Desain Penelitian Data dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

alamnya yang asri, sungai-sungai, bukit, tebing dan lembah-lembah yang merupakan aset kawasan yang sangat dapat diandalkan. 3. Kawasan Tangkahan sebagai bagian dari KEL memiliki potensi daya tarik obyek wisata yang sangat menggiurkan seperti tiga belas obyek air terjun, dua lokasi gua, tiga obyek air panas, serta letaknya yang indah mempesona dipertemuan dua sungai yaitu sungai Buluh dan sungai Batang Serangan yang kemudian bertemu dengan sungai Musam. Kesemua potensi ini apabila dipadu akan menjadi sumberdaya unggulan yang diyakini mampu mengundang decak kagum wisatawan di antara kemilau jernih air sungai yang mengalir. 4. Kawasan Tangkahan sebagai kawasan ekowisata merupakan kawasan ekosistem Leuser di luar Taman Nasional Gunung Leuser, yang masuk ke dalam wilayah dua desa yaitu desa Namo Sialang dengan jumlah penduduk 5037 jiwa, dan desa Sei Serdang dengan jumlah penduduk 3120 jiwa, yang mayoritas merupakan suku Karo, ditambah suku Batak, Melayu dan Jawa. Potensi kultural yang dimiliki masyarakat setempat melahirkan suasana di kawasan Tangkahan sangat kondusif dan stabil, karena kehidupan beragama antara Islam, Kristen dan Katolik sangat toleran, ditambah ikatan kekeluargaan yang merupakan mata rantai yang tidak terputuskan dalam kehidupan sosial mereka. Gambaran kerukunan hidup dengan prinsip saling tolong-menolong, aktifitas kesenian tradisional, makanan khas tradisional dan pengobatan tradisional, masih dapat dijumpai dikawasan Tangkahan, sangat bisa dijadikan sebagai daya tarik atraksi budaya bagi pengembangan ekowisata.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian mengenai perencanaan pengembangan ekowisata berbasis komunitas ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis data secara kualitatif. Metode deskriptif- Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 kualitatif ini digunakan agar terkumpulkan data dan informasi tentang situasi dan kondisi setempat berdasarkan fakta yang akurat. Penelitian deskriptif Narbuko, 1997 merupakan penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi. Semetara Supranto 1997 berpendapat bahwa penggunaan desain atau metode deskriptif-kualitatif adalah untuk mencari fakta dengan interpretasi yang tepat, dengan tujuan untuk mencari gambaran yang sistematis disertai fakta yang akurat.

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari sumber pertama yang ada di lokasi penelitian, yang dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian, baik melalui pengajaran pertanyaan kepada beberapa untuk kemudian menganalisis jawaban, maupun melalui diskusi kelompok. Data primer ini akan diperoleh melalui sumber : Masyarakat setempat, Dinas Pariwisata dan Instansi terkait lainnya baik Pemerintah maupun Swasta, Camat Kecamatan dan perangkat Desa setempat, Lembaga Pariwisata Tangkahan, Pemandu Wisata. Sementara data sekunder yang diperoleh dari kepustakaan maupun dokumen-dokumen berupa buku, hasil penelitian, jurnal dan bentuk-bentuk lain yang berhubungan dan relevan dengan kebutuhan, akan digunakan untuk mengisi kebutuhan akan rujukan khusus pada beberapa hal.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik-teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Focusing Group Discussion FGD Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti melakukan diskusi kelompok dengan masyarakat setempat, untuk melihat dan mengetahui aspirasi ataupun keinginan mereka sehubungan dengan pengembangan kawasan. Kegiatan diskusi ini tentu saja bagian dari usaha pengumpulan data primer melalui wakil-wakil masyarakattokoh-tokoh masyarakat. Diskusi dilakukan melalui kelompok-kelompok kecil untuk mencari masukan tetang berbagai hal seperti: - bentuk-bentukjenis-jenis wisata yang mereka inginkan dilakukan dikawasan tersebut, - penentuan tata ruang pariwisata yang dihubungkan dengan daya tampung wisatawan, tingkat kebisingan, tingkat pencemaran dan sebagainya, - penentuan lokasi dan bentuk akomodasi penginapan bagi wisatawan, - penetuan pengembangan fasilitas penunjang, baik yang berhubungan dengan produk wisata, maupun yang behubungan dengan sarana dan prasarana, - penetuan bentuk-bentuk keterlibatan masyarakat lokal dalam aktivitas kepariwisataan. b. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data sekunder melalui kepustakaan, dan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : - Secara manual manual search yaitu, menghimpun informasi dari berbagai bukuliterature, laporandokumen, jurnal, serta publikasi resmi pemerintah. - Secara komputerisasi computerized search, dengan cara mengakses data melalui fasilitas internet. c. Wawancara teknik wawancara dilakukan dalam upaya pengumpulan data dan merupakan salah satu cara memahami persepsi dari stakeholders yang antara lain dilakukan dengan : - pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat, Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 - masyarakat lokal dan LPT dan lembaga-lembaga sosial setingkat desa, -pihak PTPN II, pihak LSM. Masukan-masukan yang diperoleh dari hasil wawancara dimanfaatkan untuk mendukung hasil diskusi maupun untuk mendukung crosschek terhadap data sekunder yang diperoleh melalui beberapa sumber. Beberapa hal yang dieksplorasi melalui wawancara misalnya persepsi stakeholders terhadap upaya pengembangan kawasan sebagai daerah tujuan ekowisata, pemahaman masyarakat tentang ekowisata, kebijakan pemkab terhadap pengembangan ekowisata, bentuk pengelolaan kemitraankolaborasi, pengamatan kondisi kawasan dan lain-lain.

3.5 Teknik Analisis dan Interpretasi Data