Pengertian Sanitasi Rumah Sakit Peraturan dan Perundangan Pengelolaan Sampah Rumah Sakit

2.2.2 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi : 1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna. 3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.3 Pengertian Sanitasi Rumah Sakit

Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit berdasarkan Kepmenkes No.1204MenkesSKX2004 adalah meliputi : sanitasi pengendalian berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi, biologi, dan sosial psikologi di rumah sakit. Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan Arifin, 2009. Kesehatan lingkungan rumah sakit diartikan sebagai upaya penyehatan dan pengawasan lingkungan rumah sakit yang mungkin beresiko menimbulkan penyakit dan atau gangguan kesehatan bagi masyarakat sehingga terciptanya Universitas Sumatera Utara derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit meliputi kegiatan-kegiatan yang kompleks sehingga memerlukan penanganan secara lintas program dan lintas sektor serta berdimensi multi disiplin, untuk itu diperlukan tenaga dan prasarana yang memadai dalam pengawasan kesehatan lingkungan rumah sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004. 2.4 Sampah Rumah Sakit 2.4.1 Pengertian Sampah Rumah Sakit Menurut Notoatmodjo 2003 sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Sampah diartikan sebagai benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang atau sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia serta tidak terjadi dengan sendirinya Mubarak, 2004. Menurut defenisi Word Health Organitation WHO sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya Chandra, 2006. Berdasarkan Undang-Undang No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Limbah padat solid waste merupakan semua bahan atau material yang dibuang dan tidak berbentuk cair maupun gas Soegianto,2005. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan beberapa pengertian sampah tersebut dapat disimpulkan bahwa sampah adalah sesuatu yang berbentuk padat yang tidak digunakan lagi dan berasal dari aktifitas atau kegiatan manusia dan dibuang secara saniter yaitu dengan cara yang dapat diterima oleh umum sehingga diperlukan pelaksanaan pengelolaan limbah padatsampah yang baik.

2.4.2 Sumber Sampah

Sumber sampah yang dihasilkan dari setiap rumah sakit berbeda. Setiap ruangan atau unit kerja di rumah sakit merupakan penghasil sampah. Jenis sampah dari setiap ruangan berbeda-beda sesuai dengan penggunaan dari setiap ruangan atau unit yang bersangkutan. Sampah yang berasal dari rumah sakit merupakan limbah layanan kesehatan mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium A.Pruss.A, 2005. Tabel 2.1 Jenis sampah menurut sumbernya No. SumberArea Jenis Sampah 1. KantorAdministrasi Kertas 2. Unit obstetric dan ruang perawatan obstetric Dressingpembalutpakaian,spongeseponpengoso k, placenta, ampul, termasuk kapsul perak nitrat, jarum syringe alat semprot, masker disposable masker yang dapat dibuang, disposable drapes tiraikain yang dapat dibuang, sanitary napkin serbet, blood lancet disposable pisau bedah, disposable chateter alat bedah, disposable unit enema alat suntik pada usus disposable diaper popok dan underpad alasbantalan, dan sarung disposable. 3. Unit emergency dan bedah termasuk ruang perawatan Dressingpembalutpakaian,spongeseponpenggos ok, jaringan tubuh, termasuk amputasi ampul bekas, masker disposable masker yang dapat dibuang, jarum syringe alat semprot, drapes tiraikain, disposable blood lancet pisau bedah, disposable kantong emesis, Levin tubes pembuluh chateter alat bedah, drainase set alat pengaliran, kantong colosiomy, underpads Universitas Sumatera Utara alasbantalan, sarung bedah. 4. Unit laboratorium, ruang mayat, phatology dan autopsy Gelas terkontaminasi, termasuk pipet petri dish, wadah specimen, slide specimen kacaalat sorong, jaringan tubuh, organ, dan tulang 5. Unit Isolasi Bahan-bahan kertas yang mengandung buangan nasal hidung dan sputum dahakair liur, dressing pembalutpakaian dan bandages perban, masker disposable masker yang dapat dibuang, sisa makanan, perlengkapan makan. 6. Unit Perawatan Ampul, jarum disposable dan syringe alat semprot, kertas dan lain-lain 7. Unit Pelayanan Karton, kertas bungkus, kaleng, botol, sampah dari ruang umum dan pasien, sisa makanan buangan 8. Unit gizidapur Sisa pembungkus, sisa makananbahan makanan sayuran dan lain-lain 9. Halaman rumah sakit Sisa pembungkung daun ranting, debu. Sumber : Depkes RI, 2002

2.4.3 Jenis Sampah

Limbah atau sampah rumah sakit dapat dianggap sebagai mata rantai penyebaran penyakit menular. Disamping itu, di dalam limbah atau sampah juga mengandung berbagai bahan kimia beracun dan benda-benda tajam lain yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan cedera Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Jenis sampah rumah sakit perlu diketahui agar dapat mengetahui pengelolaan sampah yang baik dan benar. Pengelolaan limbah atau sampah rumah sakit yang tidak baik dapat memicu risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pekerja, dari pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit Jusuf, 2000. Universitas Sumatera Utara Secara garis besar, jenis sampah dibedakan menjadi dua macam yaitu, sampah medis dan sampah non medis. 1. Sampah medis Sampah medis atau limbah klinis biasanya berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi, farmasi, penelitian, pengobatan, perawatan atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius dan membahayakan, kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004, klasifikasi Limbah Medis Padat yang Berasal dari Rumah Sakit terdiri dari limbah infeksius, patologis, sitotoksis, benda tajam, farmasi, kimia, radioaktif, logam yang bertekanan tinggi atau berat dan kontainer bertekanan. Tabel 2.2 Klasifikasi limbah medis padat yang berasal dari rumah sakit No Kategori Limbah Definisi Contoh Limbah yang Dihasilkan 1. Infeksius Limbah yang terkontaminasi organisme patogen bakteri, virus, parasit, atau jamur yang tidak secara rutin ada lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan. Kultur laboratorium, limbah dari bangsal isolasi, kapas, materi, atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi, ekskreta. 2. Patologis Limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan yang sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius. Bagian tubuh manusia dan hewan limbah anatomis, darah dan cairan tubuh yang lain, janin. 3. Sitotoksis Terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius. Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup Dari materi yang terkontaminasi pada saat persiapan dan pemberian obat, misalnya spuit, ampul, kemasan, obat kadaluarsa, Universitas Sumatera Utara larutan sisa, urine, tinja, muntahan pasien yang mengandung sitotoksis. 4. Benda tajam Merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif. Jarum, jarum suntik, skalpel, pisau bedah, peralatan infus, gergaji bedah, dan pecahan kaca. 5. Farmasi Limbah farmasi mencakup produksi farmasi. Kategori ini juga mencakup barang yang akan di buang setelah digunakan untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker, selang penghubung darah atau cairan, dan ampul obat. Obat-obatan, vaksin, dan serum yang sudah kedaluarsa, tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi, yang tidak diperlukan lagi. 6. Kimia Mengandung zat kimia yang berbentuk padat, cair, maupun gas yang berasal dari aktivitas diagnostic dan eksperimen serta dari pemeliharaan kebersihan rumah sakit dengan menggunakan desinfektan. Reagent di laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kadaluarsa atau sudah tidak diperlukan lagi, solven. 7. Radioaktif Bahan yang terkontaminasi dengan radioisotope yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari : tindakan kedokteran nuklir, radio immunoassay dan baakteriologis, dapat berpentuk padat, cair atau gas. Cairan yang tidak terpakai dari radio aktif atau riset di laboratorium, peralatan kaca, kertas absorben yang terkontaminasi, urine dan ekskreta dari pasien yang diobati atau diuji dengan radio nuklida yang terbuka. Universitas Sumatera Utara 8. Logam yang bertekanan tinggiberat Limbah yang mengandung logam Berat dalam konsetrasi tinggi termasuk dalam subkategori limbah kimia berbahaya dan biasanya sangat toksik. Contohnya adalah limbah merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran yang rusak. Thermometer, alat pengukur tekanan darah, residu dari ruang pemeriksaan gigi, dan sebagainya. 9. Kontainer bertekanan Limbah yang berasal dari berbagai jenis gas yang digunakan di rumah sakit. tabung gas, kaleng aerosol yang mengandung residu, gas cartridge. Sumber: Kepmenkes RI No. 1204, 2004 2. Sampah non medis Sampah non medis merupakan sampah yang berasal dari kegiatan atau aktifitas di rumah sakit selain sampah medis. Sampah non medis yang dihasilkan dari rumah sakit seperti kertas, karton, plastik, kaleng, botol sisa makanan dan lain-lain yang bersumber dari kantor atau administrasi, unit perlengkapan, ruang tunggu, ruang inap, unit gizi atau dapur, halaman parkir, taman dan unit pelayanan.

2.4.4 Jumlah sampah

Setiap rumah sakit akan menghasilkan sampah medis maupun sampah non medis. Jumlah sampah medis dan sampah non medis yang dihasilkan dari setiap rumah sakit berbeda tergantung pada berbagai faktor seperti jumlah tempat tidur yang tersedia, kapasitas rumah sakit, jumlah staff medis, jenis layanan kesehatan yang diberikan, status ekonomi, sosial dan budaya dari pasien serta kondisi umum letak daerah rumah sakit Alhumoud, 2007. Mengetahui jumlah sampah yang dihasilkan dari rumah sakit merupakan hal yang penting, karena sebagai langkah awal dalam proses pengelolaan. Jumlah Universitas Sumatera Utara ini akan menentukan jumlah dan volume sarana penampungan lokal yang harus disediakan, pemilihan incinerator dan kapasitasnya dan juga bila rumah sakit memiliki tempat pengolahan sendiri jumlah produksi dapat diproyeksikan untuk memperkirakan pembiayaan dan lain-lain. Dalam pengelolaan sampah, ukuran yang biasa digunakan adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Menurut Berat Jumlah produksi sampah domestik diperkirakan 2 kg per orang per hari. Untuk mendapatkan angka yang lebih tepat sebaiknya dilakukan survei sampah di rumah sakit yang bersangkutan. Jumlah sampah dengan 500 tempat tidur adalah 3,25 kg per pasien per hari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. 2. Jumlah Disposibel Meningkatkan jumlah sampah berkaitan erat dengan meningkatkan penggunaan barang disposibel. Daftar barang disposibel merupakan indikator jumlah dan kualitas sampah rumah sakit yang diproduksi. Berat, ukuran dan sifat kimiawi barang-barang disposibel mungkin perlu dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi yang bermanfaat dalam pengelolaan sampah Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. 3. Jumlah Menurut Volume Volume juga harus diketahui untuk menentukan ukuran bak dan sarana pengangkutan. Konversi dari berat ke volume dapat dilakukan dengan membagi berat total dengan kepadatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.5 Peraturan dan Perundangan Pengelolaan Sampah Rumah Sakit

Proses pengelolaan sampah rumah sakit salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan persiapan peraturan, pedoman dan kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit Adisasmito, 2007. Peraturan dan perundangan yang telah dibuat oleh pemerintah dan kebijakan yang berasal dari rumah sakit dapat digunakan untuk meminimalkan terjadinya resiko gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan. Rumah sakit di Indonesia dapat menerapkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204MENKESSKX2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.

2.6 Manajemen Lingkungan Rumah Sakit