Prinsip Wisata ASPEK LEGALITAS ASPEK KEMITRAAN

Meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat lokal dan para pihak yang terkait. a. Kriteria. Pengembangan dan produk ekowisata secara edukasi harus memiliki kriteria, sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata. 2. Memanfaatkan dan mengoptimalkan pengetahuan tradisionl yang berbasis pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang dikandung dalam kehidupan masyarakat sehari- hari sebagai nilai tambah. 3. Mengoptimalkan peran masyarakat sebagai interpreter lokal dari produk ekowisata. 4. Memberikan pengalaman yang berkualitas dan bernilai bagi pengunjung. 5. Dikemas dalam bentuk dan teknik penyampaian yang komunikatif dan inovatif.

E. Prinsip Wisata

Menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung. a. Kriteria Kriteria untuk prinsip wisata ialah : 1. Membuat Standart Prosedur Operasi SPO untuk melaksanakan kegiatan kesehatan keamanan dan keselamatan di lapangan. 2. Menyediakan pasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, kondisi setempat dan mengoptimalkan kandungan material lokal. Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 3. Memprioritaskan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa. 4. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar. 5. Memprioritaskan keramahan dalam sikap pelayanan.

F. ASPEK LEGALITAS

Selain lima prinsip tersebut dalam penerapan pengembangan ekowisata, juga diharuskan bagi para pelaku dan pengelola untuk memperhatikan aspek legalitas di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional, serta mengembangkan pola kemitraan para pihak. a. Kriteria Aspek legalitas memiliki kriteria memperhatikan: 1. Peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat setempat maupun peraturan adat. 2. Peraturan-peraturan tentang tata ruang di tingat daerah propinsi dan nasional. 3. Peraturan-peratuanundang-undang kepariwisatan yang berlaku di tingkat daerah, propinsi dan nasional. 4. GBHN Pariwisata 5. Dokumen-dokumen internasional yang mengikat agenda 21 sektor pariwisata, sustainable tourism, dsb 6. Sanksi atas pelangaran dan secara konsenkuen melaksanakanya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

G. ASPEK KEMITRAAN

Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 Konsep ekowisata pada dasarnya mendorong adanya kerjasama antara pihak-pihak yang berkentingan. Kerjasama yang lebih sinergi, adaptif antara pelaku ekowisata merupakan hal yang esensial untuk mendorong keberhasilan pengembangan ekowisata di Indonesia. Sebenarnya telah ada beberapa contoh kasus kemitraan yang langsung menyangkut pengelolaan ekowisata, dan umumnya kawasan yang dikelola adalah kawasan konservasi. Hal ini disebabkan karena upaya pengelolaan kolaboratif oleh kalangan konservasionis dianggap lebih efektif membantu pelestarian dan pemanfaatan kawasan, sehingga banyak organisasi dan institusi Taman Nasional yang melakukan ujicoba.

2.3 EKOWISATA BERKELANJUTAN