Hasil Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe Kesimpulan

5.3 Hasil Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe

Pelaksanaan pengelolaan limbah padat rumah sakit dapat berjalan dengan baik apabila adanya koordinasi antara berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan Hapsari, 2010. Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe memperoleh skor sebesar 60 dari total penilaian 100. Rumah sakit dinyatakan memenuhi syarat apabila memperoleh skor ≥ 80. Dalam hal penanganan limbah padat medis memang telah dilakukan pemusnahan dengan incenerator, namun pada variabel tempat sampah dikosongkan setiap 2 kali sehari dan 1 kali sehari dibuang ke TPA tidak mendapatkan skor apapun, karena pada pelaksanaannya tempat sampah diangkut dan dikosongkan sehari sekali serta dibuang ke TPA 2 hari sekali. Selain itu tidak ada penanganan khusus terhadap limbah radioaktif sesuai persyaratan, pelaksanaan pengelolaan limbah padat hanya dibagi menjadi dua bagian, yaitu penanganan limbah padat medis dan limbah padat non medis. Berdasarkan KEPMENKES 1204MenkesSKX2004, seharusnya Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe menyediakan tempat sampah sesuai dengan kategori limbah yang dihasilkan serta warna kantong plastik yang sesuai, memberikan pelatihan tentang pelaksanaan pengelolaan limbah padat pada tenaga pengelola dan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri APD bagi tenaga pengelola limbah padat rumah sakit. Universitas Sumatera Utara 68 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : A. Input 1. Pelaksanaan pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe menjadi tanggung jawab Instalasi pemeliharaan Sanitasi lingkungan IPSL dan dibantu oleh 3 orang cleaning service rumah sakit. Jumlah ketenagaan yang ada sudah baik dan mencukupi. 2. Pembiayaan pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe sudah mencukupi. 3. Sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe belum lengkap, terutama ketersediaan tempat penampungan limbah padat medis yang belum sesuai warna dan kategori. 4. Pedoman yang digunakan dalam pelaksaan pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe adalah KEPMENKES 1204MenkesSKX2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dan Standar Operasional Prosedur SOP yang dibuat oleh Instalasi PSL. Universitas Sumatera Utara B. Proses 1. Proses pengelolaan limbah padat pada tahap penampungan dan pengumpulan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe. dilakukan oleh tenaga kesehatan atau perawat di ruangan masing-masing. 2. Proses pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe pada tahap pengangkutan limbah padat medis dilakukan oleh 2 orang tenaga khusus dari Instalasi PSL sedangkan limbah padat non medis diangkut oleh 3 orang cleaning service rumah sakit. Proses pengangkutan limbah padat belum melalui jalur khusus, melainkan melalui jalur umum atau jalur yang digunakan oleh pengunjung. 3. Proses pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe pada tahap pemusnahan dan pembuangan akhir untuk limbah padat medis dilakukan dengan pembakaran menggunakan incenerator pada suhu 1100 C dan limbah padat medis diangkut oleh Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan BLHK untuk dibawa ke TPA yang telah di tetapkan. C. Output 1. Hasil pelaksanaan pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe berdasarkan hasil observasi memperoleh skor 60. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengelolaan limbah padat belum memenuhi syarat karena berdasarkan KEPMENKES 1204MenkesSKX2004 pengelolaan limbah padat rumah sakit memenuhi syarat apabila skor hasil penilaian ≥ 80 . Universitas Sumatera Utara

6.2 Saran