BAB III METODE PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USURSUP HAM Medan dari tanggal 18 April 2012 s.d 27 Desember 2012.
III.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling konsekutif.
III.2.1. Populasi Sasaran
Semua pasien CTS dengan DM dan tanpa DM yang ditegakkan dengan pemeriksana klinis dan elektrofisiologis.
III.2.2. Populasi Terjangkau
Semua pasien CTS dengan DM dan tanpa DM yang ditegakkan dengan pemeriksana klinis dan elektrofisiologis yang berobat ke Poliklinik Neurologi RSUP
H. Adam Malik Medan dan yang menjalani pemeriksaan elektrofisiologi di RS H.Adam Malik Medan.
III.2.3. Sampel
Semua pasien CTS dengan DM yang ditentukan menurut metode sampling konsekutif yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, sedangkan sampel untuk
pasien CTS tanpa DM digunakan matching dari pasien CTS dengan DM.
Besar sampel dihitung menurut rumus untuk uji hipotesis terhadap rerata dua populasi berpasanganMadiyono, 2008
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
n1= n2 = Z α + Z
. Sd d
Z α = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai α
yang telah ditentukan untuk α =0.05
Zα = 1.96 Z
= nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai yang ditentukan untuk
= 0,10 Z = 1,282 Sd = standar deviasi kecepatan hantar saraf penderita CTS dengan dan
tanpa DM = 4,16 Kim dkk, 2000 d = selisih rerata yang bermakna = 3
n = 21 Dibutuhkan sampel minimal sebesar 21 penderita pada masing-masing kelompok
III.3. Kriteria Inklusi
1. Semua pasien CTS yang berobat ke Poliklinik Neurologi RS. H. Adam Malik dan yang menjalani pemeriksaan elektrofisiologi di RS H.Adam
Malik 2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini
III.4. Kriteria Eksklusi
1. Pasien CTS
yang tidak
dikonfirmasi dengan
pemeriksaan elektrofisiologi
2. Subjek dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, hipotiroid dan kehamilan.
3. Subjek dengan riwayat penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan
neuropati, seperi
sitostatika, amiodarone,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
chloramphenicol, chloroquine,
colchicine, dapsone,
ethambutol, isoniazid dan fenitoin.
4. Subjek dengan riwayat trauma pergelangan tangan 5. Subjek dengan arthritis pada pergelangan tangan
III.5. Batasan Operasional III.5.1.
Carpal tunnel syndrome adalah kumpulan gejala akibat penekanan pada
nervus medianus oleh ligamentum karpal transversal, di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan. Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia,2011.
III.5.2. Penderita diabetes melitus
adalah penderita dengan keluhan klasik DM yang berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya dan pemeriksaan kadar glukosa plasma sewaktu ≥200 mgdL atau kadar glukosa plasma puasa
126 mgdL. Perkumpulan Endokrin Indonesia, 2011
III.5.3. Bukan penderita diabetes melitus adalah subjek yang tidak memenuhi
kriteria diagnostik diabetes melitus. Perkumpulan Endokrin Indonesia, 2011
III.5.4. Pemeriksaan kecepatan hantar saraf mencakup pemeriksaan KHS
motorik dan sensorik yang dilakukan dengan cara meletakkan elektrode perekam pada otot untuk KHS motoris atau saraf untuk KHS sensoris tertentu dan
elektrode stimulator di atas saraf tepi yang hendak diperiksa. Poernomo dkk, 2003
III.5.4.1 Pemeriksaan KHS motoris nervus medianus dilakukan dengan
meletakkan elektroda aktif pada otot abduktor polisis brevis, elektroda
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
referens pada falang proksimal jari I dan elektroda stimulasi pada pergelangan tangan dan siku. Poernomo dkk, 2003
III.5.4.2. Pemeriksaan KHS sensoris nervus medianus dilakukan dengan
meletakkan elektroda aktif elektroda cincin pada jari telunjuk pada pertengahan antara lipatan falang dan pangkal jari telunjuk, dengan jarak
antara 10-14 cm dengan katoda, elektroda referens pada sekitar lipatan interfalang dan elektrostimulasi pada pergelangan tangan antara tendon
m.fleksor digitorum sublimis dan fleksor karpi radialis. Poernomo dkk, 2003
III.5.4.3. Pemeriksaan KHS motoris nervus ulnaris dilakukan dengan
meletakkan elektroda aktif pada otot abduktor digiti minimi, elektroda referens pada falang proksimal jari V dan elektroda stimulasi pada
pergelangan tangan,bawah siku dan atas siku. Poernomo dkk, 2003
III.5.4.4. Pemeriksaan KHS sensoris nervus ulnaris
dilakukan dengan meletakkan elektroda aktif elektroda cincin pada jari kelingking pada
perengahan falang proksimal jari kelingking dengan jarak 10-14 cm dari katode, elektroda referens pada interfalang distal jari kelingkig dan
elektrostimulasi pada pergelangan tangan lateral dari tendon fleksor karpi ulnaris. Poernomo dkk, 2003
III.5.4. Intensitas nyeri pada penelitian dinilai dengan visual analogue scale
VAS dengan rentang nilai 0-10. Powell,dll 2010
III.5.5. Gangguan fungsi ginjal adalah keadaan penurunan fungsi ginjal yang
ditandai dengan penurunan nilai creatinin clearance dan peningkatan kadar ureum
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
darah uremia atau laju filtrasi glomerular kurang dari 90 mLmenit1.73 m
2
. Skorecki,2005
III.5.10. Gangguan fungsi hati adalah keadaan penurunan fungsi hati yang
ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati pada serum SGOT dan SGPT. Ghany M,2005
III.5.11. Hipotiroid adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan kadar
hormon tiroid terutama T4 dan peningkatan kadar TSh thyroid stimulating hormone. Jameson,2005
III.5.12. Kehamilan adalah periode dari konsepsi hingga kelahiran. the medical
dictionary,2011
III.5.13. Riwayat penggunaan obat-obatan adalah penggunaan obat-obatan
yang dapat menyebabkan neuropati mencakup sitostatika vincristine, cisplatin, thalidomide, amiodarone, chloramphenicol, chloroquine, colchicine, dapsone,
ethambuthol, isoniazid INH dan fenitoin. Latov,2007
III.5.14. Trauma pergelangan tangan adalah cedera pada komponen
pergelangan tangan yang terdiri dari sprain pada ligamen dan fraktur pada tulang pergelangan tangan yaitu tulang radius,ulna, dan delapan tulang pergelangan
tangan. Hooker,2007.
III.5.15. Arthritis pergelangan tangan
adalah kelainan pada sendi pergelangan tangan yang disebabkan oleh peradangan akut dan kronis pada sendi dan
jaringan sekitarnya, yang ditandai dengan rasa nyeri dan keterbatasan gerak, dan terdiri dari rheumatoid arthritis dan osteoarthritis. Lakshmanan, 2011
III.5.16. Kriteria pengendalian DM pada penelitian ini digolongkan menjadi 1.
Baik; 2. Sedang; 3. Buruk. Perkumpulan Endokrin Indonesia, 2011
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
III.5.17. Komplikasi DM
adalah komplikasi akut ketoasiosis diabetik, hiperosmolar non ketotik, hipoglikemia dan komplikasi menahun makroangiopati
dan mikroangiopati, dan komplikasi pada penelitian ini digolongkan menjadi ada komplikasi dan tidak ada komplikasi Perkumpulan Endokrin Indonesia, 2011
III.6. Instrumen III.6.1. Pemeriksaan kecepatan hantar saraf
Pemeriksaan KHS dilakukan dengan alat EMG merk Medelec Vickars Medical Working Surrey, seri Saphhire II dengan nomor seri 971472, buatan
Inggris tahun 1997.
III.6.2. Visual Analoge Scale VAS
Visual analogue scale menggunaan garis horizontal berukuran 10 cm, dengan pangkal “no pain tidak nyeri” dan ujung “worst imaginable pain” nyeri
yang paling berat, dimana pasien diminta untuk memberi tanda pada garis yang paling mewakili persepsi mereka tentang intensitas nyeri yang sedang dirasakan
atau dalam 2 minggu terakhir. III.7. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini adalah kuasi-eksperimen Quasi Experiment. Kuasi eksperimental juga termasuk dalam jenis penelitian eksperimen, namun
tidak dilakukan random terhadap unit-unit samplingnya. Salah satu bentuk kuasi eksperimental adalah rancangan “perlakuan” ulang disebut juga dengan pretest
and posttest design, yaitu rancangan penelitian yang hanya menggunakan satu perlakuan pada masing-masing kelompok subjek serta melakukan pengukuran
sebelum pretest dan sesudah posttest pemberian perlakuan untuk jangka
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
waktu tertentu. Perbedaan kedua hasil pengukuran tersebut dianggap sebagai perlakuan. Nasir dkk,2011; Notoadmodjo,2002; Pratiknya, 2011; .
III.8. Pelaksanaan Penelitian III.8.1. Pengambilan Sampel
Semua pasien CTS yang berobat jalan ke RSUP. H. Adam Malik Medan dan
telah ditegakkan
dengan anamnesis,pemeriksaan
neurologis dan
pemeriksaan KHS, dan memenuhi kriteria inklusi dan tidak ada kriteria eksklusi, dilakukan pengukuran intensitas nyeri nilai VAS oleh peneliti, kemudian
dibedakan dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya DM dilakukan matching pada kedua kelompok dan diberikan methylcobalamin 3 x 500 mcg per
oral selama1 bulan 30 hari kemudian dilakukan pemeriksaan KHS dan pengukuran VAS ulang.
III.8.2. Variabel yang diamati :
Variabel bebas : Methylcobalamin, Pasien CTS dengan DM, pasien CTS tanpa DM
Variabel terikat : KHS, VAS
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
III.9. Kerangka Operasional
Pasien dengan gejala klinis CTS Anamnese
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan KHS
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Surat Persetujuan Ikut Penelitian
DM Tanpa DM
matching
Penilaian dengan VAS
Pemberian methylcobalamin 1 bulan
Pemeriksaan KHS Penilaian dengan VAS
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
III.10. Analisa Data
Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan program komputer. Analisa dan penyajian data dilakukan sebagai berikut
III.10.1. Analisa deskriptif digunakan untuk melihat gambaran karakteristik subjek penelitian demografi, nilai KHS dan VAS
III.10.2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian methylcobalamin terhadap nilai KHS dan VAS pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM digunakan uji t
berpasangan jika masing-masing variabel berdistribusi normal dan uji Wilcoxon jika data tidak terdistribusi normal.
III.10.3. Untuk mengetahui perbedaan nilai KHS dan VAS pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM digunakan uji t tidak berpasangan jika masing-masing
variabel berdistribusi normal dan uji Mann-Whitney jika data tidak terdistribusi normal.
III.10.4.Untuk mengetahui distribusi nilai KHS dan VAS berdasarkan karakteristik demografi pada pasien CTS dengan DM dan tanpa DM digunakan uji t tidak
berpasangan dan uji ANOVA. III.10.5. Untuk mengetahui hubungan antara nilai KHS dengan VAS pada pasien
CTS dengan DM dan tanpa DM digunakan uji korelasi Pearson jika data masing- masing variabel berdistribusi normal dan uji korelasi Spearman jika data tidak
terdistribusi normal. III.10.6. Untuk mengetahui hubungan antara KHS dan intensitas nyeri dengan
durasi mengalami DM pada pasien CTS dengan DM digunakan uji korelasi Pearson jika data masing-masing variabel berdistribusi normal dan uji korelasi
Spearman jika data tidak terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
III.10.7. Untuk mengetahui perbedaan nilai KHS dan intensitas nyeri berdasarkan kriteria pengendalian DM pada pasien CTS dengan DM digunakan uji one way
ANOVA. III.10.8. Untuk mengetahui perbedaan nilai KHS dan intensitas nyeri berdasarkan
ada tidaknya komplikasi DM pada pasien CTS dengan DM digunakan uji t tidak berpasangan jika masing-masing variabel berdistribusi normal dan uji Mann-
Whitney jika data tidak terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN