I.3.2.6. Untuk mengetahui perbedaan nilai KHS dan intensitas nyeri berdasarkan kriteria pengendalian DM pada pasien CTS dengan DM yang berobat ke RSUP
HAM Medan. I.3.2.7. Untuk mengetahui perbedaan nilai KHS dan intensitas nyeri berdasarkan
ada tidaknya komplikasi DM pada pasien CTS dengan DM yang berobat ke RSUP HAM Medan.
I.4. Hipotesis
Ada pengaruh pemberian methylcobalamin terhadap nilai KHS dan intensitas nyeri pada pasien CTS dengan dan tanpa DM.
I.5. Manfaat Penelitian
I.5.1. Penelitian
Dengan mengetahui pengaruh pemberian methylcobalamin terhadap KHS dan intensitas nyeri pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM dapat dijadikan
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. I.5.2. Pendidikan
1.5.2.1. Dengan mengetahui pengaruh pemberian methylcobalamin terhadap KHS dan intensitas nyeri pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi dokter dalam penatalaksanaan pasien CTS dengan DM. I.5.2.2. Dengan mengetahui pengaruh pemberian methylcobalamin terhadap KHS
dan intensitas nyeri pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM dapat dijadikan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sebagai dasar untuk menganjurkan pemeriksaan KHS rutin bagi pasien DM dengan gejala klinis CTS.
1.5.2.3. Dengan mengetahui pengaruh pemberian methylcobalamin terhadap KHS dan intensitas nyeri pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM dapat dijadikan
sebagai dasar untuk menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah pada pasien CTS dengan gejala klinis DM
I.5.3. Masyarakat
Dengan mengetahui pengaruh pemberian methylcobalamin terhadap KHS dan intensitas nyeri pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM dapat dijadikan
sebagai dasar untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan terhadap timbulnya CTS pada pasien DM maupun terhadap adanya DM pada pasien CTS
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. CARPAL TUNNEL SYNDROME
II.1.1. Definisi
Carpal tunnel syndrome adalah kumpulan gejala akibat penekanan pada nervus medianus oleh ligamentum karpal transversal, di dalam terowongan karpal
pada pergelangan tangan. Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia,2011.
II.1.2. Epidemiologi
Carpal tunnel syndrome merupakan cedera akibat pekerjaan yang kedua terbanyak setelah nyeri punggung bawah. Sindroma ini paling sering mengenai
populasi usia 30-60 tahun, dengan perbandingan wanita dan pria 3-5 : 1 dan lebih dari 50 kasus terjadi secara bilateral. Durrant dkk, 2002. Insidensi tahunan
diperkirakan 120 per 100.000 wanita dan 60 per 100.000 pria. Insidensi tampaknya meningkat dengan pertambahan usia pada laki-laki namun insidensi
puncak pada wanita adalah pada usia 45-54 tahun. Hui dkk, 2005. Carpal tunnel syndrome merupakan salah satu neuropati kompresi
esktremitas atas yang paling sering dijumpai. Diperkirakan sekitar satu juta penduduk di Amerika Serikat setiap tahunnya menderita CTS. Insidensi dan
prevalensinya bervariasi sekitar 0.125-1 dan 5-16. Kondisi ini lebih sering dijumpai pada perempuan dibanding laki-laki. Usia rerata saat diagnosis
dilaporkan 50 tahun pada laki-laki dan 51 tahun pada wanita. Suatu studi di Inggris melaporkan insidensi sebesar 139.4 kasus per 100.000 penduduk wanita dan 67.2
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara