Analisis dan Pembahasan Pengendalian Kualitas Dengan

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis dan Pembahasan Pengendalian Kualitas Dengan

Six Sigma Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma yang disertai dengan 5 lima langkah yang disebut sebagai DMAIC yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Adapun analisis beserta pembahasan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dilakukan penentuan Critical to Quality dari pada proses pembuatan pintu kayu. Jenis dari kecacatan yang terjadi pada proses pembuatan pintu kayu ini adalah : a. Permukaan rusak Permukaan rusak terjadi ketika pada saat pengepressan permukaan pintu, operator mesin press salah menyetting mesin, menyebabkan permukaan pintu menjadi rusak, operator salah memperhitungkan ketebalan pintu, hal ini menyebabkan pintu harus dikerjakan ulang di bagian finishing, sehingga pihak perusahaan mendapatkan kerugian di waktu dan biaya. b. Retak Retak terjadi ketika setiap panel pintu disatukan dengan menggunakan mesin press, operator terlalu kuat mengepress sehingga panel menjadi retak, dan kemudian pintu yang retak akan dikerjakan ulang lagi. Universitas Sumatera Utara c. Regang Regang terjadi dikarenakan setiap panel pintu tidak tepat masuk pada jalur panel yang telah dibuat, ataupun ukuran panel tidak tepat, sehingga ketika penyatuan setiap panel, mengakibatkan panel pintu regang, hal ini mengakibatkan panel pintu akan dibongkar kembali dan kemudian disesuaikan ukuran dan disatukan kembali. Ini menyebabkan kerugian waktu pada pihak perusahaan karena adanya pengerjaan kembali. d. Terdapat mata kayu Mata kayu terjadi dikarenakan tidak adanya terjadi pemilihan kayu sehingga kayu yang masih terdapat mata kayu juga terpakai, produk pintu kayu ini akan diberikan pada bagian finishing untuk diperbaiki. e. Gubal. Gubal terjadi karena pada produk pintu kayu digunakan kayu yang telah busuk dan dicampur dengan kayu dengan kualitas yang bagus, sehingga warna kayu akan berbeda, kemudian kayu yang berbeda warna ini akan diberikan ke bagian finishing untuk diperbaiki. 2. Dari perhitungan peta kontrol yang dilakukan, didapatkanlah hasil yang menunjukkan bahwa dalam proses produksi pembuatan pintu kayu masih berada dalam batas kontrol, dimana dari hasil yang didapatkan menggambarkan bahwa proses tersebut masih dalam keadaan stabil. Hal ini menunjukkan bahwa proses produksi yang dilakukan sudah baik, tetapi masih terdapat kecacatan produk. Hal yang ingin didapat dengan metode ini adalah zero defect kecacatan nol, dikarena perusahaan ini dikategorikan sebagai Universitas Sumatera Utara perusahaan internasional, dimana industri ini mengeksport produknya ke mancanegara. 3. Dalam mengetahui seberapa besar perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan, penelitian ini melakukan perhitungan kapabilitas proses yang dimana mendapatkan hasil sebesar 89,34 kebutuhan pelanggan yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Terlihat dari hasil tersebut perusahaan belum sepenuhnya dapat memenuhi keinginan pelanggan, seharusnya perusahaan dapat secara maksimal memenuhi kebutuhan pelanggan, kebutuhan pelanggan dalam hal ini adalah pintu yang berkualitas yang sangat baik. 4. Dari perhitungan tingkat cacat proporsi sebesar 0,103, kemudian DPO defect per oppurtunity sebesar 0,0279 dan DPMO defect per million opportunities sebesar 20796, 112 yang kemudian di konversikan melalui tabel maka didapatkanlah level sigma sebesar 3,54 sigma. Tingkat 3,54 sigma masih dikategorikan sebagai rata-rata industri di Indonesia, seharusnya perusahaan ini sudah berada pada kategori industri internasional yaitu dengan level sigma 6-sigma, dimana perusahaan pada level ini menuju zero defect. Universitas Sumatera Utara

6.2. Pembahasan Perbaikan Kesinambungan dengan Metode Kaizen