Penggunaan FMEA Dalam Identifikasi Penyebab Reject

d. Metode Tidak ada standar operasional prosedur dalam penentuan lama penyetingan alat, tingkat tekanan, dan lama waktu pengepressan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam memproduksi pintu kayu. e. Mesin Pada mesin terdapat faktor umur mesin dan kurangnya perawatan yang dilakukan terhadap mesin. Kenyataan terhadap setiap umur mesin press sebaiknya berusia ±5 tahun usia produktiv mesin press, yang terjadi pada perushaan ini, mesin yang digunkan belum pernah ada pergantian mesin selama ± 8 tahun, sehingga mesin ini sering mengalami kerusakan yang dapat menghambat produksi. Perawatan yang tidak teratur membuat mesin ini cepat rusak, dimana pada mesin masih belum ada SOP dalam perawatan mesin.

d. Penggunaan FMEA Dalam Identifikasi Penyebab Reject

FMEA Failure mode and effect analysis adalah metoda untuk mengidentifikasi dan menganalisa potensi kegagalan dan akibatnya yang bertujuan untuk merencakan proses produksi secara mantap dan dapat menghindari kegagalan proses produksi dan kerugian yang tidak diinginkan. Langkah-langkah dalam pembuatan FMEA adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi proses atau produk. 2. Membuat daftar masalah-masalah potensial yang muncul. Universitas Sumatera Utara 3. Memberikan tingkatan pada masalah untuk severity, occurrence dan detectability. 4. Menghitung risk probability number RPN dan menentukan prioritas tindakan perbaikan. 5. Mengembangkan tindakan untuk mengurangi resiko. 6. Skala penilaian untuk perhitungan ini adalah 1-10. Penilaian tergantung dari proses itu sendiri berada pada tingkat berapa bila diukur dari sisi severity, occurrence dan detectability. 7. Penilaian severity S, occurrence O dan detectability D terhadap proses ini dilakukan secara subyektif, dengan cara berdiskusi dengan manajer mutu, manajer teknis dan customer service. 8. Risk priority number RPN merupakan perkalian dari rating severity S, occurrence O dan detectability D. Skala penilaian untuk severity, occurrence dan detectability dapat dilihat pada Tabel 5.10, Tabel 5.11, dan Tabel 5.12. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Skala Penilaian untuk Severity Rating Severity pada FMEA Preventive Maintenance Ranking Akibat Effect Kriteria Verbal Akibat pada Produksi 1 Tidak ada akibat Tidak mengakibatkan apa-apa, tidak membutuhkan penyelesaian Proses berada dalam kendali tanpa melakukan penyesuaian peralatan 2 Akibat sangat ringan Mesin tetap beroperasi dengan aman, hanya terjadi sedikit gangguan peralatan yang tidak berarti. Akibat hanya dapat diketahui oleh operator yang berpengalaman Proses berada dalam pengendalian, hanya membutuhkan sedikit penyesuaian 3 Akibat ringan Mesin tetap beroperasi dengan aman, hanya ada sedikit gangguan. Akibat diketahui oleh rata-rata operator Proses telah berada di luar kendali, beberapa penyesuaian diperlukan 4 Akibat minor Mesin tetap beroperasi dengan aman, namun terdapat gangguan kecil. Akibat diketahui oleh semua operator Kurang dari 30 menit downtime atau tidak ada downtime sama sekali 5 Akibat moderat Mesin tetap beroperasi normal, namun telah menimbulkan beberapa kegagalan produk. Operator merasa tidak puas karena tingkat kinerja berkurang 30-60 menit downtime Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Skala Penilaian untuk Severity Lanjutan Rating Severity pada FMEA Preventive Maintenance Ranking Akibat Effect Kriteria Verbal Akibat pada Produksi 6 Akibat signifikan Mesin tetap beroperasi dengan aman, tetap menimbulkan kegagalan produk. Operator merasa sangat tidak puas dengan kinerja mesin 1- 2 jam downtime 7 Akibat mayor Mesin tetap beroperasi dengan aman, tetapi tidak dapat dijalankan secara penuh. Operator merasa sangat tidak puas. 2-4 jam downtime 8 Akibat ekstrem Mesin tidak dapat beroperasi dan telah kehilangan fungsi utamanya 4-8 jam downtime 9 Akibat serius Mesin gagal beroperasi, serta tidak sesuai dengan peraturan keselamatan kerja Lebih besar dari 8 jam downtime 10 Akibat berbahaya Mesin tidak layak dioperasikan, karena dapat menimbulkan kecelakaan secara tiba-tiba, dan hal ini bertentangan dengan peraturan keselamatan kerja Lebih besar dari 8 jam downtime sumber: pksm.mercubuana.ac.idnew...modul92025-13-972344716724.doc Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Skala Penilaian untuk Occurrence Rating Kejadian Occurance pada FMEA Preventive Maintenance Ranking Kejadian Kriteria Verbal Tingkat Kejadian Kegagalan Ppk 1 Hampir tidak pernah Kerusakan hampir tidak pernah terjadi Lebih dari 10000 jam operasi mesin 0,55 2 Remote Kerusakan jarang terjadi 6001-10000 jam operasi mesin ≥ 0,55 3 Sangat sedikit Kerusakan yang terjadi sangat sedikit 3001-6000 jam operasi mesin ≥ 0,78 4 Sedikit Kerusakan yang terjadi sedikit 2001-3000 jam operasi mesin ≥ 0,86 5 Rendah Kerusakan yang terjadi pada tingkat rendah 1001-2000 jam operasi mesin ≥ 0,94 6 Medium Kerusakan yang terjadi pada tingkat medium 401-1000 jam operasi mesin ≥ 1,00 7 Agak tinggi Kerusakan yang terjadi agak tinggi 101-400 jam operasi mesin ≥ 1,10 8 Tinggi Kerusakan yang terjadi tinggi 11-100 jam operasi tinggi ≥ 1,20 9 Sangat tinggi Kerusakan yang terjadi sangat tinggi 2-10 jam operasi mesin ≥ 1,30 10 Hampir selalu Kerusakan selalu terjadi Kurang dari 2 jam operasi mesin ≥ 1,67 sumber: pksm.mercubuana.ac.idnew...modul92025-13-972344716724.doc Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Skala Penilaian untuk Detectability Rating Deteksi Detection pada FMEA Preventive Maintenance Ranking Akibat Kriteria verbal 1 Hampir pasti Perawatan preventif akan selalu mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan 2 Sangat tinggi Perawatan preventif memiliki kemungkinan sangat tinggi untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan 3 Tinggi Perawatan preventif memiliki kemungkinan tinggi untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan 4 Moderately high Perawatan preventif memiliki kemungkinan “moderately high” untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan 5 Moderate Perawatan preventif memiliki kemungkinan “moderate” untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan 6 Rendah Perawatan preventif memiliki kemungkinan rendah untuk mampu mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan 7 Sangat rendah Perawatan preventif memiliki kemungkinan sangat rendah untuk mampu mendeteksi Universitas Sumatera Utara penyebab potensial kegagalan dan mode kegagalan Tabel 5.12. Skala Penilaian untuk Detectability Lanjutan Rating Deteksi Detection pada FMEA Preventive Maintenance Ranking Akibat Kriteria verbal 8 Remote Perawatan preventif memiliki kemungkinan “remote” untuk mampu mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan 9 Very remote Perawatan preventif memiliki kemungkinan “very remote” untuk mampu mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan 10 Tidak pasti Perawatan preventif akan selalu tidak mampu untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan sumber: pksm.mercubuana.ac.idnew...modul92025-13-972344716724.doc Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Nilai Prioritas Penyelesaian Masalah Faktor Kecacatan Penyebab Kecacatan Severity Ranking Occurance Ranking Detection Ranking Risk Priority Number RPN Tindakan Perbaikan Manusia Kurang Disiplin 3 6 6 108 Membuat SOP dan peraturan yang berlaku Kurang Konsentrasi 4 6 6 144 Mendisain ruangan yang nyaman Untuk Operator Material Kualitas Kayu Kurang 3 5 6 90 Melakukan inspeksi terhadap kayu yang digunakan Metode Tidak adanya SOP 4 6 6 144 Membuat pengarahan dan wawasan tentang SOP Mesin Umur Mesin 4 5 4 80 Melakukan perawatan dan perbaikan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Nilai Prioritas Penyelesaian Masalah Lanjutan Faktor Kecacatan Penyebab Kecacatan Severity Ranking Occurance Ranking Detection Ranking Risk Priority Number RPN Tindakan Perbaikan Kurang Perawatan 4 5 4 80 terhadap mesin yang sudah tua Lingkungan Temperatur Ruangan 5 5 5 125 Merancang dan membuat lingkungan kerja yang nyaman dalam melakukan proses perakitan Ruangan Tidak Rapi 4 4 6 96 Universitas Sumatera Utara Untuk pemberian skor pada masing-masing komponen yang ada, dilakukan dengan memberikan penilaian terlebih dahulu terhadap severity, occurance, detection, dan hasil akhirnya yang berupa risk priority number. Dari perhitungan nilai RPN dapat diketahui bahwa untuk masing-masing faktor yang berpengaruh terhadap kecacatan terdapat nilai RPN yang paling tinggi. Berikut ini nilai tingkat dari nilai RPN terhadap setiap faktor penyebab kecacatan. 1. Manusia dengan nilai RPN yaitu 252. 2. Lingkungan dengan nilai RPN 221. 3. Mesin dengan nilai RPN 160. 4. Metode dengan nilai RPN 144. 5. Material dengan nilai RPN 90. Dari data diatas dapat dilihat bahwa Manusia dan Lingkungan memiliki tingkat RPN tertinggi yang kemudian di urutan ketiga adalah mesin yang berarti manusia, lingkungan dan mesin memiliki pengaruh yang besar terhadapa kecacatan produk pintu kayu pada PT. Suryamas Lestariprima.

e. Tahap Perbaikan Improve