commit to user 8
8 2.
Model Pembelajaran ASSURE Model ASSURE Analyze Learners, State Objectives, Select Methods Media and
Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation Evaluate and Review merupakan sebuah prosedur panduan untuk perencanaan dan
bimbingan pembelajaran yang mengkombinasikan antara materi, metode dan media. Selanjutnya dikatakan bahwa : The ASSURE Model, on the other hand, is
mean for the individual instructor to use when planing classroom use of media and technology. Model ASSURE dilain pihak berarti kebutuhan guru yang
merencanakan penggunaan media dan teknologi di dalam kelas.
D. Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan permasalahan yang akan dipecahkan yaitu apakah terdapat peningkatan prestasi hasil
belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran ASSURE dapat meningkatkan prestasi belajar Akuntansi siswa SMA Negeri 4 Surakarta Tahun
Ajaran 20102011.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
dengan menggunakan model ASSURE pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI Ilmu Pengantar Sosial 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 20102011.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian mempunyai manfaat teoriti maupun manfaat praktis atau empiris sebagai berikut:
commit to user 9
9
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan penggunaan metode pembelajaran yang lebih baik dalam mata pelajaran
Akuntansi.
2. Manfaat Praktis atau Empiris
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk memilih dan menerapkan
model pembelajaran ASSURE sebagai alternatif peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Guru dan Calon Guru Bidang Studi Akuntansi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan variasi bagi guru akuntansi ataupun guru mata pelajaran lain dalam memilih metode pembelajaran
sehingga kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 3.
Bagi Siswa a.
Memberi suasana “enjoy full learning”. b.
Mengubah persepsi siswa, bahwa Akuntansi adalah mata pelajaran yang bermanfaat dan menyenangkan.
commit to user 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Model Pembelajaran ASSURE
a. Pengertian Model Pembelajaran ASSURE
Bagi sebagian masyarakat, kata kelas mengesankan gambaran siswa yang duduk di balik meja yang berbaris rapi menghadap ke depan, ke arah guru yang
duduk di balik meja besar sambil mengoreksi pekerjaan siswa atau berdiri di samping papan tulis menguraikan pelajaran pada siswa. Hal tersebut merupakan salah satu
cara mengelola kelas, tetapi bukan satu-satunya cara atau cara yang paling baik. Amstrong 2004: 135 mengatakan bahwa “lingkungan kelas atau ekologi kelas, perlu
ditata ulang secara fundamental agar dapat mengakomodasi kebutuhan berbagai jenis pelajar”. Jadi tata ruang, letak dan juga lingkungan kelas sangat berpengaruh dengan
kegiatan belajar siswa karena siswa akan merasa comfort dan lebih berkonsentrasi dalam belajar atau menerima pelajaran. Jika kelas dikelola dengan baik secara tidak
langsung akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik pula. Demikian juga sebaliknya apabila kelas tidak ditata atau dikelola dengan baik akan berdampak tidak
baik bagi prestasi belajar siswa. Gardner dalam Molenda, 2005: 37 membagi kecerdasan manusia menjadi 7
kecerdasan dasar. Setiap manusia pasti memiliki minimal satu kecerdasan dari 7 kecerdasan tersebut. Tujuh kecerdasan dasar yang dimiliki manusia menurut Gardner
adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan matematislogis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetis-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, dan
kecerdasan intrapersonal. Guru pada umumnya mempergunakan sebagian waktu mengajarnya dengan menulis
di papan tulis dan memberikan uraian panjang lebar di depan kelas. Bagaimanapun
commit to user 11
11 teknik ini adalah teknik yang sah. Permasalahannya adalah guru terlalu sering
menggunakan teknik ini. Seorang guru yang berusaha mengembangkan salah satu potensi siswa melalui pengetahuannya tentang kecerdasan majemuk, juga membuat
gambar di papan tulis atau memutar video untuk menjelaskan gagasannya, menawarkan pengalaman yang distimulasi gerak tubuh hands-on experiences baik
yang mengajak siswa bangkit berdiri dan bergerak maupun mengedarkan suatu artefak ke seluruh kelas agar materi yang dipelajari terasa nyata.
Guru yang memperhatikan potensi kecerdasan majemuk siswa juga meminta siswa menjalin interaksi satu sama lain dengan bermacam cara misalnya
berpasangan, membentuk kelompok kecil atau kelompok besar, la merencanakan waktu bagi siswa untuk berefleksi diri, untuk mencoba mengerjakan sesuatu sesuai
dengan laju belajarnya sendiri self-paced work, atau menghubungkan pengalaman pribadi dan perasaan mereka dengan materi yang dipelajari dan jika memungkinkan
mengadakan kesempatan belajar yang dapat dilakukan bersama makhluk hidup lain di alam terbuka.
Setiap kegiatan belajar mengajar yang efektif perlu perencanaan yang baik. Tak terkecuali pada kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media dan
teknologi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa kegiatan pembelajaran akan maju setelah melalui beberapa tahapan Gagne dalam Molenda, 2005: 34
mengartikan tahapan itu adalah pada saat proses pembelajaran terjadi. Hasil penelitian Gagne mengungkapkan bahwa desain materi belajar di mulai dengan
membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan juga rasa keingintahuan pada materi- materi yang baru. Mendorong serta melatih siswa dengan umpan balik, menilai
pemahaman siswa, dan mendorong siswa untuk melanjutkan aktivitas yang ingin diketahuinya. Model ASSURE memadukan berbagai aktivitas dalam pembelajaran.
Molenda 2005: 35 mengatakan Model ASSURE merupakan sebuah prosedur panduan untuk perencanaan dan bimbingan pembelajaran yang mengkombinasikan
antara materi, metode dan media. Selanjutnya dikatakan bahwa : The ASSURE Model, on the other hand, is mean for the individual instructor to use when planing
commit to user 12
12 classroom use of media and technology. Model ASSURE dilain pihak berarti
kebutuhan guru yang merencanakan penggunaan media dan teknologi di dalam kelas. Heinich, dkk dalam arsyad 2010: 67 mengajukan Model ASSURE dalam
proses kegiatan belajar mengajar agar proses belajar mengajar lebih efektif. Model ASSURE menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran
sebagai berikut: 1.
Menganalisa Siswa Analyze Learners Langkah pertama dalam perencanaan ini adalah menganalisa siswa. Dalam
langkah ini harus mengetahui siswa untuk menentukan media yang terbaik untuk mencapai tujuan belajar. Siswa dapat dianalisa melalui: 1 karakteristik
umum, 2 kemampuan awal siswa seperti tentang topik yang akan dibahas, ketrampilan dan sifat, 3 gaya belajar siswa.
2. Menentukan Tujuan Pembelajaran State Objectives
Langkah kedua adalah menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik, sesuai dengan kondisi siswa. Tujuan pembelajaran dapat diambil dari silabus,
pokok bahasan dari buku teks, panduan kurikulum, atau dikembangkan oleh guru. Dalam menentukan tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan
waktu, apakah siswa mampu menyelesaikan tugas yang harus dilakukan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai dari tujuan pembelajaran. Kondisi
minimal yang akan dicapai siswa dalam melaksanakan tugasnya dan tingkat kemampuan menerima tugas yang diberikan perlu dipertimbangkan.
3. Memilih Metode. Media dan Materi Select Methods, Media, and
Materials Setelah melakukan analisis siswa kemampuan awal siswa, ketrampilan dan
kebiasaan belajar siswa serta menentukan tujuan pembelajaran, langkah ketiga adalah memilih metode, media dan materi. Materi yang akan diberikan
kepada siswa dapat diperoleh melalui 3 cara, yaitu: 1 memilih materi yang sudah ada pada panduan kurikulum; 2 memodifikasi materi yang sudah ada
pada panduan kurikulum; 3 membuat materi baru.
commit to user 13
13 4.
Menggunakan Media dan Materi Utilize Media and Materials Langkah keernpat adalah merencanakan penggunaan media, materi dan
teknologi yang akan diterapkan pada metode yang akan dipakai. Mula-mula melakukan pengecekan kembali materi yang akan diberikan dan melakukan
uji coba media yang akan digunakan. Kemudian menyiapkan kelas, perlengkapan serta prasarana lainnya. Siswa secara individu mungkin telah
terbiasa menggunakan media dan bahan materi secara bersama, seperti pada belajar mandiri atau dalam kelompok-kelompok kecil seperti dalam
pembelajaran kooperatif. Siswa sudah biasa dalam menggunakan media cetak seperti buku atau teknologi berbasis computer seperti internet. Hal ini sesuai
dengan pendapat Arsyad 2010: 69 bahwa diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menggunakannya.
Disamping praktik dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang diperlukan
seperti meja peralatan, listrik, layar dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum penyajian. Apabila semuanya sudah dipersiapkan dengan matang maka akan
didapat hasil yang optimal. 5.
Mendorong Partisipasi Siswa Require Learner Participation Langkah ke lima adalah mendorong partisipasi siswa. Supaya pembelajaran
berjalan efektif, harus ada partisipasi aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. Harus ada keadaan yang mendukung siswa untuk berlatih
tentang pengetahuan atau ketrampilan dan menerima umpan balik sebelum dinilai secara formal. Latihan dengan menciptakan keadaan yang diperlukan
siswa untuk menilai diri sendiri, melalui pembelajaran lewat computer, internet atau permainan kelompok. Umpan balik dapat dilakukan oleh guru,
komputer, siswa yang lain atau evaluasi dirt sendiri. Selanjutnya menurut Arsyad 2010: 69 guru sebaiknya mendorong siswa
untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses belajar mengajar. Respon siswa dapat bermacam-macam, seperti mengulangi
commit to user 14
14 fakta-fakta, menghitung ikhtisar, rangkuman pelajaran menganalisis alternatif
pemecahan masalah atau kasus. Dengan demikian siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar.
6. Evaluasi dan Perbaikan Evaluate and Review
Setelah proses pembelajaran, perlu dilakukan evaluasi dampak dari proses pembelajaran dengan mengetahui keefektifan dan menilai hasil belajar siswa.
Untuk mengetahui gambaran umum perlu mengevaluasi keseluruhan proses belajar. Apakah tujuan belajar sudah tercapai? Apakah metode, media dan
teknologi yang dipakai sudah efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran? Apakah siswa sudah menguasai materi sesuai dengan tujuan belajar?
Walaupun ada perbedaan antara hasil yang dicapai dengan yang harusnya tercapai, perlu memperbaiki perencanaan pada waktu yang akan datang.
Tujuan utama evaluasi disini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media, pendekatan, dan
guru sendiri Arsyad, 2010: 69. Dengan latar belakang tersebut di atas terutama bagi siswa yang terlalu pasif
dan memahami materi pelajaran akuntansi ditambah lagi dengan ketiadaan buku pelajaran yang digantikan dengan LKS Lembar Kerja Siswa yang sangat tidak
menarik bagi siswa untuk membacanya, penulis mencoba mengatasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar akuntansi dengan menggunakan Model ASSURE, yang
menitik beratkan pada keterpaduan antara materi, metode, media dan teknologi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penggunaan Model ASSURE dalam kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan media yang beragam dalam satu pokok bahasan bertujuan agar siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan dan
berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan belajar secara perorangan.
commit to user 15
15
b. Media Pembelajaran 1
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah, perantara” atau pengantar”. Media pembelajaran pada umumnya diartikan
secara sempit terutama hanya memperhatikan dua unsur yakni alat dan bahan. Menurut Gerlach Ely 1971 dalam Arsyad A. 2010: 3 mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media bagi siswa mendapatkan apa yang selayaknya didapatkan
dibangku sekolah yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap atau tingkah laku. Hamidjojo dalam Arsyad A. 2010: 4 memberi batasan media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Gagne memberikan pengertian bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar Arief S. Sadiman
et al, 1996: 6. Media pembelajaran sangat berguna, sebagai alat atau perantara untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal bagi siswa, baik itu tentang pengetahuan, skill
atau ketrampilan, dan sikap atau tingkah laku. Oleh sebab itu, mengingat media sangat bermanfaat bagi manusia atau disini lebih spesifiknya bagi siswa hendaknya
para guru bisa memanfaatkan atau menggunakanya untuk sesuatu yang lebih baik. Diharapkan media digunakan dengan positif dan tidak menyimpang dari koridor atau
sesuatu yang sudah jadi acuan, dengan demikian kegiatan belajar mengajar lebih bermutu.
2 Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Arsyad A. 2010: 7 ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung enactive, pengalaman piktorialgambar iconic dan
pengalarnan abstrak symbolik. Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya
commit to user 16
16 arti kata simpul dipahami dengan Iangsung rnembuat simpul. Pada tingkatan
kedua iconic, kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto atau film. Meskipun
siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat simpul mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya
pada tingkatan simbol, siswa membaca atau mendengar kata “simpul” dan mencoba
mencocokannya dengan pengalamannya membuat “simpul”. Ketiga tingkat
pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baru.
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dales Cone of Experience
Kerucut Pengalaman Dale Dale 1969 dalam Molenda 2005: 12.
Gambar 1 . Konsep Brunner Dalam Pembelajaran Melalui Pengalaman Langsung, Gambar dan abstrak dengan Acuan Kerucut Pengalaman Edgar Gale, 1966
Molenda, 2001: 16 Lamban
g Lambang
Visual Gambar Diam
Rekaman radio Televisi
Pameran Karyawisata
Demonstrasi Dramatisasi
Benda TiruanPengamatan Pengalaman Langsung
commit to user 17
17
3 Jenis Media Pembelajaran
Salah satu ciri dari media pembelajaran yaitu bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Media pembelajaran
disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif dalam proses belajar mengajar.
Media mengikuti taksonomi Lehsin, dan kawan-kawan 1992 dalam Arsyad A 2010: 81-97 dibagi menjadi :
a. Media berbasis manusia yaitu guru, instruktur, tutor, kegiatan kelompok
dan lain-lain; b.
Media berbasis cetakan buku penuntun, buku kerjalatihan dan lembaran lepas;
c. Media berbasis visual buku, chart. grafik, peta, figurgambar.
transparansi, film bingkai atau .slide; d.
Media berbasis audio - visual video, tape, slide bersama tape, televisi, media berbasis komputer pengajaran dengan bantuan komputer dan video
interaktif .
Molenda 2005: 8 membagi media menjadi 6 tipe yaitu : a.
Media berbasis teks. Teks ditampilkan dalam beberapa format yaitu poster, teks di papan tulis, teks di layar komputer dll;
b. Media berbasis audio media pembelajaran yang dapat didengar baik
secara langsung maupun rekaman, yaitu suara orang, musik, suara mesin- mesin dll;
c. Media berbasis visual yaitu poster, gambar di papan tulis,gambar atau
grafik di buku, foto, kartun dll; d.
Media gerak l motion media media yang menunjukkan gerakan - gerakan sebagai contoh video-tape, animasi dll;
e. Media yang berbasis pada model real manipulative object yang dapat
disentuh dan dipegang siswa; f.
Media berbasis manusia yaitu guru, istruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok dll.
4 Kriteria Pemilihan Media Model
Pemilihan cara atau tehnik penyajian dalam suatu pembelajaran lazimnya berdasarkan pada pengajar dan pembelajar, tujuan pembelajaran, situasi, fasilitas, dan
kemampuann professional pengajar. Selanjutnya Arsyad A 2010: 75-76 mengatakan
commit to user 18
18 bahwa ada enam kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media pembelajaran,
yaitu: a.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu pada
salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikimotor.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip
atau generalisasi. c.
Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tersedia waktu, dana atau sumber daya lainnya untuk memproduksi tidak perlu dipaksakan.
d. Guru terampil menggunakannya.
e. Pengelompokkan sasaran. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok
besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan. f.
Mutu teknis. Penbembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persayaratan teknis tertentu.
c. Partisipasi
“Partisipasi adalah hal turut berperan serta di suatu kegiatan keikutsertaan dan
peran serta” Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1995: 732. Dari pengertian tersebut berarti di dalam kegiatan belajar mengajar para siswa berperan
serta secara aktif dan bersikap responsif tidak masa bodoh. Siswa tidak tinggal diam hanya menunggu perintah atau dorongan yang disampaikan oleh guru, melainkan bisa
terlibat secara intelektual-emosionalfisik siswa secara optimal dalam pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya siswa dapat merumuskan suatu masalah dan mencari
sendiri penyelesaian atas masalah tersebut. Pada waktu guru menyajikan suatu topik, siswa aktif mempertanyakan materi yang terkandung di dalamnya, atau menemukan
jawaban atas pertanyaan yang terkandung di dalamnya. Kedua contoh tersebut sebagai pertanda, bahwa siswa berperan aktif berpartisipasi dalam prose
pembelajaran. Peran serta rnengandung pengertian mengambil bagian dalam suatu tahap atau
lebih dari suatu proses Khairuddin, 1992: 59-63. Pengertian partisipasi atau peran serta melibatkan tiga hal pokok yaitu:
commit to user 19
19 a.
Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi. b.
Menghendaki adanya kontribusi terhadap kepentingan atau tujuan kelompok. c.
Partisipasi merupakan tanggung jawab terhadap kelompok
2. Hakikat Prestasi Belajar a. Hakikat
Belajar 1 Pengertian Belajar
Sebuah pepatah mengatakan ala bisa karena terbiasa, orang bisa apa saja melalui proses dan karena terbiasa, proses menuju bias itu dikatakan belajar. Tidak
ada orang yang lansung bisa naik sepeda, pasti pernah jatuh dan belajar dahulu baru bias naik sepeda. Orang bisa membaca sebelumnya harus belajar menghafalkan
huruf-huruf terlebih dahulu, kemudian memadukan suku-suku kata menjadi sebuah kalimat, proses seperti itulah yang dinamakan belajar. Orang pintar yang kurang
belajar akan kalah dengan orang yang kurang pintar tetapi rajin belajar. Gagne dalam bukunya yang berjudul The Conditions of Learning
sebagaimana yang dikutip oleh Ngalim Purwanto 2007: 84 menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya atau penampilaanya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami
situasi tadi.” Hintzman Muhibbin Syah, 2008: 90 dalam bukunya yang berjudul The
Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa “Learning is a change in
organism due to experience which can affect the organism`s behavior.” Artinya: belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism manusia atau
hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan
oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme. Sejalan dengan pengertian tersebut Slameto 2003: 2 mengemukakan
commit to user 20
20 bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disebabkan karena adanya hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Belajar sangatlah penting bagi kehidupan seorang manusia, karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses
belajar dapat membantu manusia untuk menjadi lebih dewasa.
2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Muhibbin Syah 2008: 132 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a Faktor Internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani
dan rohani siswa. b
Faktor Eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c Faktor Pendekatan Belajar approach to learning, yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Ngalim Purwanto 2007: 102 juga mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual, dan b
Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang
termasuk ke
dalam faktor
individual antara
lain: faktor
kematanganpertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluargakeadaan rumah
tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar- mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
commit to user 21
21
3 Unsur-unsur Belajar
Menurut Cronbach dalam Nana Syaodih Sukmadinata 2003: 157, tujuh unsur utama dalam proses belajar diantaranya yaitu:
a Tujuan
b Kesiapan
c Situasi
d Interpretasi
e Respon
f Konsekuensi
g Reaksi terhadap kegagalan
Ketujuh unsur utama dalam proses belajar tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a Tujuan
Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. b
Kesiapan Untuk dapat melakukan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki
kesiapan matang. c
Situasi Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar
d Interpretasi
Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan intepretasi yang melihat hubungan antara situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan
menghubungkan dengan kemungkinan tujuan. e
Respons Berpegang hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak
mungkin maka ia memberikan respons. f
Konsekuensi
commit to user 22
22 Setiap usaha akan membawa hasil, akibat tahu konsekuensi entah itu
keberhasilan atau kegagalan demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa.
g Reaksi terhadap kegagalan
Reaksi siswa adalah perasaan sedih dan kecewa.
b. Hakikat Prestasi Belajar 1
Pengertian Prestasi Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan bagi siswa. Perubahan yang dimaksud adalah berupa pengetahuan dan kecakapan baru maupun
penyempurnaan dari hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya. Hasil dari kegiatan belajar sering disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan
kemampuan yang telah dicapai siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Nana Syaodih Sukmadinata 2004: 102 menyatakan bahwa “Prestasi belajar
dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari
perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik”. Sama halnya dengan Nana Sudjana 2005: 22 dalam bukunya
berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Sejalan dengan pengertian tersebut Sutratinah Tirtonegoro 2001: 43 berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.”
Sedangkan Zainal Arifin 1990: 3 mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengajar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
commit to user 23
23 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian terhadap penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui
proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam simbol, angka, huruf atau kode.
2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 1991: 130 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu :
a Faktor Internal terdiri dari :
1 Faktor Jasmani fisiologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.
Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2 Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang
terdiri atas : a
Faktor Intelektif yang meliputi Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat,faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b Faktor Non Intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi penyesuaian diri. 3
Faktor kematangan fisik maupun psikis. b
Faktor Eksternal terdiri dari : 1
Faktor sosial yang terdiri atas : a
Lingkungan keluarga b
Lingkungan sekolah c
Lingkungan masyarakat d
Lingkungan kelompok 2
Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
3 Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.
4 Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
commit to user 24
24 Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung, ataupun tidak
langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dengan demikian kombinasi yang seimbang dari faktor-faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.
3 Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar
Fungsi prestasi belajar menurut Zainal Arifin 1990: 3 antara lain : a
Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. e
Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan anak didik.
Sedangkan kegunaan prestasi belajar menurut Cronbach Zaenal Arifin, 1990:4 adalah :
a Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.
b Untuk keperluan diagnostik.
c Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
d Untuk keperluan seleksi.
e Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.
f Untuk menentukan isi kurikulum.
g Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.
4 Evaluasi Prestasi Belajar
Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah 2008: 141, evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Muhibbin Syah 2008: 143-145 mengemukakan bahwa pada prinsipnya,
evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks, diantaranya adalah sebagai berikut : a
Pre test dan post test
commit to user 25
25 Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai
penyajian materi baru. Tujuannya, ialah untuk mengidentifikasi saraf pengetahua siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Evaluasi seperti ini berlangsung
singkat dan sering tidak memerlukan instrument tertulis. Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini
juga berlangsung singkat dan cukup dengan menggunakan instrument sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya sangat terbatas.
b Evaluasi prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru
yang akan diajarkan. c
Evaluasi diagnostik Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran
dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrument evaluasi jenis ini dititikberatkan pada bahasan tertentu yang
dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan. d
Evaluasi formatif Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan Ulangan yang dilakukan pada
setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk
mendiagnosis mengetahui penyakitkesulitan kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan
rekayasa pengajaran remedial perbaikan. e
Evaluasi sumatif Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan Ulangan Umum yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada
commit to user 26
26 setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan
resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
f Ujian Akhir Nasional
Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Akan tetapi, Ujian Akhir Nasional
yang mulai diberlakukan pada tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu yakni SDMI
Madrasah IbtiDaiyah, dan seterusnya. Nana Sudjana 2009: 7-8 membedakan sistem penilaian hasil belajar menjadi
dua macam, yaitu: a
Penilaian Acuan Norma PAN, adalah penilaian yang diacukan kepada rata- rata kelompoknya. Dengan demikian dapat diketahui posisi kemempuan siswa
di dalam kelompoknya. Untuk itu norma atau kriteria yang digunakan dalam menentukan derajat prestasi seseorang siswa, dibandingkan dengan rata-rata
kelasnya. Atas dasar itu akan diperoleh tiga kategori prestasi siswa, yakni di atas rata-rata kelas, sekitarrata-rata kelas, dan di bawah rata-rata kelas.
Dengan kata lain, prestasi yang dicapai seseorang posisinya sangat bergantung pada prestasi kelompoknya.
b Penilaian Acuan Patokan PAP, adalah penilaian yang diacukan pada tujuan
instruksional yang harus dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya dicapai,
bukan dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Biasanya keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 persen. Artinya,
siswa yang dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau dapat mencapai sekitar 75-80 persen dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang
dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil.
commit to user 27
27
3. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi a.
Pengertian Mata Pelajaran Akuntansi
Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa kelas XI jurusan Ilmu Sosial Sekolah Menengah Atas pada
semester genap maupun gasal. Menurut American Accounting Association dalam Alam S 2007: 139 mendefinisikan
pengertian akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran, dan
pelaporan informasi
ekonomi, yang
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut.”
Depart emen Pendidikan Nasional 2003: 6 menyatakan bahwa “
Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi
berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh
pelaku ekonomi swasta Akuntansi perusahaan, pemerintah Akuntansi pemerintah, ataupun organisasi masyarakat lainnya Akuntansi publik.”
Berdasarkan berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan kegiatan pencatatan, penggolongan, pegikhtisaran, peringkasan dan
penyajian transaksi keuangan suatu unit organisasi dengan cara tertentu. 1
Fungsi dan Tujuan a
Fungsi mata pelajaran Akuntansi Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti,
jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan
penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan SAK. b
Tujuan mata pelajaran Akuntansi Membekali tamatan SMA dalam berbagai kompetensi dasar, agar
mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur Akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan
commit to user 28
28 pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga
memberikan manfaat bagi kehidupan siswa. 2
Ruang Lingkup Ruang Lingkup pelajaran Akuntansi SMA dimulai dari dasar-dasar
konseptual, struktur, dan siklus Akuntansi. Adapun materi pokok pelajaran Akuntansi di SMA adalah sebagai berikut:
a Akuntansi dan sistem informasi.
b Dasar hukum pelaksanaan Akuntansi.
c Struktur Dasar Akuntansi.
d Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa.
e Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang.
Lingkup bahan pembelajaran Akuntansi untuk kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut :
a Akuntansi sebagai Sistem Informasi
b Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa : Jurnal dan Posting
c Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa : Penyesuaian adjustment
d Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa : Pelaporan Keuangan, Penutupan Buku,
dan Penyesuaian kembali Pembalik.
b. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi
Prestasi merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat pengetahuan siswa. Prestasi belajar akuntansi dapat diketahui dengan memberikan tes pada setiap
akhir siklus pelaksanaan tindakan. Tes hasil belajar berguna untuk mengukur penguasaan materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dalam bidang studi yang
diikuti siswa, dalam hal ini mata pelajaran akuntansi. Selain itu dengan prestasi belajar dapat diketahui pula ada tidaknya perubahan perilaku yang terjadi pada
diri siswa. Prestasi ini dapat bersifat kuantitatif dalam bentuk angka dan dapat pula bersifat kualitatif keaktifan, mengemukakan jawaban, mengajukan
pertanyaan dan mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas yaitu menunjukkan kualifikasi seperti baik, cukup dan kurang. Prestasi belajar akuntansi yang
commit to user 29
29 dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir penyajian materi satuan pelajaran
akuntansi yang diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran ASSURE .
B. Penelitian Yang Relevan
Nur Sri Harijanti 2007 dalam penelitian yang b erjudul “Peningkatan
Partisipasi Dan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Model ASSURE
Di Kelas X Di MAN Tempursari Mantingan Ngawi”. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pertama, dengan model ASSURE dapat
mreningkatkan partisipasi dan kreativitas siswa pada mata pelajaran Geografi di kelas X D MAN Tempursari Mantingan Ngawi Tahun Pelajaran 20062007. Kedua,
pembelajaran dengan model ASSURE dan metode Tanya jawab dapat meningkatkan partisipasi siswa yang semula rendah meningkat hingga mencapai 35 serta dengan
metode praktikum dan diskusi meningkat mencapai hingga 90. Ketiga, pembelajaran dengan model ASSURE dan tanya jawab dapat meningkatkan
kreativitas siswa yang semula rendah meningkat mencapai 68 serta dengan metode praktikum dan diskusi meningkat mencapai 90. Pengaruh penggunaan media model
dan gambar ASSURE terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam ditinjau dari motivasi belajar siswi.
Parmin 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Model Dan Gambar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus Penataran Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri”. Hasil penelitian ini adalah 1
Perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan media model dan media gambar terhadap
prestasi belajar
Ilmu Pengetahuan
AlamF1=11,73 Ftabel
0,95:1;1,56=4,02. Dilihat dari skor rata-rata hitung prestasi belajar siswa yang pembelajaranya menggunakan media model mempunyai skor rata-rata hitung73,1.
Siswa yang pembelajaranya menggunakan media gambar mempunya skor rata-rata hitung 64,2. 2 perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi dengan siswa yang meniliki motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar IPAF2=27,85 Ftabel 0,95 = 1;1,56=4,02. Dilihat dari skor
commit to user 30
30 ratahitung 75,833 sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah mempunyai skor
rata-rata hitung 61,867 dan 3 interaksi pengaruh antara penggunaan media model dengan motivasi belajar terhadan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam
F1,2=6,73Ftabel=4,02 Dari hasil uji disimpulkan bahwa media efektif untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SD pada siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Nur Sri Harijanti dan
Parmin dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode pembelajaran model ASSURE. Sedangkan perbedaannya
terletak pada variabel yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel prestasi belajar, Nur Sri Harijanti menggunakan variabel
partisipasi dan kreativitas kemudian Parmin menggunakan variable motivasi belajar. Peneliti menggunakan materi yaitu Akuntansi kelas XI SMA, sedangkan Nur Sri
Harijanti menggunakan materi Geoerafi kelas X MAN.
C. Kerangka Berpikir