Sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah komponen-komponen yang merujuk
pada lembaga atau kekuatan yang berinteraksi langsung maupun tidak langsung menurut pola tertentu mengenai organisasi atau perusahaan yang tidak akan lepas
dari pada lingkungan dimana organisasi atau peruasahaan itu berada. Kinerja dalam suatu organisasi atau perusahaan dilakukan oleh segenap
sumber daya manusia dalam organisasi, baik unsur pimpinan maupun pekerja. Banyak sekali Faktor yang dapat mempengaruhi sumber daya manusia dalam
menjalankan kinerjanya sehingga tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dapat berubah.
5 .
Control C
Merupakan tahap operasional terakhir dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan
disebarluaskan, praktek-praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses distandarisasikan dan disebarluaskan, prosedur prosedur didokumentasikan dan
dijadikan pedoman kerja standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari timSix Sigma kepada pemilik atau penanggung jawab proses, yang
berarti proyek Six Sigma berakhir pada tahap ini.
3.3. Kaizen
3.3.1. Defenisi Teori Kaizen
Universitas Sumatera Utara
Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus atau berkesinambungan
dalam perusahaan bisnis Kaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu Kai artinya perubahan dan Zen artinya baik. Di Cina Kaizen bernama Gaishan di mana Gai
berarti perubahan perbaikan dan Shan berarti baik benefit. Jadi Kaizen dapat diartikan sebagai perubahan kepada arah lebih baik.
KAIZEN adalah kegiatan sehari-hari yang sederhana bertujuan untuk melampaui peningkatan produktifitas, juga merupakan sebuah proses apabila
dilakukan dengan benar akan “memanusiawikan” tempat kerja, mengurangi beban kerja yang berlebihan, dan mengajarkan orang untuk melakukan percobaan dalam
pekerjaannya dengan menggunakan metode-metode ilmiah dan bagaimana belajar mengenali serta mengurangi pemborosan dalam proses kerjanya.
Fenomena pertumbuhan ekonomi jepang pasca PD II memberikan motivasi pembangunan kembali dari puing peperangan dan diutuslah seorang ahli
survey AS yang bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba membantu Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming
mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh perusahaan Jepang yang terkenal dengan “14 kunci Dr. Deming” dan anehnya penerapan konsep deming di industri
Jepang berjalan sukses, dan pemerintah AS baru tertarik pada konsep tersebut. Namun konsep deming yang kemudian lebih dikenal dengan konsep Kaizen
secara luas baru diperkenalkan dalam buku “Kaizen : the key to Japan’s competitive success” Imai, Masaaki, 1986. Mencoba menarik kesimpulan
Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang yang mengungkapkan bahwa :
Universitas Sumatera Utara
“Kaizen diartikan bahwa hanya dengan perbaikan secara terus menerus, tetap sadar dan membuat beratus-ratus ribu peningkatan kecil, maka dimungkinkan
untuk menghasilkn barang dan jasa yang mutunya otentik sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dengan keikutsertaan,
motivasi dan peningkatan terus menerus dari masing-masing dan semua karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen
manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan – karena kaizen bukan jalan pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan
hasil yang diinginkan”. Cane, 1998:265 Kunci keunggulan perusahaan Jepang adalah sangat unggul dalam
persaingan salah satu kemampuannya adalah menghilangkan pemborosan dan menghindari berbagai kesulitan sedangkan AS sebaliknya mengalami kesulitan
dalam menghemat Sumber Daya Alam yang memang sangat melimpah bila dibandingkan Jepang sehingga istilah perbaikan mutu secara terus menerus Just
in time tidak berlaku bagi manajemen Amerika tapi lebih cenderung just in case.
3.3.2. Manfaat Teori Kaizen