Tahap Penampungan dan Pengumpulan

dilihat dari pewadahan limbah padat medis yang belum lengkap, tidak memiliki kode dan warna yang memenuhi syarat dan penggunaan APD yang belum lengkap. Kebijakan rumah sakit seharusnya taat terhadap peraturan dan perundang-undangan pengelolaan limbah padat rumah sakit dan berupaya meningkatkan kualitas lingkungan Adisasmito, 2008.

5.2 Sistem Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe

5.2.1 Tahap Penampungan dan Pengumpulan

Tahap penampungan merupakan tahap yang paling sulit dalam pelaksanaan pengelolaan limbah padat rumah sakit karena langsung berhubungan dengan tenaga kesehatan atau penanggung jawab ruangan seperti perawat. Dari 3 ruangan yang menjadi objek penelitian, proses penampungan sampah dilakukan oleh petugas di masing-masing ruangan tersebut. Pada ruang instalasi gizi hanya menghasilkan limbah padat non medis, sehingga hanya disediakan 4 buah tempat sampah non medis yang dilapisi plastik berwarna hitam. Jika semua aktifitas telah selesai, sampah yang dihasilkan dari ruangan tersebut di ikat dengan menggunakan tali lalu dikumpulkan di trolley sampah yang terletak di belakang ruangan instalasi gizi dan selanjutnya diangkut oleh cleaning service. Pada ruangan ini, tidak ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik, sehingga sampah basah dan kering bercampur. Seharusnya dilakukan pemisahan agar dapat memanfaatkan atau mendaur ulang sampah yang dihasilkan, namun berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan instalasi gizi, sampah yang dapat di daur Universitas Sumatera Utara ulang tidak dimanfaatkan melainkan diserahkan kepada warga di sekitar lingkungan rumah sakit untuk kepentingan pribadi. Ruang rawat inap VIP Melati menghasilkan limbah padat medis dan limbah padat non medis. Proses penampungan dilakukan oleh petugas yang bekerja di ruangan tersebut dan juga pasien maupun keluarga pasien. Jumlah tempat sampah yang tersedia adalah 1 buah tempat sampah medis yang dilapisi plastik berwarna kuning dan 1 buah tempat sampah non medis dilapisi plastik berwarna hitam yang terletak di ruang perawat serta trolley sampah yang terletak di depan ruang rawat inap VIP Melati. Ruang rawat inap VIP Melati terdiri dari 14 kamar. Dilihat dari jumlah tempat limbah padat yang tersedia, seharusnya terdapat minimal 1 buah tempat sampah non medis untuk setiap kamar atau disesuaikan dengan kebutuhan, namun pada pelaksanaannya tidak tersedia tempat sampah baik medis maupun non medis di setiap kamar. Sehingga keluarga pasien yang berada di ruangan tersebut harus membuang sampah ke trolley yang tersedia di luar ruangan. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan jumlah tempat sampah di ruangan tersebut Depkes RI, 2004. Ruang Instalasi Gawat Darurat IGD menghasilkan limbah padat medis dan limbah padat non medis. Jumlah tempat sampah yang tersedia adalah 2 buah tempat sampah medis yang dilapisi plastik berwarna kuning dan terdapat keterangan sampah medis di bagian tutup, 3 buah tempat sampah non medis yang dilapisi plastik berwarna hitam dan terdapat keterangan sampah non medis di bagian tutup, 1 buat tempat sampah besar non medis di luar ruangan. Tenaga kesehatan yang berada di ruangan tersebut memiliki tanggung jawab untuk Universitas Sumatera Utara melakukan penampungan terhadap limbah padat. Limbah padat medis dikumpulkan di tempat sampah tersebut dan akan diangkut oleh tenaga khusus setiap pagi, sedangkan untuk limbah padat non medis, sampah dikumpulkan di tempat sampah besar yang berada di luar ruangan untuk diangkut oleh cleaning service setiap pagi.

5.2.2 Tahap Pengangkutan