grade 2 9 pasien, grade 3 8 pasien dan grade 4 4 pasien, sedangkan pada kelompok pasien tanpa DM terdapat pasien CTS grade 1 2 pasien, grade 2 4
pasien, grade 3 6 pasien, grade 4 4 pasien dan grade 5 5 pasien. Perbedaan distribusi dari grade CTS pada kedua kelompok ini tidak
signifikan secara statistik, namun mempengaruhi nilai rerata KHS sensoris N.Medianus dan KHS motoris N.Medianus pada kedua kelompok karena grading
CTS terutama ditentukan oleh KHS sensoris N.Medianus dan pada penelitian ini terdapat korelasi negatif yang signifikan antara KHS sensoris N.Medianus dengan
grade CTS r= -0.794, p0.001 sedangkan terdapat korelasi negatif yang tidak signifikan antara KHS motoris N.Medianus dengan grade CTS r= -0.397,
p=0.075 pada pasien CTS dengan DM, sedangkan pada pasien CTS tanpa DM terdapat korelasi negatif yang signifikan antara grade dengan KHS sensoris
N.Medianus r= -0.953, p0.001 dan terdapat korelasi negatif yang signifikan antara grade CTS dengan KHS motoris N.Medianus r= -0.474, p=0.030.
IV.2.3. Pengaruh Pemberian Methylcobalamin Terhadap Nilai Kecepatan
Hantar Saraf pada Pasien CTS dengan DM dan Pasien CTS tanpa DM
Pada kelompok pasien CTS dengan DM, didapatkan nilai KHS sensoris N.Medianus yang lebih cepat setelah pemberian methylcobalamin 36.15
18.21 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 39.32
16.79 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan. Nilai KHS motoris N.Medianus didapatkan lebih
lambat setelah pemberian methylcobalamin 50.37 7.85 ms daripada sebelum
pemberian methylcobalamin 49.52 6.11 ms namun perbedaan ini tidak
signifikan. Parameter elektrofisiologis yang berbeda signifikan setelah pemberian
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
methylcobalamin adalah beda DL motoris nervus lumbrikal rami medianus-ulna. p=0.015.
Moridera dkk 1990 melakukan penelitian pada 32 pasien DM dengan neuropati diabetik 13 laki-laki dan 19 perempuan yang membagi subjek menjadi
dua kelompok, dimana kelompok pertama 10 pasien diberikan 1500 unit methylcobalamin sekali sehari selama 2 minggu melalui injeksi IV, sedangkan
kelompok kedua 22 pasien diberikan 1500 unit methylcobalamin per oral dalam tiga dosis terbagi selama 6 bulan, dan dilakukan penilaian KHS sensoris
N.Medianus dan KHS motoris N.Medianus sebagai salah satu parameter objektif efikasi klinis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbaikan pada KHS
sensoris N.Medianus dan KHS motoris N.Medianus pada kedua kelompok setelah pemberian methylcobalamin, namun perbaikan ini tidak signifikan. Pada kelompok
pertama KHS sensoris N.Medianus meningkat dari 50.1 4.1 ms menjadi 53.6
5.3 ms dan KHS motoris N.Medianus meningkat dari 46.1 6.4 ms menjadi 49.3
6.1 ms. Pada kelompok kedua KHS sensoris N.Medianus meningkat dari 49.6 7.8 ms menjadi 51.1
7.1 ms dan KHS motoris N.Medianus meningkat dari 46.6 6.0 ms menjadi 48.2 2.5 ms. Moridera, dkk 1990
Dominguez dkk 2012 melakukan penelitian untuk mengetahui efek klinis dan neurofisiologis 3 kali 500 μg methylcobalamin selama 24 minggu pada 37
pasien diabetik neuropati. Hasil studi menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada KHS N.Medianus, N.Ulnaris, N.Peroneal dan N.Tibialis posterior setelah terapi.
Pada peneltian ini, pada kelompok pasien CTS tanpa DM, didapatkan nilai KHS sensoris N.Medianus yang lebih cepat setelah pemberian methylcobalamin
28.89 21.71 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 25.0122.69
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
ms namun perbedaan ini tidak signifikan. Nilai KHS motoris N.Medianus didapatkan lebih cepat setelah pemberian methylcobalamin 52.23
4.75ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 52.03
7.09 ms namun perbedaan ini tidak signifikan. Parameter elektrofisiologis yang berbeda signifikan
setelah pemberian methylcobalamin pada pasien CTS tanpa DM adalah DL motoris N.Medianus p=0.001, beda DL motoris N.Medianus-N.Ulnaris p=0.006,
dan beda DL motoris N.Medianus wrist-palm p=0.030. Sato dkk 2004 melakukan penelitian prospektif randomized open label
pada pasien stroke dan kontrol, dimana 67 pasien stroke mendapat methylcobalamin 1500 mcg setiap hari selama 2 tahun, dan 68 pasien stroke tidak
mendapat terapi tersebut, dan 55 subjek pada kelompok kontrol. Pada kelompok pasien yang mendapat terapi, terdapat 31 pasien dengan CTS dan 30 pasien
stroke dengan CTS pada kelompok yang tidak diterapi. Nilai KHS sensoris pada pasien CTS dengan stroke pada sisi non paretik didapatkan lebih cepat secara
signifikan setelah pemberian methylcobalamin 60.8 6.6 ms dibandingkan
sebelum pemberian methylcobalamin 50.6 5.9 ms. Nilai KHS motoris
N.Medianus juga dijumpai lebih cepat secara signifikan setelah pemberian methylcobalamin 54.2
3.4 ms daripada sebelum pemberan methylcobalamin 49.8
4.3 ms. Nilai DL motoris medianus setelah pemberian methylcobalamin 4.6
1.2 ms secara signifikan lebih pendek daripada sebelum pemberian methylcobalamin 5.1
1.3 ms. Sato dkk, 2005
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
IV.2.4. Perbedaan Nilai Intensitas Nyeri pada Pasien CTS dengan DM dan