dalam penelitian ini kualitas
Universitas Sumatera Utara
19
produk diartikan sebagai penilaian konsumen mengenai atribut dalam produk yang akan memenuhi kebutuhan dan memberi manfaat pada mereka.
Kualitas suatu produk menjadi salah satu aspek penting yang mempengaruhi konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian. Kualitas produk adalah
karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan, kualitas
merupakan sarana positioning utama pemasar Kotler Armstrong 2008:272. Kotler dan Armstrong 2008:273 menyatakan bahwa kualitas produk
mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Dalam mengemmbangkan sebuah produk, pada awalnya pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan
mendukung positioning produk mereka. Dalam hal ini, kualitas produk berarti kualitas kinerja, yaitu bagaimana kemampuan produk tersebut untuk menjalankan
fungsi seharusnya. Selain tingkat kualitas, kualitas tinggi juga bisa berati tingkat konsistensi kualitas yang tinggi. Dalam hal ini, kualitas produk berarti pemastian
kualitas yang dapat didefinisikan sebagai bebas dari kerusakan dan konsisten dalam menghantarkan tingkat kinerja yang ditargetkan.
2.3.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk
Berdasarkan diferensiasi produk, Kotler Keller 2007:9 mengembangkan faktor kualitas kedalam 3 tiga faktor yaitu:
1 Bentuk
2 Fitur
Universitas Sumatera Utara
20
3 Mutu kinerja
Adapun penjelasan dari faktor faktor yang mempengaruhi kualitas produk adalah:
1 Bentuk, Banyak produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk-ukuran,
model, atau struktur fisik produk. 2
Fitur, Yang berbeda-beda yang melengkapi fungsi dasar produk. 3
Mutu Kinerja, Level berlakunya karakteristik dasar produk.
2.3.2 Indikator Kualitas Produk
Peppard dan Rowland dalam Tjiptono 2008:25-26 dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa, atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya
mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur.
1 Kinerja performance
2 Ciri-ciri atau keistimewaan features
3 Keandalan reability
4 Kepuasan dengan spesifikasi conformance to specification
5 Daya tahan
6 Estetika
7 Kualitas di persepsikan perceived quality
Universitas Sumatera Utara
21
Adapun penjelasan dari indikator kualitas produk adalah: 1
Kinerja performance Karakteristik operasi pokok dari produk inti core product yang dibeli,
misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat di angkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi, dan
sebagainya. 2
Ciri-ciri atau keistimewaan features Karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior
dan eksterior seperti dash board, ac, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3 Kandaalan reability
Kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadatmacetrewelrusak.
4 Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specification
Sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standart-standart yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standart keamanan dan
emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untukteruk tentunya harus lebih besar dari pada mobil sedan.
5 Daya tahan durability
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6 Etetika
Daya tarik produk terhadap panca indera.
Universitas Sumatera Utara
22
7 Kualitas yang di persepsikan perceived quality
Citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan perusahaan terhadapnya.
Sifat khas mutu suatu produk yang handal harus mempunyai multi dimensi, karena harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen dengan
melalui berbagai cara. Oleh karena itu setiap produk harus mempunyai ukuran yang mudah di hitung misalnya, berat, isi, luas, dan diameter agar mudah dicari
konsumen sesuai dengan kebutuhannya. Indikator kualitas suatu produk dapat di ukur dengan kepuasan terhadap kesesuaian rasa dan aroma atau ketidak sesuaian daya
tahan produk tersebut.
2.4 Kualitas Pelayanan
Pengertian tentang kualitas pelayanan menurut Tjiptono 2000:52 adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi harapan. Pelayanan dapat didefinisikan sebagai segala bentuk kegiatanaktifitas yang diberikan oleh satu pihak atau lebih kepada pihak lain
yang memiliki hubungan dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan kepada pihak kedua yang bersangkutan atas barang dan jasa yang diberikan.Pelayanan
memiliki pengertian yaitu terdapatnya dua unsur atau kelompok orang dimana masingmasing saling membutuhkan dan memiliki keterkaitan, oleh karena itu
peranan dan fungsi yang melekat pada masing-masing unsur tersebut berbeda.
Universitas Sumatera Utara
23
Hal-hal yang menyangkut tentang pelayanan yaitu faktor manusia yang melayani, alat atau fasilitas yang digunakan untuk memberikan pelayanan,
mekanisme kerja yang digunakan dan bahkan sikap masing-masing orang yang memberi pelayanan dan yang dilayani. Pada prinsipnya konsep pelayanan memiliki
berbagai macam definisi yang berbeda menurut penjelasan para ahli, namun pada intinya tetap merujuk pada konsepsi dasar yang sama. Menurut Sutedja 2007:5
pelayanan atau servis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Menurut Kotler 2005:371 jasa
bersifat sebagai berikut. 1.
Tidak berwujud, dalam arti servis tidak dapat dilihat, dicium, dirasa, dan didengar sebelum pelanggan membelinya.
2. Tidak dapat dipisahkan, dengan maksud interaksi pemberi jasa dengan klien
saling membutuhkan servis tadi. 3.
Berubah-ubah, dalam arti bahwa servis sangat mudah berubah-ubah, karena sangat tergantung pada siapa yang menjanjikan kapan dan dimana.
4. Daya tahan dalam arti bahwa servis tidak dapat disimpan. Dari berbagai dimensi,
ada beberapa dimensi yang dapat diterapkan pada jasa, tapi sebagian besar dimensi tersebut dikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian terhadap
manufaktur. Sedang dalam penelitian ini lebih mengacu pada teori yang dikemukakan oleh
Parasuraman, Zethhaml dan Berry yang melakukan penelitian khusus terhadap
Universitas Sumatera Utara
24
beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasikan sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas jasa. Pada proses perkembangan selanjutnya, yang diterangkan
oleh Tjiptono 2000:126 mengemukan bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat dirangkum menjadi lima dimensi pokok menyangkut masalah kualitas pelayanan
yaitu sebagai berikut: 1.
Keandalan reliability. Keandalan adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat dan memuaskan. 2.
Daya tanggap responsiveness. Daya tanggap adalah keinginan para staf untuk membantu para pelanggan
memberikan pelayanan dengan tanggap. 3.
Jaminan assurance. Jaminan adalah pengetahuan dan kesopansantunan para staf perusahaan serta
kemampuan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.
4. Perhatian attention.
Perhatian adalah kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
25
5. Bukti langsung tangible.
Bukti langsung merupakan suatu bentuk pelayanan yang dapat dilihat secara langsung, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.
Konsep pelayanan yang baik akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk bersaing dalam merebut konsumen. Sedangkan kinerja yang baik berkualitas
dari sebuah konsep pelayanan menimbulkan situasi yang kompetitif dimana hal tersebut dapat diimplementasikan melalui strategi untuk meyakinkan pelanggan,
memperkuat image tentang merek, iklan, penjualan, dan penentuan harga. Strategi inovator terhadap kualitas layanan biasanya sulit ditiru.
Hal tersebut disebabkan karena kualitas layanan berasal dari kepemimpinan yang terinspirasi melalui organisasi, budaya perusahaan yang berorientasi pada
pelanggan, desain sistem layanan prima, penggunaan informasi dan teknologi yang efektif, serta faktor-faktor lainnya yang dikembangkan oleh organisasi.
Pengukuran dan Penilaian Kualitas Pelayanan Pada hakikatnya pengukuran kualitas suatu jasa atau produk dapat diperoleh melalui pengukuran atas kepuasan
pelanggannya yang ditunjukkan melalui variabel harapan dan kinerja yang dirasakan pelanggan atau perceived performance Tjiptono, 2001:46
Namun demikian kualitas jasa lebih sukar didefinisikan, dijabarkan, dan diukur bila dibandingkan dengan kualitas barang. Bila ukuran kualitas dan
pengendalian telah lama ada untuk barang- barang berwujud tangible goods, maka
Universitas Sumatera Utara
26
untuk jasa berbagai upaya telah dan sedang dikembangkan untuk merumuskan ukuran-ukuran semacam itu Tjiptono, 2000:51.
Tjiptono, 2000:51-52 menyatakan bahwa persepsi pelanggan terhadap kualitas total suatu jasa terdiri atas dua dimensi utama. Dimensi pertama, yakni
technical quality outcome dimension yang berkaitan dengan kualitas output jasa yang dipersepsikan pelanggan. Dan dimensi kedua, yaitu functional quality process-
related dimension berkaitan dengan kualitas cara penyampaian jasa atau menyangkut proses transfer kualitas teknis, output atau hasil akhir jasa dari penyedia jasa kepada
pelanggan. Jika penyedia jasa memiliki citra positif di dalam benak pelanggan, kesalahan minor yang terjadi sangat mungkin dimaafkan.
Apabila kesalahan kerap terjadi, maka citra positif tersebut akan rusak. Sebaliknya, jika citra organisasi sudah negatif terlebih dahulu, maka pengaruh atau
efek dari setiap kesalahan yang dilakukannya kerapkali jauh lebih besar daripada bila citranya positif. Dalam kaitannya dengan persepsi terhadap kualitas, citra dapat
dipandang sebagai filter Tjiptono, 2000:51-52.
2.5 Kepuasan Pelanggan