Pembahasan Perbaikan Kesinambungan dengan Metode Kaizen

6.2. Pembahasan Perbaikan Kesinambungan dengan Metode Kaizen

Five Step Plan Dari hasil perhitungan DPMO yang didapatkan, menunjukkan bahwa tingkat sigma yang didapatkan oleh perusahaan ini berada pada level industri di Indonesia yaitu sebesar 3,54 sigma. Hal ini belumlah cukup dikarenakan daerah pemasaran produk dari perusahaan ini sudah mencakup mancan negara, maka seharusnya perusahaan berada pada level industri Internasional yaitu sebesar 6 sigma, perusahaan harus dapat menerapkan prinsip zero defect untuk mencapai level 6 sigma. Dengan menerapkan metode Kizen ini, dapat meningkatkan kualitas produk yang dibuat oleh perusahaan secara signifikan, oleh karena itu diharapkan perusahaan mampu bekerjasama dalam penerapan metode ini. Adapun langkah perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan metode kaizen five step plan yaitu meliputi: 1. Seiri Pemilahan Dalam hal ini semua barang dan bahan-bahan yang berantakan dan telah bercampur aduk pada lantai produksi, sehingga pekerja tidak mengetahui mana barang-barang yang penting dan mana yang sudak tidak layak pakai. Pelaksanaan pemilahan yaitu : d. Memisahkan barang-barang yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. e. Memisahkan dan mengelompokkan barang sesuai dengan kepentingannya. Universitas Sumatera Utara f. Barang-barang yang diperlukan sebaiknya disimpan sesuai dengan tempatnya dan barang yang sudah tidak diperlukan sebaiknya dibuang saja. Contoh barang yang tidak diperlukan antara lain : d. Mesin atau alat-alat yang sudah rusak. e. Mesin atau alat-alat yang sudah tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. f. Alat-alat ataupun bahan-bahan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. 2. Seiton Penataan Pada kondisi ini, hal yang terjadi adalah semua barang-barang ataupun bahan-bahan pengerjaan ditumpuk disembarang tempat dan tidak tertata rapi.Tindakan-tindakan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu : e. Menyiapkan tempat beserta fasilitasnya. f. Barang-barang yang penting diberi label dan kemudian disusun pada tempat yang telah ditentukan. g. Barang dan bahan yang telah tersusun, diatur sesuai dengan jenis dan fungsinya. h. Melakukan inspeksi berkala pada kondisi kerapian ini agar selalu terjaga. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengerjaan kegiatan ini adalah : f. Peta peletakan barang. Universitas Sumatera Utara g. Tanda pengenal barang h. Tanda batas i. Persiapan tempat j. Pengelompokan barang 3. Seiso Kebersihan Pada kegiatan ini yang terjadi pada kondisi ruangang kerja adalah sampah ataupu debu sisa pengerjaan masih ada selama aktivitas kerja, hal tersebut dibiarkan begitu saja, misalnya oli-oli bekas masih menempel pada mesin ataupun pada peralatan kerj, dan ruangan kerja hanya dibersihkan seadanya saja. Kegiatan pembersihan ini dapat dilakukan dengan cara: f. Membuang dan membersihkan semua sampah, debu dan kotoran yang menempel pada peralatan, mesin dan tempat kerja yang telah disediakan g. Menemukenali sumber kotoran dan debu, kemudian melakukan tindakan pencegahan timbulnya kembali kotoran ataupun debu tersebut. h. Membiasakan diri menyediakan waktu untuk melakukan kebersihkan dan perawatan mesin, peralatan dan tempat kerja. i. Menyediakan alat ataupun fasilitas yang memadai untuk membersihkan kotoran ataupun debu-debu halus. j. Membuat jadwal kebersihan dan orang-orang khusus yang bertanggung jawab dalam hal tersebut. Universitas Sumatera Utara 4. Seiketsu Pemantapan Dalam hal pemantapan ini, akan terdapat standarisasi dari pemilahan, penataan, dan kebersihan. Tindakan-tindakan dalam pelaksanaan pemantapan adalah : j. Memberikan tanda daerah berbahaya k. Membuat tanda ataupun label setiap stasiusn kerja. l. Membuat Petunjuk SOP pada setiap stasiun kerja. m. Membuat petunjuk arah. n. Membuat tanda-tanda peringatan. o. Menyiapkan alat-alat pengamanan. p. Membuat petunjuk ataupun SOP pada saat terjadi kebakaran. q. Membuat daftar tanggung jawab bagi setiap karyawan. r. Membuat peraturan kedisplinan pada setiap karyawan. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam hal menuju pemantapan adalah sebagai beriku : f. Pemeriksaan. g. Kegiatan menindak lanjuti h. Melakukan pemantauan berkala i. Penetapan kondisi tidak wajar j. Penentuan kualitas kendali 5. Shitsuke Pembiasaan Hal yang ingin didapatkan dalam kegiatan pembiasaan ini adalah pembentukan sikap mandiri, sistem pengakuan terhadap kerja yang telah Universitas Sumatera Utara berhasil melaksanakan 4S dengan baik. Adapun beberapa hal yang dapat membantu dapat terlaksananya pembiasaan ini adalah : h. Menyediakan waktu untuk latihan. i. Menyediakan waktu untuk melakukan brieffing secara rutin. j. Membiasakan diri untuk menggunakan peralatan pengaman. k. Melaksanakan kegiatan secara bersama-sama. l. Melakukan simulasi keadaan gawat darurat. m. Menetapkan tanggung jawab secara individual. n. Melakukan evaluasi secara berkala. Adapun faktor-faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan pembiasaan ini adalah : e. Teladan dari atasan. f. Hubungan karyawan g. Mempunyai kesadaran bahwa ini merupakan kesempatan belajar karyawan. h. Merupakan target dari setiap individu yang bekerja pada perusahaan tersebut. Dalam hal ini konsep Kaizen merupakan metode yang harus dilaksanakan pada suatu perusahaan dan sangat bermanfaat bagi perusahaan, hal ini dikarenakan metode ini merupakan metode continious inprovement. Metode ini akan sangat berpengaruh terhadap watak para pekerja dan juga hasil produksi dimana pekerja akan semakin bijaksana dalam hal tanggung jawab terhadap perusahaan sehingga produks yang dihasilkan akan lebih berkualitas, dan Universitas Sumatera Utara produktivitas akan meningkat. Hal ini dapat terjadi apabila seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan tersebut menajalankan dengan sebaik-baiknya. Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN