yang statis, ketika terjadi pergerakan tungkai atau sendi, jaringan saraf harus beradaptasi dan bergerak dengan perlahan beberapa millimeter di sepanjang
perjalanannya. Jaringan saraf melewati berbagai kanalis yang sempit secara anatomis mulai dari foramen vertebra ke bagian yang paling distal dari
ekstremitas. Kanal-kanal ini tidak memiliki titik tetap, oleh karena itu, jaringan saraf harus dapat bebas meluncur di dalamnya. Edema jaringan lokal sekitarnya,
bahkan dalam jumlah yang kecil sekalipun, dapat mengganggu gerakan saraf pasif gliding. Saat terjadi pergerakan anggota badan, jaringan saraf yang tidak
terlalu mobile akan mengalami peregangan, sehingga menyebabkan kerusakan yang tersembunyi, seperti iritasi, edema dan atau microinjuries yang
menyebabkan pembentukan bekas luka scar adhesions. Jaringan parut menyebabkan peningkatan tekanan lokal dan mengurangi nerve gliding, sehingga
menyebabkan kompresi saraf permanen. Jenis kompresi ini sering disebut “nerve
entrapment
”. Luchetti 2007.
II.1.5.1. Efek Kompresi pada Serabut Saraf
Tingkat keparahan cedera saraf yang disebabkan oleh suatu kompresi akut dan atau kronis bergantung pada durasi trauma kompresi tersebut. Onsetnya,
seperti halnya pemulihan saraf, dapat bervariasi dan mencerminkan dasar patofisiologi cedera. Serabut saraf menunjukkan kerentanan yang bervariasi
terhadap kompresi dan berhubungan dengan ukurannya, lokasi fasikulus dalam nerve trunk. Dasar patofisiologi dari kompresi akut dan kronis masih kontroversial:
baik faktor iskemik dan mekanis telah diajukan sebagai penyebab utama dari defek fungsional. Luchetti,2007
II.1.5.2. Efek Kompresi pada Struktur Mikrovaskular Intraneural
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Efek kompresi lokal telah diuji secara eksperimental pada hewan menggunakan berbagai model miniatur. Kompresi eksternal sebesar 20-30 mmHg
menyebabkan perlambatan aliran venula epineurium. Jika kekuatan tekanan meningkat, aliran kapiler endoneurium juga berkurang. Pada tekanan sebesar 80
mmHg, terjadi stasis aliran intraneural komplit dalam segmen saraf yang terkompresi iskemia tabel 2. Luchetti,2007
Tabel 2. Efek tekanan terhadap aliran mikrovaskular intraneural
Dikutip dari : Luchetti. 2007. The patophysiology of median nerve compression. In: Luchetti,R.,Amadio,P. Carpal tunnel syndrome. Springer.Berlin.
II.1.5.3. Efek Kompresi pada Transpor Aksonal
Pada tahun 1948, Weiss dan Hiscoe melaporkan bahwa penyempitan saraf menyebabkan pembengkakan dan akumulasi cairan di daerah yang terletak
proksimal dari lokasi cedera. Hal ini disebabkan oleh efek obstruksi pada aksoplasma di dalam serat saraf. Secara teori, dapat dipercayai bahwa kompresi
akan mengganggu transportasi aksonal secara langsung dan mekanik atau sekunder melalui obliterasi pembuluh intraneural dengan menyebabkan
anoksia..tabel 3 dan 4. Luchetti,2007
Tabel 3. Efek tekanan terhadap transpor aksonal anterograde
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dikutip dari : Luchetti. 2007. The patophysiology of median nerve compression. In: Luchetti,R.,Amadio,P. Carpal tunnel syndrome. Springer.Berlin.
Tabel 4.Efek tekanan terhadap transpor aksonal retrograde
Dikutip dari : Luchetti. 2007. The patophysiology of median nerve compression. In: Luchetti,R.,Amadio,P. Carpal tunnel syndrome. Springer.Berlin.
II.1.5.4. Edema Intraneural Akibat Kompresi