Zonasi Kawasan Analisis Kawasan A. Fungsi Kawasan

Kawasan Tangkahan memiliki beberapa potensi wisata seperti sungai dan hutan, yang telah mulai menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

B. Zonasi Kawasan

Melihat fungsi kawasan di atas, fasilitas yang ada saat ini dan atraksi wisata di kawasan, maka kaawasan harus direncanakan, dikembangkan dan dikelola secara terintegrasi dan berkelanjutan sebagai satu kesatuan guna mendukung terwujudnya kawasan wisata Tangkahan yang lestari. Keempat fungsi kawasan ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi satu kesatuan daya tarik wisata yang kuat bagi Tangkahan serta menjadi gambaran umum bagi perencanaan pengembangan kawasan tersebut. Salah satu hal penting lainnya dalam penyiapan perencanaan pengembangan adalah pembagian zonasi secara matang dengan memperhatikan aspek-aspek yang diperlukan dalam perencanaan. Zonasi dibentuk dari kriteria pengembangan yang membantu para pengembang dan sekaligus meningkatkan pengalaman dan kepuasan pengunjung. Zonasi kawasan berhubungan erat dengan daya dukung kawasan. Informasi awal dari gambaran umum kawasan dan permasalahan yang ada merupakan bahan dalam penentuan zonasi. Zonasi merupakan aspek manajemen kawasan yang berhubungan dengan kepekaan` suatu kawasan, objek dan atraksi wisata serta tingkat kunjungan maksimum yang disarankan. Diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai zonasi dalam aturan kawasan konservasi dan zonasi dalam pengembangan kawasan ekowisata. Dalam pengembangan ekowisata, zona-zona ini menggambarkan pembagian kawasan dalam daerah-daerah tertentu. Pembagian zonasi pada kawasan Tangkahan dihasilkan dari proses perencanaan yang partisipatif bersama masyarakat, dimana zonasi yang dihasilkan telah sesuai dengan kebutuhan dan Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 persepsi di tingkat masyarakat. Hal ini diharapkan dapat membantu para pengembang di masa yang akan datang. Beberapa petimbangan yang dijadikan dasar dalam penataan ruang di kawasan Tangkahan adalah : 1. Kerentanan ekosistem dan hidupan liar ; 2. Nilai Keanekaragaman hayati; 3. Status Kawasan; 4. Peraturan Daerah dan Peraturan Taman Nasional; 5. Akses ruang dan kesempatan bagi masyarakat untuk partisipasi; 6. Sumberdaya manusia kekuatan institusi termasuk alur pengambilan keputusan; 7. Nilai Sejarah kawasan; 8. Aksesibilitas, termasuk Akses kontrol; 9. Keamanan dan kenyamanan pengunjung; 10. Optimalisasi potensi wisata yang tersedia; 11. Optimalisasi potensi sarana pendukung wisata; 12. efisiensi biaya. Pembuatan kriteria dari ruang-ruang yang diciptakan ini, menjadi sangat penting dan harus dilakukan secara partisipatif, sehingga masyarakat dan para pihak mengerti peran dan tanggung jawabnya dalam upaya mencapai tujuan pengembangan yang disepakati. Kriteria penting yang berhasil diidentifikasi dan dihasilkan dari kajian ini adalah kriteria zonasi kawasan. Hal ini tentunya akan memberikan arahan bagi pengembang kawasan untuk mengimplementasikan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 Gambar 13 : Peta Zonasi Kawasan Sumber LPT Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian bersama masyarakat di lapangan mengenai kawasan Tangkahan, maka pembagian zonasi dari kawasan terdiri dari : 1. Zonasi Intensif ± 10 Ha di kawasan PTPN II dan ± 7 Ha di kawasan Pulau Tujuh, Desa Kuala Gemoh Lama. A. Zona Intensif adalah kawasan yang dirancang untuk dapat menerima jumlah kunjungan dang tingkat kegiatan yang tinggi, dengan memberikan ruang lebih luas untuk kegiatan dan kenyamanan pengunjung. B. Kriteria Zona Intensif Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 Adapun beberapa kriteria Zona Intensif yang dimaksud adalah : a. Berada di luar kawasan Taman Nasional. b. Dapat merupakan lahan milik masyarakat danatau perkebunan pemerintah atau perseorangan. c. Kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati rendah d. Memilki ruang terbuka yang luas dan berkontur datar e. Kemudahan aksesibilitas f. Pembangunan sarana fisik dipusatkan pada kawasan ini dengan prosentase 40 dan 60 tetap dibiarkan alami. g. Rancang bangun dan lansekap yang alami h. Kedekatan dengan sumber air Gambar 14 : Peta Zonasi Kawasan Intensif] 2. Zonasi Semi Intensif ± 35 Ha A. Zonasi Semi Insentif adalah kawasan yang direncang sebagai kawasan untuk menerima kunjungan dengan tujuan kegiatan yang bersifat lebih spesifik, dengan menyediakan ruang yang cukup untuk untuk kegiatan dan kenyamanan pengunjung. B. Kriteria Zona Semi Intensif : Zona Semi Intensif memiliki kriteria sebagai berikut : a. Berada di luar kawasan Taman Nasional i. Kawasan ang memilki konsetrasi keanekaragaman hayati rendah j. Kawasan dapat merupakan tahanperkebunan milik masyarakat danatau pemerintahswasta Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 k. Memilki ruang terbuka cukup dan relatif datar l. Aksesibilitas dapat dikontrol m. Pembangunan sarana fisik terbatas pada pembangunan sarana pendukung 15 untuk komodasi dan kegiatan spesifik. Gambar 15 : Peta Zonasi Kawasan Semi intensif 3. Zonasi Ekstensif Primer ± 18 Ha A. Zona Ekstensif Primer, adalah kawasan yang dirancang hanya untuk menerima kunjungan dan tingkat kegiatan terbatas, untuk menjaga kualitas keanekaragaman hayati. Dalam hal ini merupakan kawasan Taman Nasional yang memilki kerentanan tinggi B. Kriteria Zona Ekstensif Primer Zona Ekstensif Primer mempunyai kriteria sebagai berikut : a. Merupakan kawasan hutan di dalam Taman Nasional b. Memilki keanekaragaman hayati sedang Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 c. Mampu menerima toleransi gangguan bertaraf sedang d. Pembangunan sarana fisik dibatasi maksimal 5 dan hanya sebatas papan informasi dan pendukung kegiatan tempat istirahat, jalan setapak alami, tempat mengamati satwa, lokasi perkemahan terbatas e. Aksesibilitas harus terkontrol satu pintu masuk f. Hanya menerima jumlah wisatawan yang terbatas g. Hanya dapat menerima tingkat kebisingan yang rendah. Gambar 16 : Peta Zonasi Ekstensif Primer 4. Zonasi Ekstensif Sekunder ± 22 Ha A. Zona Ekstensif Sekunder, adalah kawasan yang dirancang hanya untuk menerima kunjungan dan tingkat kegiatan sangat terbatas. Jalur lintasan memilki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dan memberikan nilai petualangan. Merupakan kawasan Taman Nasional yang memilki kerentanan tinggi. Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 B. Kriteria zona ekstensif sekunder a. Merupakan kawasan hutan di dalam Taman Nasional b. Kawasan yang memilki keanekaragaman hayati sangat tinggi c. Kawasan yang memilki kerentanan yang sangat tinggi d. Tingkat ancaman tinggi e. Tidak ada pembangunan sarana fisik wisata f. Aksesibilitas sangat terkontrol g. Tidak boleh ada kebisingan h. Kawasan yang memerlukan pemandu yang dilatih khusus dalam teknik-teknik berdampak rendah. Gambar 17 : Peta Zonasi Ekstensif Sekunder Haris Sutan Lubis : Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat..., 2006 USU e-Repository © 2008 Gambar 18 : Peta Pengaturan Arus Wisatawan

c. Pengembangan Kawasan Zonasi