p=0.294. Pada kelompok pasien CTS dengan DM didapatkan 2 pasien 9.5 dengan CTS grade 1, 9 pasien 42.9 dengan CTS grade 2, 7 pasien 33.3
dengan CTS grade 3 dan 3 pasien 14.3 dengan CTS grade 4, sedangkan pada kelompok pasien CTS tanpa DM didapatkan 2 pasien 9.5 dengan CTS grade
1, 5 pasien 23.8 dengan CTS grade 2, 7 pasien 33.3 dengan CTS grade 3, 3 pasien 14.3 dengan CTS grade 4 dan 4 pasien 19.0 dengan CTS grade
5. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji mann whitney menunjukkan bahwa grade CTS pada kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan
p=0.129. tabel 15
Tabel 15. Perbedaan Rerata Nilai KHS dan VAS Setelah Pemberian Methylcobalamin
Variabel Pasien
CTS dengan DM n=21
Pasien CTS
tanpa DM n=21 p
Rerata sb
Rerata sb
KHS sensoris,ms 39.32
16.79 28.89
21.71 0.020
KHS motoris,ms 49.52
6.11 52.23
4.75 0.117
DL sensoris medianus,ms 3.30 1.43
2.67 2.01
0.723 DL motoris medianus,ms
4.46 v 0.48 5.55
1.75 0.056
Beda DL sensoris medianus-ulna,ms
1.18 0.89
1.79 0.81
0.014 Beda DL motoris
medianus-ulna,ms 1.50
0.59 2.98
1.72 0.001
Beda DL motoris medianus wrist-palm,ms
2.08 0.52
3.25 1.82
0.043 Beda DL motoris lumbrikal
medianus ulna,ms 1.16
1.69 2.06
1.74 0.018
Skor VAS 3.66
1.98 3.19
2.44 0.294
Grade CTS, n Grade 1, 4 9.5
Grade 2, 14 33.3 Grade 3, 14 33.3
Grade 4, 6 14.3 Grade 5, 4 9.5
Grade 6 2 9.50
9 42.90 7 33.30
3 14.30 -
- 2 9.50
5 23.80 7 33.30
3 14.30 4 19.00
- 0.129
p 0.05 signifikan Uji t tidak berpasangan Uji mann-whitney
IV.1.3. Pengaruh Pemberian Methylcobalamin terhadap Kecepatan Hantar
Saraf dan Intensitas Nyeri pada Pasien CTS dengan DM dan tanpa DM
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Pada kelompok pasien CTS dengan DM, didapatkan nilai KHS sensoris N.Medianus yang lebih cepat setelah pemberian methylcobalamin 36.15
18.21 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 39.32
16.79 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan p=0.058. Nilai KHS motoris N.Medianus
didapatkan lebih lambat setelah pemberian methylcobalamin 50.37 7.85 ms
daripada sebelum pemberian methylcobalamin 49.52 6.11 ms, namun
perbedaan ini tidak signifikan p=0.523. Nilai DL sensoris N.Medianus didapatkan lebih panjang setelah pemberian
methylcobalamin 3.30 1.43 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin
3.23 1.64 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan p=0.061. Nilai DL motoris
N.Medianus didapatkan lebih pendek setelah pemberian methylcobalamin 4.46
0.48 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 4.600.52 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan p=0.070. Nilai perbedaan DL sensoris
N.Medianus-N.Ulnaris didapatkan
lebih pendek
setelah pemberian
methylcobalamin 1.18 0.89 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin
1.31 0.92 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan p=0.305. Nilai perbedaan
DL motoris N.Medianus-N.Ulnaris didapatkan lebih pendek setelah pemberian methylcobalamin 1.50
0.59 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 1.61
0.64 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan p=0.169. Nilai perbedaan DL motoris N.Medianus wrist-palm didapatkan lebih
pendek setelah pemberian methylcobalamin 2.08 0.52 ms daripada sebelum
pemberian methylcobalamin 2.12 4.34 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan
p=0.506. Nilai perbedaan DL motoris N.Lumbrikal rami Medianus-Ulnaris
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
didapatkan lebih pendek setelah pemberian methylcobalamin 1.16 1.69 ms
daripada sebelum pemberian methylcobalamin 1.47 1.94 ms. Hasil analisa
statistik dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata nilai perbedaan DL motoris N.Lumbrikal rami N.Medianus-
N.Ulnaris yang signifikan pada sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin p=0.015.
Skor VAS didapatkan lebih rendah setelah pemberian methylcobalamin 3.66
1.98 daripada sebelum pemberian methylcobalamin 5.041.93. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t berpasangan menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan rerata skor VAS yang signifikan pada sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin p 0.001. Setelah disesuaikan dengan penggunaan
obat dan penggunaan wrist brace, perbedaan rerata skor VAS ini tetap signifikan p=0.001.
Sebelum pemberian methylcobalamin, terdapat 9 pasien 42.9 dengan CTS grade 2, 8 pasien 38.1 dengan grade 3 dan 4 pasien 19.0 dengan
grade 4. Setelah pemberian methylcobalamin, terdapat 4 pasien yang mengalami penurunan grade yaitu 1 pasien mengalami perubahan dari grade 3 menjadi grade
2, 2 pasien mengalami perubahan dari grade 2 menjadi grade 1 dan 1 pasien mengalami perubahan dari grade 4 menjadi grade 2, sehingga setelah pemberian
methylcobalamin terdapat 2 pasien 9.5 dengan grade 1, 9 pasien 42.9 dengan grade 2, 7 pasien 33.3 dengan grade 3 dan 3 pasien 14.3 dengan
grade 4. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada grade CTS sebelum dan
setelah pemberian methylcobalamin p=0.059. tabel 16
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 16. Perbedaan Nilai KHS dan VAS Sebelum dan Setelah Pemberian Methylcobalamin pada Pada Pasien CTS dengan DM
Variabel Sebelum Pemberian
Methylcobalamin Setelah Pemberian
Methylcobalamin p
Rerata sb
Rerata sb
KHS sensoris,ms 36.15
18.21 39.32
16.79 0.058
KHS motoris,ms 50.37
7.85 49.52
6.11 0.523
DL sensoris medianus,ms 3.23
1.64 3.30
1.43 0.061
DL motoris medianus,ms 4.60
0.52 4.46
0.48 0.070
Beda DL sensoris medianus-ulna,ms
1.31 0.92
1.18 0.89
0.305 Beda DL motoris
medianus-ulna,ms 1.61
0.64 1.50
0.59 0.169
Beda DL motoris medianus wrist-palm
2.12 4.34
2.08 0.52
0.506 Beda DL motoris lumbrikal
medianus ulna,ms 1.47
1.94 1.16
1.69
0.015
Skor VAS 5.04
1.93 3.66
1.98 0.001
Grade CTS, n Grade 1
Grade 2 Grade 3
Grade 4 Grade 5
Grade 6 -
9 42.9 8 38.1
4 19.0 -
- 2 9.5
9 42.9 7 33.3
3 14.3 -
- 0.059
p 0.05 signifikan Uji t berpasangan Uji wilcoxon
Pada kelompok pasien CTS tanpa DM, didapatkan nilai KHS sensoris N.Medianus lebih cepat setelah pemberian methylcobalamin 28.89
21.71 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 25.01
22.69 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan p=0.382. Nilai KHS motoris N.Medianus
didapatkan lebih cepat setelah pemberian methylcobalamin 52.23 4.75 ms
daripada sebelum pemberian methylcobalamin 52.03 7.09 ms, namun
perbedaan ini tidak signifikan p=0.866. Nilai DL sensoris N.Medianus didapatkan lebih panjang setelah pemberian methylcobalamin 2.67
2.01 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 2.22
2.03 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan p=0.062. Nilai DL motoris N.Medianus didapatkan lebih pendek setelah
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pemberian methylcobalamin 5.55 1.75 ms daripada sebelum pemberian
methylcobalamin 5.98 2.07 ms. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji
wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata nilai DL motoris medianus yang signfikan pada sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin
p=0.001. Nilai perbedaan DL sensoris N.Medianus-N.Ulnaris didapatkan lebih
pendek setelah pemberian methylcobalamin 1.79 0.81 ms daripada sebelum
pemberian methylcobalamin 1.92 0.92 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan
p=0.179. Nilai perbedaan DL motoris N.medianus-N.Ulnaris didapatkan lebih pendek setelah pemberian methylcobalamin 2.98
1.72 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 3.35
1.98 ms. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata nilai
perbedaan DL motoris N.Medianus-N.Ulnaris yang signifikan pada sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin p=0.030.
Nilai perbedaan DL motoris N.Medianus wrist-palm didapatkan lebih pendek setelah pemberian methylcobalamin 3.25
1.82 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 3.58
1.98 ms. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata nilai
perbedaan DL motoris N.Medianus wrist-palm yang signifikan pada sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin p=0.030. Nilai perbedaan DL motoris
N.Lumbrikal rami Medianus-Ulnaris didapatkan lebih pendek setelah pemberian methylcobalamin 2.06
1.74 ms daripada sebelum pemberian methylcobalamin 2.42
2.19 ms, namun perbedaan ini tidak signifikan secara statistik p=0.106.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Skor VAS didapatkan lebih rendah setelah pemberian methylcobalamin 3.19
2.44 daripada sebelum pemberian methylcobalamin 4.95 2.15. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan rerata skor VAS yang signifikan pada sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin p 0.001. Setelah disesuaikan dengan penggunaan obat dan
penggunaan wrist brace, perbedaan rerata skor VAS ini tetap signifikan p=0.001. Sebelum pemberian methylcobalamin, terdapat 2 pasien 9.5 dengan
CTS grade 1, 4 pasien 19.0 dengan CTS grade 2, 6 pasien 28.6 dengan grade 3, 4 pasien 19.0 dengan grade 4 dan 5 pasien 23.8 dengan grade 5.
Setelah pemberian methylcobalamin, terdapat 3 pasien yang mengalami penurunan grade yaitu 1 pasien mengalami perubahan dari grade 3 menjadi grade
2, 1 pasien mengalami perubahan dari grade 4 menjadi grade 3 dan 1 pasien mengalami perubahan dari grade 3 menjadi grade 2, sehingga setelah pemberian
methylcobalamin terdapat 2 pasien 9.5 dengan grade 1, 5 pasien 23.8 dengan grade 2, 7 pasien 33.3 dengan grade 3, 3 pasien 14.3 dengan
grade 4 dan 4 pasien 19.6 dengan grade 5. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada grade CTS sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin p=0.102. tabel 17.
Tabel 17. Perbedaan Nilai KHS dan VAS Sebelum dan Setelah Pemberian Methylcobalamin pada Pada Pasien CTS tanpa DM
Variabel Sebelum Pemberian
Methylcobalamin Setelah Pemberian
Methylcobalamin p
KHS sensoris,ms 25.01
22.69 28.89
21.71 0.382
KHS motoris,ms 52.03
7.09 52.23
4.75 0.866
DL sensoris medianus,ms 2.22
2.03 2.67
2.01 0.062
DL motoris medianus,ms 5.98
2.07 5.55
1.75
0.001
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Beda DL sensoris medianus-ulna,ms
1.92 0.92
1.79 0.81
0.179 Beda DL motoris medianus-
ulna,ms 3.35
2.01 2.98
1.72
0.006
Beda DL motoris medianus wrist-palm,ms
3.58 1.98
3.25 1.82
0.030
Beda DL motoris lumbrikal medianus ulna,ms
2.42 2.19
2.06 1.74
0.106 Skor VAS
4.95 2.15
3.19 2.44
0.001
Grade CTS, n Grade 1
Grade 2 Grade 3
Grade 4 Grade 5
Grade 6 2 9.5
4 19.0 6 28.6
4 19.0 5 23.8
- 2 9.5
5 23.8 7 33.3
3 14.3 4 19.6
- 0.102
p 0.05 signifikan Uji t berpasangan Uji wilcoxon
Diagram batang pada gambar 13 menunjukkan perbedaan KHS sensoris N.Medianus sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin pada pasien CTS
dengan DM dan tanpa DM dan diagram batang pada gambar 14 menunjukkan perbedaan KHS motoris N.Medianus sebelum dan setelah pemberian
methylcobalamin pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM
Gambar 13. Diagram Batang Perbedaan KHS Sensoris Sebelum dan Setelah Pemberian Methylcobalamin pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Sebelum Pemberian Methylcobalamin Setelah Pemberian Methylcobalamin
Gambar 14. Diagram Batang Perbedaan KHS Motoris Sebelum dan Setelah Pemberian Methylcobalamin pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM
Diagram batang pada gambar 15 menunjukkan perbedaan skor VAS sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin pada pasien CTS dengan DM
dan tanpa DM Sebelum Pemberian Methylcobalamin
Setelah Pemberian Methylcobalamin
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Gambar 15. Diagram Batang Perbedaan Skor VAS Sebelum dan Setelah Pemberian Methylcobalamin pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM
Sebelum Pemberian Methylcobalamin Setelah Pemberian Methylcobalamin
Grade CTS pada penelitian ini ditentukan berdasarkan pemeriksaan elektrofisiologis, dari grade 0 hingga grade 6, dimana semakin tinggi grade CTS
menunjukkan derajat keparahan penyakit yang semakin berat. Untuk mengetahui hubungan grade dengan nilai KHS sensoris N.Medianus, KHS
motoris N.Medianus dan skor VAS pada pasien CTS dengan DM dilakukan uji korelasi Spearman. Dengan uji ini, didapatkan korelasi negatif yang signifikan
antara grade dengan KHS sensoris N.Medianus sebelum dan sesudah pemberian methylcobalamin r= -0.794, p0.001 dan r= -0.764, p 0.001. Terdapat korelasi
negatif yang tidak signifikan antara grade dengan KHS motoris N.Medianus sebelum pemberian methylcobalamin r= -0.397, p=0.075 dan korelasi positif
yang tidak signifikan antara grade dengan KHS motoris N.Medianus setelah pemberian methylcobalamin r=0.008,p=0.972. Terdapat korelasi positif yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
tidak signifikan antara grade CTS dengan skor VAS sebelum dan sesudah pemberian methylcobalamin r= 0.195, p=0.300 dan r= 0.144,p=0.532. tabel 18
Tabel 18. Hubungan Grade dengan KHS dan VAS Pada Pasien CTS dengan
DM Variabel
Grade r
p Sebelum
pemberian methylcobalamin
n=21
KHS sensoris,ms -0.794
0.001 KHS motoris,ms
-0.397 0.075
VAS 0.195
0.300
Setelah pemberian
methylcobalamin n=21
KHS sensoris,ms -0.764
0.001 KHS motoris,ms
0.008 0.972
VAS 0.144
0.532
Uji Korelasi Spearman, p 0.05 signifikan
Untuk mengetahui hubungan grade dengan nilai KHS sensoris N.Medianus, KHS motoris N.Medianus dan skor VAS pada pasien CTS tanpa DM dilakukan uji
korelasi Spearman. Dengan uji ini, didapatkan korelasi negatif yang signifikan antara grade dengan KHS sensoris N.Medianus sebelum dan sesudah pemberian
methylcobalamin r= -0.953, p0.001 dan r= -0.935, p 0.001. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara grade CTS dengan KHS motoris N.Medianus
sebelum dan setelah pemberian methylcobalamin r= -0.474, p=0.030 dan r=- 0.643, p=0.002. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara grade CTS
dengan skor VAS sebelum pemberian methylcobalamin r= 0.493, p=0.023 dan korelasi positif yang tidak signifikan antara grade CTS dengan skor VAS setelah
pemberian methylcobalamin r=0.321, p=0.156. tabel 19
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 19. Hubungan Grade dengan KHS dan VAS pada pasien CTS tanpa DM
Variabel Grade
r p
Sebelum pemberian
methylcobalamin n=21
KHS sensoris -0.953
0.001
KHS motoris -0.474
0.030
VAS
0.493 0.023
Setelah pemberian
methylcobalamin n=21
KHS sensoris -0.935
0.001
KHS motoris -0.643
0.002
VAS 0.321
0.156
Uji Korelasi Spearman, p 0.05 signifikan
IV.1.4. Hubungan antara Kecepatan Hantar Saraf dengan Intensitas Nyeri pada Pasien