Penggunaan Alat, Waktu, Ruang dan Formasi

commit to user 17 dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian pula, yaitu: 1 exposition-discovery learning dan 2 group-individual learning . 3 Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Syaiful Sagala 2009: 222 menyatakan, “Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasi strategi pembelajaran diantaranya: 1 komando 2 latihan 3 resiprokal 4 demonstrasi 5 inklusi 6 part-whole 7 tanya-jawab 8 diskusi 9 sosiodrama 10 karya wisata 11 kerja kelompok 12 tugas 13 eksperimen“. 4 Teknik dan Taktik Pembelajaran Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Dalam hal ini, gurupun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Taktik pembelajaran merupakan gaya seorang guru dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Dalam gaya pembelajaran akan tampak kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuannya.

c. Penggunaan Alat, Waktu, Ruang dan Formasi

Penggunaan Alat, waktu dan ruang merupakan sumber daya yang penting untuk mendukung pelaksanaan kegiatan mengajar. Sumber daya ini harus dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya karena bersifat langka. 1 Penggunaan Alat Peralatan ditempatkan dan digunakan pada posisi yang aman dan memungkinkan siswa berpartisipasi secara merata dan maksimal. Tidak selamanya alat yang dibutuhkan tersedia, hal ini merupakan keluhan utama guru pendidikan jasmani. Tidak ada ketentuan bahwa alat-alat yang digunakan harus alat yang lazim dipakai dalam kegiatan olahraga yang sebenarnya. Kreativitas commit to user 18 memanfaatkan sumber-sumber lokal merupakan kunci keberhasilan mengatasi masalah tersebut. Lebih lanjut Rusli Lutan dan Adang Suherman 2000: 75 Menyatakan: Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan. Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya. 2 Penggunaan Waktu Waktu untuk pelajaran pendidikan jasmani di SD sangat terbatas yaitu, hanya sekali pertemuan per minggu. Pengelolaan waktu memerlukan keputusan yang tepat. Hal ini terkait dengan kemampuan guru membaca perasaan dan suasana kelas. Untuk memperpanjang waktu berlatih, guru menerapkan teknik memusatkan kembali perhatian kelas dengan cara guru menyuruh sebagian anak memperhatikan penampilan atau peragaan teman-temannya. Hal ini dapat disertai dengan penjelasan tentang pentingnya keterampilan berlatih. Rusli Lutan 2000: 48 menyatakan, “Pemanfaatan waktu secara maksimal menjadi kunci keberhasilan pengajaran. Hal ini dipengaruhi oleh pengaturan tempo, kapan berhenti, atau istirahat, atau kapan siswa melaksanakan tugas“. 3 Penggunaan Ruang Kekurangan ruang saat mengajar memang merupakan masalah pelik dalam penyelenggaran Penjas. Namun bisa terjadi penggunan lapangan dan ruang yang tersedia itu tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bila lapangan yang digunakan cukup luas, guru dapat membuat batas-batas yang akan digunakan oleh siswa. Rusli Lutan 2000: 49 menyatakan, “Partisipasi siswa dapat ditingkatkan melalui perencanaan ruangan yang tersedia disesuaikan dengan besar kelas. Batas lapangan yang dipakai untuk belajar dan berlatih harus jelas dipahami oleh siswa“. 4 Penggunaan Formasi commit to user 19 Pengaturan formasi bertujuan untuk memaksimalkan partisipasi siswa. Kesempatan unutk berlatih, termasuk kejelasan memperoleh informasi guru, bergantung pada pengturan informasi. Formasi diatur berdasarkan tugas ajar dan jumlah siswa. Rusli Lutan 2000: 54 menyatakan, “Formasi baris bersaf dan pemimpin, satu baris bersaf mengambil jarak cukup leluasa sementara di depannya berdiri seorang ketua. Tugas gerak seperti lempar tangkap dengan poros ketua dapat memakai formasi ini”.

d. Teknik Memotivasi dan Membina Disiplin

Dokumen yang terkait

PENERAPAN BERMAIN “TEMBAK IKAN” UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI KUTOWINANGUN 01 KEC. TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 8 103

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TLOMPAKAN III KECAMATAN TUNTANG TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 205

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SISWA KELAS V SD NEGERI PLUMBON 01 MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 157

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SURUHKALANG KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 3 106

UPAYA MENINGKATKAN LONCAT JAUH TANPA AWALAN MELALUI PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PUCANGAN 01 KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010

0 3 56

PENDAHULUAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KAYUAPAK KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 7

PENERAPAN BERMAIN “TEMBAK IKAN” UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI KUTOWINANGUN 01 KEC. TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 206

Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Memukul Bolavoli Mini Pada Siswa SD Negeri Pranan 2 Polokarto Tahun Ajaran 2014/2015.

0 0 17

PENERAPAN METODE BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LARI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 01 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012 / 2013.

0 0 17

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT PADA SISWA KELAS IV SD N PAJANG IV TAHUN AJARAN 20162017

0 0 17