2.2.3. Bahan Penolong
Bahan penolong pada proses pembuatan solid pada umumnya dibutuhkan pada proses finishing dan proses pengepakan, yang antara lain:
a. Label Label digunakan untuk menunjukkan spesifikasi dari produk yang akan
dikirim. b. Karton Pengaman Siku
Karton ini digunakan untuk melindungi produk dari goresan pada sisi daun pintu saat pengiriman.
c. Kawat Baja Bahan ini digunakan untuk mengikat bundelan solid door yang telah
dibungkus plastik. d. Plastik.
Digunakan untuk membungkus solid door yang telah selesai dirakit atau dicat.
2.3. Uraian Proses Produksi
Model-model daun pintu yang diproduksi PT. Suryamas Lestari Prima sangat beragam dan terus bertambah karena disesuaikan dengan permintaan.
Model pintu yang paling banyak dipesan adalah model Colonial, Acacia, dan SLP001. Proses produksi untuk moulding tanpa dirakit telah siap dijual. Namun
mesin dibagian pemotongan dan pembuatan profil berbeda untuk moulding dan daun pintu karena bentuk dan profil keduanya berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menggambarkan uraian proses produksi daun pintu ini, disini diambil contoh model colonial 8P yang dianggap dapat memberikan gambaran
proses produksi model lainnya. Gambar pintu beserta perincian komponen-komponennya adalah sebagai
berikut:
P4 P2
P1 P1
P2
P3
P4 P3
MR 1
CR
MR 2
BR TR
M 3 M 2
M 1
ST ST
Gambar 2.1. Solid Door Jenis Colonila 8P
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Perincian Komponen Daun Pintu Model Colonial 8P
Ukuran 36 x 930 x 2135 mm
Nama Komponen Jumlah
Tebal mm Lebar mm
Panjang mm ST Style
2 37
114 2135
TR Top Rail 1
37 114
720 CR Center Rail
1 37
114 720
MR middle Rail 2
37 140
720 BR Bottom Rail
1 37
180 720
M1 Mullion 1 1
37 114
260,5 M2 Mullion 2
1 37
114 578,5
M3 Mullion 3 1
37 114
803,5 P1 Panel 1
2 20
309 300
P2 Panel 2 2
20 309
300 P3 Panel 3
2 20
309 300
P4 Panel 4 2
20 309
300
Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Style adalah bingkai yang paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan kanan. Pada sebuah pintu terdapat dua buah style yang masing-masing
beralur dan sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai pasak yang disebut dowel.
Universitas Sumatera Utara
2. Rail pen adalah balok beralur yang dipasang pada bagian atas, tengah, dan bawah dari sebuah daun pintu. Komponen ini berfungsi
untuk menghubungkan panel-panel pintu. Pada sebuah pintu model colonial terdapat 3 jenis rail.
3. Mullion adalah balok beralur pada kedua sisinya yang berfungsi sebagai penyangga rail dengan menghubungkan panel kiri dengan
kanan. Pada sebuah daun pintu model colonial terdapat 3 buah mullion dengan panjang yang berbeda sesuai dengan panjang panelnya.
4. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil bentuk sudut. Pada sebuah pintu ini terdapat 3 pasang panel
yang berbeda ukurannya. Seperti dijelaskan sebelumnya tipe daun pintu yang diproduksi di PT.
Sutyamas Lestari Prima ada 2 yakni solid dan veneer. Untuk pemanfaatan bahan baku yang lebih efisien perusahaan ini membuat daun pintu tipe veneer.
Komponen panel tipe veneer dapat dibuat dari kayu-kayu yang cacat dan kayu- kayu kecil sisa pemotongan yang masih dapat dilem, dimampatkan, dan dilapis
dengan lembaran kayu yang gradenya bagus sehingga menyerupai komponen yang solid. Uraian produksi untuk daun pintu model colonial dengan bahan baku
kayu gelondongan dapat dilihat dari block diagram pada gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
PENGGERGAJIAN
PENGEPAKAN FINISHING
PERAKITAN PEMBUATAN
PROFIL PENGELEMAN
PENGEBORAN PENGETAMAN
DAN PEMOTONGAN
PENGERINGAN
Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Daun Pintu Solid
1. Penggergajian
Penggegajian adalah proses pengubahan atau konversi kayu gelondongan menjadi papan, lat atau menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dari sebelumnya.
Di PT. Suryamas Lestari Prima kayu gelondongan yang diperoleh dari pemasok
Universitas Sumatera Utara
biasanya terlalu panjang untuk setiap digergaji sekitar 20-25 feet. Kayu ini dipotong atau dikurangi panjangnya menjadi 8,10,11 feet.
Kayu gelondongan yang telah diperpendek tersebut kemudian digergaji dengan mesin gergaji saw mill. Cara penggergajian kayu disesuaikan dengan
keadaan kayu sehingga tidak banyak kayu yang tersisaterbuang. Jadi di saw mill juga telah dilakukan pemilihan grade untuk melihat keadaan kayu seperti : mata
kayu, lobang jarum atau cacat yang disebut dengan kantong damar. Dengan melihat keadaan kayu, mutunya dapat diketahui sehingga dapat dilakukan cara
penggergajian yang benar tidak merusak mutu kayu dan tidak banyak kayu yang tersisa.
Cara penggergajian awal adalah dengan memotong sisi luar kayu gelondongan sehingga berbentuk balok yang disebut dengan kayu balok. Balok
kayu ini kemudian di gergaji menjadi papan atau broti. Bagian sisi luar yang disebut dengan bangkang dapat digergaji sedemikian rupa sehingga dapat
dimanfaatkan untuk proses selanjutnya. Sisa-sisa kayu yang tidak dapat digunakan lagi, dipakai sebagai bahan bakar untuk tungku pengeringan Kiln Drier.
Mesin yang digunakan adalah saw mill dan cross cut. Hasil penggergajian dari mesin ini disebut dengan sawn timber. Sawn timber ini kemudian diangkut ke
bagian pengeringan dengan menggunakan forklift.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengeringan
Dalam pengolahan kayu proses pengeringan sangat penting dilakukan untuk :
1. Memperkecil kadar air pada kayu menjadi 11-20 2. Mencegah serangan jamur dan serangga-serangga penggerek kayu.
3. Menaikkan kekuatan kayu dan agar kayu lebih mudah dikerjakan untuk proses berikutnya.
PT. Suryamas Lestari Prima melakukan dua jenis pengeringan yaitu pengeringan secara alami di lapangan dan pengeringan dalam tungku-tungku
pengeringan. Pengeringan alami memang lambat dan tergantung udara sekitar yang dipanaskan oleh matahari juga sirkulasi udara di sekeliling dan di sel-sel
susunan kayu. Namun pengeringan di lapangan ini sangat perlu karena selain murah biayanya, penguapan air yang terjadi tidak terlalu cepat sehingga
penyusutan yang tiba-tiba dan tidak merata tidak terjadi. Pengringan di lapangan dilakukan selama ± 3 hari. Kayu-kayu gergajian dari saw mill atau yang langsung
dari pemasok disusun sesuai dengan gradenya dan antara kayu dipasang stik agar sirkulasi udara baik. Jadi pekerjaan di lapangan ini selain melakukan bongkar
muat kayu dari truk-truk juga memilih grade dan kemudian menyusunnya. Apabila mutu kayu sudah ada yang tidak sesuai atau rusak yang disebut dengan
mutu afkir lokal maka kayu tersebut disusun tersendiri untuk menunggu pelelangan atau penjualan langsung dengan menegosiasikan harganya. Setelah 3
hari kayu kemudian diangkut ke KD dengan forklift untuk pengeringan lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Di KD yang jumlahnya 9 buah kamar dengan ukuran tiap kamar ± 80 m
3
. Proses pengeringan di KD berguna untuk mengurangi kadar air sampai 12
dimana hasil pengeringan dari lapangan kadar airnya masih sekitar 30, bahkan ada yang masih 50. Jumlah air yang dihasilkan pada pengeringan KD
disesuaikan dengan permintaan. Semakin lama kayu dalam KD maka kadar air semakin menurun, namun pengeringan biasanya dilakukan ± 20 hari. Untuk
mengukurkadar air digunakan alat ukur jenis tokok atau letak. Alat ukur jenis tokok bentuknya seperti jarum suntik yang dimasukkan ke dalam kayu sehingga
kadar air dapat diketahui. Sedangkan alat ukur jenis letak, cara pemakaiannya hanya dengan meletakkan alat tersebut di atas kayu dan kadar air langsung dapat
diketahui. Hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke bagian pengetaman dan pemotongan dengan menggunakan forklift. Selain mengurangi kadar air, di
KD juga dilakukan pemberian anti rayap.
3. Proses Pembuatan Komponen Solid Door
Untuk produk solid door, meskipun terdapat berbagai tipe namun proses produksinya adalah sama. Hanya saja mungkin pada beberapa tipe produk ada
bagian yang bentuknya tidak lurus lengkung, yang harus dibentuk dengan suatu mesin potong khusus, yaitu mesin Band Saw. Ukuran panjang, lebar dan tinggi
daun pintu rata-rata 2134 mm, 114 mm, dan 41 mm. Proses pembuatan komponen solid door ini meliputi :
1. Pembuatan panel. 2. Pembuatan stile, rail, dan mulion
Universitas Sumatera Utara
3. Pembuatan rail lengkung.
a. Pembuatan Panel