Untuk mengetahui hubungan antara nilai KHS sensoris N.Medianus dengan skor VAS pada pasien CTS tanpa DM dilakukan uji korelasi Spearman. Dengan uji
ini didapatkan korelasi negatif yang tidak signifikan antara KHS sensoris N.Medianus dengan skor VAS sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin
r=-0.406,p=0.068 dan r=-0.412, p=0.064. Untuk mengetahui hubungan antara nilai KHS motoris N.Medianus dengan skor VAS pada pasien CTS dengan DM
dilakukan uji korelasi Spearman. Dengan uji ini didapatkan korelasi negatif yang tidak signifikan antara KHS motoris N.Medianus dengan skor VAS sebelum dan
setelah pemberian methylcobalamin r=-0.268,p=0.240 dan r=-0.071, p=0.759. tabel 21
Tabel 21. Hubungan Nilai KHS dengan VAS pada Pasien
CTS tanpa DM
Variabel
VAS r
p Sebelum
pemberian methylcobalamin
KHS sensoris -0.406
0.068
KHS motoris
-0.268 0.240
Setelah pemberian
methylcobalamin KHS sensoris
-0.412 0.064
KHS motoris -0.071
0.759
p 0.05 signifikan
Uji korelasi Pearson, Uji korelasi Spearman
IV.1.5. Hubungan antara Kecepatan Hantar Saraf dan Intensitas Nyeri dengan durasi DM pada Pasien
CTS dengan DM
Rerata durasi mengalami DM pada pasien CTS dengan DM pada peneltian ini adalah 7.30
6.06 tahun 0.5-24 tahun. Untuk mengetahui hubungan antara KHS sensoris N.Medianus dengan durasi mengalami DM pada pasien CTS
dengan DM dilakukan uji korelasi Spearman. Dengan uji ini didapatkan korelasi positif yang tidak signifikan antara KHS sensoris N.Medianus dengan durasi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mengalami DM sebelum pemberian methylcobalamin r=-0.168,p=0.466 dan korelasi negatif yang tidak signifikan antara KHS sensoris N.Medianus dengan
durasi mengalami DM setelah pemberian methylcobalamin r=-0.161, p=0.487. Untuk mengetahui hubungan antara KHS motoris N.Medianus dengan durasi
mengalami DM dilakukan uji korelasi Spearman. Dengan uji ini didapatkan korelasi negatif yang tidak signifikan antara KHS motoris N.Medianus dengan
durasi mengalami DM sebelum pemberian methylcobalamin r=-0.030, p=0.897 dan korelasi positif yang tidak signifikan antara KHS motoris N.Medianus dengan
durasi mengalami DM setelah pemberian methylcobalamin r= 0.085, p=0.715. Untuk mengetahui hubungan antara skor VAS dilakukan uji korelasi Spearman.
Dengan uji ini didapatkan korelasi positif yang tidak signifikan antara skor VAS dengan durasi mengalami DM sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin
r=0.152, p=0.512 dan r=0.053, p=0.820. tabel 22. Korelasi antara kHS sensoris N.Medianus, KHS motoris N.Medianus dan skor VAS dengan durasi DM terlihat
pada gambar 16,17 dan 18.
Tabel 22. Hubungan Nilai KHS dan VAS dengan Durasi DM Variabel
Durasi Mengalami DM r
p Sebelum
pemberian methylcobalamin
n=21
KHS sensoris
0.168 0.466
KHS motoris -0.030
0.897
VAS 0.152
0.512
Setelah pemberian
methylcobalamin n=21
KHS sensoris -0.161
0.487
KHS motoris 0.085
0.715
VAS 0.053
0.820 Uji korelasi Spearman, p0.005 signifikan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Gambar 16. Grafik Korelasi Nilai KHS Sensoris dengan Durasi DM pada Pasien CTS dengan DM Sebelum dan Setelah Pemberian Methylcobalamin
Gambar 17. Grafik Korelasi Nilai KHS Motoris dengan Durasi DM pada Pasien CTS dengan DM Sebelum dan Setelah Pemberian Methylcobalamin
Sebelum Pemberian Methylcobalamin Setelah Pemberian Methylcobalamin
Sebelum Pemberian Methylcobalamin Setelah Pemberian Methylcobalamin
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Gambar 18. Grafik Korelasi Nilai VAS dengan Durasi DM pada Pasien CTS dengan DM Sebelum dan Setelah Pemberian Methylcobalamin
Sebelum Pemberian Methylcobalamin Setelah Pemberian Methylcobalamin
IV.1.6. Perbedaan Nilai Kecepatan Hantar Saraf dan Intensitas Nyeri berdasarkan Kriteria Pengendalian DM Pada Pasien
CTS pada DM
Distribusi rerata dan simpangan baku KHS sensoris berdasarkan kriteria pengendalian DM sebelum pemberian methylcobalamin adalah 24.10
34.08 pada kriteria baik, 37.93
17.12 pada kriteria sedang, dan 36.30 18.01 pada kriteria buruk, dan setelah pemberian methylcobalamin adalah 49.70
2.96 pada kriteria baik 38.41
17.39 pada kriteria sedang dan 37.83 18.76 pada kriteria buruk. Dengan uji kruskal-wallis didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan
pada distribusi rerata nilai KHS sensoris berdasarkan kriteria pengendalian DM pada penderita CTS dengan DM sebelum dan setelah pemberian methlcobalamin
p=0.878 dan p=0.243.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Distribusi rerata dan simpangan baku KHS motoris berdasarkan kriteria pengendalian DM sebelum pemberian methylcobalamin adalah 49.25
8.59 pada kriteria baik, 51.31
6.67 pada kriteria sedang, dan 48.71 10.91 pada kriteria buruk, dan setelah pemberian methylcobalamin adalah 47.10
4.66 pada kriteria baik, 52.06
4.96 pada kriteria sedang dan 44.83 6.35 pada kriteria buruk. Dengan uji one way ANOVA didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada
distribusi rerata nilai KHS motoris berdasarkan kriteria pengendalian DM pada penderita CTS dengan DM sebelum pemberian methlcobalamin p=0.798 dan
terdapat perbedaan yang signifikan pada distribusi rerata nilai KHS motoris berdasarkan kriteria pengendalian DM pada penderia CTS dengan DM setelah
pemberian methylcobalamin p=0.038. Dengan analisa post hoc LSD, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada distribusi rerata nilai KHS motoris
pada kelompok kriteria sedang dengan buruk p=0.014. Distribusi rerata dan simpangan baku skor VAS berdasarkan kriteria
pengendalian DM sebelum pemberian methylcobalamin adalah 6.00 1.41 pada
kriteria baik, 5.30 1.88 pada kriteria sedang, dan 4.16 2.13 pada kriteria buruk,
dan setelah pemberian methylcobalamin adalah 3.50 0.70 pada kriteria baik,
4.00 2.08 pada kriteria sedang dan 3.00 2.09 pada kriteria buruk. Dengan uji
one way ANOVA didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada distribusi rerata skor VAS berdasarkan kriteria pengendalian DM pada penderita CTS
dengan DM sebelum dan setelah pemberian methlcobalamin p=0.395 dan p=0.613. tabel 23
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 23. Perbedaan Nilai KHS dan VAS Berdasarkan Kriteria Pengendalian DM
Variabel Kriteria Pengendalian DM
p Baik
n= 2 Sedang
n=13 Buruk
n=6 Sebelum pemberian
methylcobalamin n=21
KHS sensoris
24.10 34.08 37.93 17.12 36.30 18.01 0.878
KHS motoris
49.25 8.59
51.31 6.67
48.71 10.91 0.798
VAS
6.00 1.41
5.30 1.88
4.16 2.13
0.395
Setelah pemberian methylcobalamin
n=21 KHS sensoris
49.70 2.96
38.41 17.39 37.83 18.76 0.243
KHS motoris
47.10 4.66
52.06 4.96
44.83 6.35
0.038
VAS
3.50 0.70
4.00 2.08
3.00 2.09
0.613 Seluruh nilai dalam rerata
sb Uji one-way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis. Uji post-hoc LSD: baik vs sedang p = 0.240; baik vs
buruk p = 0.612; sedang vs buruk p= 0.014
IV.1.7. Perbedaan Nilai Kecepatan Hantar Saraf dan Intensitas Nyeri Berdasarkan Ada Tidaknya Komplikasi Pada Pasien
CTS dengan DM
Distribusi rerata KHS sensoris N.Medianus berdasarkan ada atau tidaknya komplikasi
DM pada
pasien CTS
dengan DM
sebelum pemberian
methylcobalamin adalah 45.15 3.10 ms pada pasien dengan komplikasi dan
34.03 19.69 ms pada pasien tanpa komplikasi dan setelah pemberian
methylcobalamin adalah 47.17 3.65 ms pada pasien dengan komplikasi dan
37.47 18.19 ms pada pasien tanpa komplikasi. Hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji mann-whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada distribusi rerata nilai KHS sensoris N.Medianus berdasarkan ada tidaknya
komplikasi DM pada pasien CTS dengan DM sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin. p=0.345 dan p=0.193.
Distribusi rerata nilai KHS motoris N.Medianus berdasarkan ada atau tidaknya komplikasi DM pada pasien CTS dengan DM sebelum pemberian
methylcobalamin adalah 49.12 5.78 ms pada pasien dengan komplikasi dan
50.67 8.3 ms pada pasien tanpa komplikasi dan setelah pemberian
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
methylcobalamin adalah 47.60 4.35 ms pada pasien dengan komplikasi dan
49.97 6.48 ms pada pasien tanpa komplikasi. Hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji t tidak berpasangan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada distribusi rerata nilai KHS motoris N.Medianus berdasarkan ada
tidaknya komplikasi DM pada pasien CTS dengan DM. p=0.676 dan p=0.193. Distribusi rerata skor VAS berdasarkan ada atau tidaknya komplikasi DM
pada pasien CTS dengan DM sebelum pemberian methylcobalamin adalah 5.25
2.62 ms pada pasien dengan komplikasi dan 5.00 1.83 ms pada pasien tanpa
komplikasi dan setelah pemberian methylcobalamin adalah 4.00 2.16 ms pada
pasien dengan komplikasi dan 3.58 2.00 ms pada pasien tanpa komplikasi.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t tidak berpasangan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada distribusi rerata skor VAS berdasarkan ada
tidaknya komplikasi DM pada pasien CTS dengan DM. p=0.866 dan p=0.744. tabel 24
Tabel 24. Perbedaan Rerata Nilai KHS dan VAS Berdasarkan Ada Tidaknya Komplikasi DM pada Pasien
CTS dengan DM Variabel
Komplikasi DM p
Ada Tidak
Sebelum pemberian methylcobalamin
n=21 KHS sensoris
45.15 3.10 34.03 19.69 0.345
KHS motoris
49.12 5.78
50.67 8.3
0.676
VAS
5.25 2.62
5.00 1.83
0.866
Setelah pemberian
methylcobalamin n=21
KHS sensoris 47.17
3.65 37.47 18.19 0.193
KHS motoris 47.60
4.35 49.97
6.48 0.407
VAS
4.00 2.16
4.00 2.16
0.744
Seluruh nilai dalam rerata sb,
Uji t tidak berpasangan, Uji Mann-Whitney
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
IV.2. PEMBAHASAN