commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut juga telah membawa
manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berpean dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia.
Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-
kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh
manejemen dan untuk pertanggung jawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya. Secara spesifik Akuntansi dapat didefinisikan
sebagai poses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi yang terangkum dalam suatu siklus yaitu siklus
akuntansi yang meliputi: kegiatan pencatatan bukti transaksi, pembuatan jurnal jurnal umum dan jurnal pembantu, memposting buku besar, penyusunan neraca
lajur, penyusunan laporan keuangan, penyusunan jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, ayat jurnal pembalik sampai kembali lagi pada transaksi awal. Sehingga
dalam pembelajaran akuntansi diharapkan siswa dapat memahami secara menyeluruh dari kegiatan akuntansi tersebut karena merupakan satu kesatuan.
Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 disebut bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
commit to user 2
2 kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Selanjutnya pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Usaha pembentukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan-
kemampuan tersebut harus dilakukan dan dikembangkan melalui upaya secara sadar lewat pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses yang membantu
manusia untuk dapat mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang ada dengan sikap yang terbuka serta kreatif. Oleh
karena itu setiap bagian dari proses belajar mengajar yang dirancang dan diselenggarakan pendidik harus dapat memberikan sumbangan nyata dalam upaya
pencapaian tujuan tersebut. Akan tetapi dalam penyelenggaraan pendidikan masih mengalami banyak masalah.
Permasalahan berkaitan dengan pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 4 Surakarta adalah 18 dari 34 siswa kelas IPS 4 hasil belajarnya belum memenuhi nilai
standar KKM Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran akuntansi yaitu 75,00. Hal tersebut diketahui dari hasil Ulangan Harian semester I, Ujian Tengah Semester
dan Ujian Akhir Semester. Rendahnya hasil belajar peserta SMA Negeri 4 Surakarta pada pelajaran Akuntansi ini dimungkinkan karena pendekatan belajar yang masih
berorientasi dan berpusat pada guru teacher centered approach. Pemiliham metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan tuntutan kompetensi
dasar. Dilain pihak penggunaan media pembelajaran masih terkesan seadanya bahkan setiap pertemuan hanya memanfaatkan papan tulis dan buku saja belum
menggunakan media berbasis teknologi informasi atau information technology IT, sehingga informasi yang disampaikan guru masih bersifat abstrak akibatnya hasil
commit to user 3
3 belajar peserta didik belum maksimal. Sebenarnya, guru-guru di SMA Negeri 4
Surakartadiberi keleluasaan untuk menggunakan medis pembelajaran berbasis teknologi informasi. Sekolah sudah menggunakan media komputer, laptop, dan LCD,
projector, walau jumlahnya masih terbatas. Akan tetapi alat tersebut belum digunakan secara optimal. Masih sedikit guru yang memanfaatkan media
pembelajaran tersebut. Proses Kegiatan Belajar Mengajar KBM Akuntansi SMA Negeri 4
Surakarta masih menggunakan sistem konvensional dimana guru menerangkan, siswa hanya mendengarkan atau mencatat. Kepasifan siswa dalam proses KBM pelajaran
Akuntansi juga disebabkan karena pelajaran akuntansi termasuk IPS maka dijadikan prioritas kedua dalam anggapan siswa. Anggapan ini makin kuat bila siswa tidak
dapat merasakan manfaat pelajaran Akuntansi atau guru tidak mengajarkan penerapan Akuntansi dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat guru melakukan tanya
jawab dalam KBM, para siswa terlalu pasif kurang respon untuk menjawab pertanyaan guru. Siswa cenderung kurang berani bertanya dan menjawab pertanyaan
yang diberikan guru karena takut salah atau malu diejek oleh temannya. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan
dari guru atau menjwab pertanyaan dari temannya pada saat diskusi. Kesulitan tersebut disebabkan kemampuan siswa dalam memahami materi atau kemampuan
mengingat retensi siswa kurang. Hal ini teramati pada saat diskusi materi Akuntansi, istilah Akuntansi jarang disampaikan siswa. Diskusi akan berlangsung
dengan baik bila pada saat proses kegiatan belajar mengajar menggunakan sarana dan prasarana media yang memadai.
Kekurangmandirian siswa dalam KBM semakin tampak nyata pada saat siswa diberi pertanyaan guru baik secara langsung maupun pada saat test tertulis, maka
dalam menjawab pertanyaan siswa cenderung untuk bertanya pada temannya. Siswa tidak berusaha menjawab sendiri atau kurang percaya diri dengan jawaban sendiri
walaupun jawaban itu benar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cenderung tidak
commit to user 4
4 mandiri dan tidak kreatif, serta dapat dikatakan bahwa partisipasi aktif dari siswa
sangat kurang. Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu penyebab timbulnya masalah
dalam pelajaran Akuntansi adalah kurang tepatnya media pembelajaran. Media pembelajaran yang menggunakan metode bervariasi serta media atau alat peraga yang
bervariasi pula yang dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, tidak jenuh bosan dan lebih tertarik untuk mempelajari Akuntansi. Pemahaman materi
Akuntansi sangat berperan dalam meningkatkan kreativitas berfikir siswa secara akuntansi, sehingga dapat menerapkan konsep-konsep Akuntansi dalam kehidupan
sehari-hari. Kebanyakan kegiatan belajar mengajar masih menggunakan metode
konvensional, yaitu guru berbicara atau menerangkan sementara siswa
mendengarkan. Metode konvensional tidak begitu efektif, indikasinya terlihat dari nilai hasil belajar siswa yang masih rendah. Diperlukan terobosan atau inovasi dalam
kegiatan mengajar yang bisa memudahkan siswa memahami materi yang diberikan oleh guru serta memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan.
Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaraan tercipta suatu model pembelajaran yang lebih mudah diterima oleh siswa, memudahkan guru dalam
menerangkan dan tidak monoton atau juga membosankan bahkan lebih menarik, model tersebut adalah model ASSURE.
Model ASSURE Analyze learners, State objectives, Select methods media and materials, Utilize media and materials, Require learner participation, Evaluate and
review merupakan sebuah prosedur panduan untuk perencanaan dan bimbingan pembelajaran yang mengkombinasikan antara materi, metode dan media. Dimana
setiap melakukan kegiatan belajar mengajar disamping guru memberikan materi, guru juga harus menyertakan metode dan media yang dibutuhkan. Sehingga dengan model
ASSURE akan membuat kegiatan belajar siswa semakin efektif . Langkah-langkah dalam Model ASSURE meliputi ;
commit to user 5
5 1.
Menganalisa Siswa Analyze Learners Langkah pertama dalam perencanaan ini adalah menganalisa siswa. Dalam
langkah ini harus mengetahui siswa untuk menentukan media yang terbaik untuk mencapai tujuan belajar. Siswa dapat dianalisa melalui : 1
karakteristik umum, 2 kemampuan awal siswa seperti tentang topik yang akan dibahas, ketrampilan dan sifatperangai, 3 gaya belajar siswa.
2. Menentukan Tujuan Pembelajaran State Objecives
Langkah kedua adalah menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik, sesuai dengan kondisi siswa. Tujuan pembelajaran dapat diambil dari silabus,
pokok bahasan dari buku teks, panduan kurikulum, atau dikembangkan oleh guru. Dalam menentukan tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan
waktu, apakah siswa mampu menyelesaikan tugas yang harus dilakukan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai dari tujuan pembelajaran.
3. Memilih Metode Media dan Materi Select Methods, Media, and
Materials Setelah melakukan analisis siswa kemampuan awal siswa, ketrampilan dan
kebiasaan belajar siswa serta menentukan tujuan pembelajaran, langkah ketiga adalah memilih, metode, media, dan materi. Penggunaan media tidak
harus diidentikkan denganbarang yang mahal,yang jelas sebelum memilih media kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu kelebihan dan
kekurangan media tersebut. 4.
Menggunakan Media dan Materi Utilize Media and Materials Langkah keernpat adalah merencanakan penggunaan media, materi dan
teknologi yang akan diterapkan pada metode yang akan dipakai. Mula-mula melakukan pengecekan kembali materi yang akan diberikan dan melakukan
uji coba media yang akan digunakan. Kemudian menyiapkan kelas, perlengkapan serta prasarana lainnya. Siswa secara individu mungkin telah
terbiasa menggunakan media dan bahan materi secara bersama, seperti pada belajar mandiri atau dalam kelompok-kelompok kecil seperti dalam
commit to user 6
6 pembelajaran kooperatif. Siswa sudah biasa dalam menggunakan media cetak
seperti buku atau teknologi berbasis computer seperti internet. 5.
Mendorong Partisipasi Siswa Require Learner Participation Langkah ke lima adalah mendorong partisipasi siswa. Supaya pembelajaran
berjalan efektif, harus ada partisipasi aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. Harus ada keadaan yang mendukung siswa untuk berlatih
tentang pengetahuan atau ketrampilan dan menerima umpan balik sebelum dinilai secara formal. Latihan dengan menciptakan keadaan yang diperlukan
siswa untuk menilai diri sendiri, melalui pembelajaran lewat komputer, internet atau permainan kelompok. Umpan balik dapat dilakukan oleh guru,
komputer, siswa yang lain atau evaluasi diri sendiri. 6.
Evaluasi dan Perbaikan Evaluate and Revise Setelah proses pembelajaran, perlu dilakukan evaluasi dampak dari proses
pembelajaran dengan mengetahui keefektifan dan menilai hasil belajar siswa. Untuk mengetahui gambaran umum perlu mengevaluasi keseluruhan proses
belajar. Apakah tujuan belajar sudah tercapai; apakah metode, media dan teknologi yang dipakai sudah efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran,
apakah siswa sudah menguasai materi sesuai dengan tujuan belajar. Peneliti melakukan penelitian dengan menyajikan materi ajar menggunakan
Model Pembelajaran ASSURE yang mendukung antara materi, metode dan media. Dalam penelitian ini dengan pembelajaran Model ASSURE dengan harapan dapat
meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :
“Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran AkuntansiDengan Model ASSURE
Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 20102011.”
B. Identifikasi Masalah