Methylcobalamin dan Nyeri Neuropatik

dan aktif secara biologis yang ditemukan pada makannan. Methylcobalamin merupakan kofaktor pada proses transmetilasi dari methylmalonyl-CoA menjadi succinyl-CoA dan pada regenerasi methionine dari homocysteine oleh methionine synthetase. Methylcobalamin adalah donor gugus metil yang penting pada selubung mielin yang melapisi akson dan untuk metabolisme DNA untuk regenerasi saraf. Dominguez, dkk 2012

II.4.5. Methylcobalamin dan Nyeri Neuropatik

Sebagian penderita dengan lesi saraf tepi seperti misalnya pada neuropati diabetika akan menunjukkan gejala positif seperti disestesia, parestesia atau nyeri. Nyeri yang terjadi akibat lesi ini dinamakan nyeri neuropatik. Lesi susunan saraf aferen dapat memacu terjadinya remodelling dan hipereksitabilitas pada membran. Akibat lesi ini akan tumbuh tunas-tunas baru sprouting yang berupaya mencapai organ target. Tunas yang tidak dapat mencapai organ target akan membentuk neuroma. Struktur ini akan menjadi tempat berkumulasinya saluran ion natrium dan saluran ion lainnya yang akan menyebabkan munculnya ectopic pacemeker. Selain saluran ion juga akan terlihat adanya molekul-molekul transduser dan reseptor baru yang secara keseluruhan dapat menyebabkan terjadinya ectopic discharge, mekanosensitifitas abnormal, termosensitifitas dan kemosensitifitas. Meliala, 2008. Kikkawa dkk 1985 melakukan penelitian terhadap 33 subjek DM yang dibagi menjadi dua kelompok dimana 19 pasien diterapi dengan methylcobalamin 500 μg tiga kali sehari selama 8 minggu dan 14 pasien diterapi dengan multivitamin yang mengandung 25 mg vitamin B1, 25 mg vitamin B6 dan 250 μg Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara vitamin B12 hydroxycobalamin acetate, 3 kapsul sehari selama 8 minggu. Perbaikan signifikan ditemukan pada pasien yang mendapat methylcobalamin terutama terhadap gangguan sensorik dan hipotensi ortostatik pada akhir masa terapi selama 8 minggu. Kikkawa, dkk 1985 Studi oleh Moridera dkk 1990 pada 32 pasien DM dengan neuropati diabetik membagi subjek menjadi dua kelompok, dimana kelompok pertama 10 pasien diberikan 1500 unit methylcobalamin sekali sehari selama 2 minggu melalui injeksi IV, sedangkan kelompok kedua 22 pasien diberikan 1500 unit methylcobalamin per oral dalam tiga dosis terbagi selama 6 bulan. Terdapat perbaikan yang signifikan pada skor keluhan parestesia, nyeri dan skor klinis total pada kedua grup setelah pemberian methylcobalamin. Moridera dkk, 1990 Penelitian oleh Li dkk 1999 dilakukan pada 108 pasien DM dimana 62 pasien 24 laki-laki dan 38 perempuan diberikan terapi methylcobalamin 500 μg intramuskular tiga kali seminggu selama 4 minggu kemudian diikuti dengan 500 μg per oral tiga kali sehari selama 8 minggu, dan 46 pasien 23 laki-laki dan 23 perempuan diberikan terapi vitamin B12 dengan cara yang sama. Setelah terapi 3 bulan, lebih dari separuh pasien pada kelompok yang diberi methylcobalamin pada kelompok yang diberi methylcobalamin dijumpai amelioration rate sebesar 73, sedangkan pada kelompok kontrol dijumpai sebesar 36. Li, dkk 1999. Kuwabara dkk 1999 meneliti efektivitas methylcobalamin pada neuropati diabetik dan uremik pada pasien yang menjalani hemodialisis kronik. Sembilan pasien mendapatkan injeksi methylcobalmain 500 μg tiga kali seminggu selama 6 bulan. Efek diukur dengan menggunakan derajat neyri neuropatik dan pemeriksaan kecepatan hantar saraf. Setelah 6 bulan terapi keluhan subjektif Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara berupa nyeri dan parestesai berkurang, dan kecepatan hantar motoris ulnaris dan sensoris medianus menunjukkan perbaikan signifikan. Tidak ditemukan adanya efek samping pada pemberian terapi ini. Disimpulkan bahwa pemberian methylcobalamin intravena aman dan merupakan bentuk terapi dengan potensi menguntungkan terhadap neuropati pada pasien dengan hemodialisis kronik. Kuwabara, dkk 1999 Methylcobalamin efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien dengan postherpetik neuralgia. Koya dkk 1983 cited in Meliala, 2008 menemukan bahwa methylcobalamin injeksi yang diberikan pada 10 pasien neuralgia postherpetik, pengurangan nyeri terjadi dalam kurun waktu rerata 3.2 minggu setelah pengobatan pada 9 dari 10 pasien. Pada pasien dengan neuralgia oksipital dan trigeminal injeksi tunggal methylcobalamin 500 μg menghilangkan nyeri pada 14 dari 26 pasien 53.8, neuralgia trigeminal dan 9 dari 14 64.3 pasien neuralgia oksipital. Meliala, 2008 Fuji dkk 1987 cited in Meliala, 2008 melakukan penelitian pada 76 kasus nyeri punggung bawah dengan diagnosis LBP, kanalis stenosis lumbarspinal, spondilosis lumbal, neuralgia skiatika radikuler dan HNP. Pasien-pasien ini diberikan kombinasi methylcobalamin 1500 μghari dan eperison HCl 150 mghari dan didapatkan bahwa dengan pemberian kombinasi terapi obat tersebut pasien- pasien mengalami perbaikan signifikan secara objektif dari pengukuran nyeri. Nemoto dkk 1987 cited in Meliala, 2008 melakukan penelitian pada 19 kasus spondilosis servikalis, myeri miofasial dan spondilosis lumbal. Penelitian ini menemukan bahwa pemberian injeksi lokal methylcobalamin 500 μg sebanyak 2-3 kali seminggu dapat memperbaiki gejala berupa nyeri spontan, nyeri saat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pergerakan, nyeri tekan, numbness dan ketegangan otot secara signifikan. Meliala,2008

II.5. KERANGKA TEORI