Determinan Perilaku Kesehatan Konsep Perilaku

Mawaddah Tsaniyah. Persepsi Warga Kota Medan Terhadap Pengalaman Berobat Di Penang, Malaysia Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009 3. Tindakan Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak praktik. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu : a. Praktik terpimpin guide response Apabila seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. b. Praktik secara mekanisme mechanism Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis. c. Adopsi adoption Adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang, artinya apa yang sudah dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan yang berkualitas.

2.2.2 Determinan Perilaku Kesehatan

Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam atau luar subjek. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku disebut determinan. Banyak teori tentang determinan perilaku ini. Dalam bidang perilaku kesehatan ada tiga teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian kesehatan masyarakat. Ketiga teori tersebut adalah : Mawaddah Tsaniyah. Persepsi Warga Kota Medan Terhadap Pengalaman Berobat Di Penang, Malaysia Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009 a. Teori Lawrence Green Green membedakan ada dua determinan masalah kesehatan yaitu behavioral faktor perilaku dan non behavioral factors faktor non perilaku. Faktor perilaku itu sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu : 1. Faktor-faktor predisposisi predisposing factors Yaitu faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, nilai-nilai tradisi, keyakinan, dan sebagainya. 2. Faktor-faktor pemungkin enabling factors Yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan yaitu adanya sarana dan prasarana antara lain puskesmas, rumah sakit, tempat pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, dan sebagainya. 3. Faktor-faktor penguat reinforcing factors Yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, yang terwujud dalam sikap dan tindakan petugas kesehatan. b. Teori Snehandu B. Karr Karr mengidentifikasi 5 determinan perilaku, yaitu : 1. Adanya niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus dari luar dirinya. Mawaddah Tsaniyah. Persepsi Warga Kota Medan Terhadap Pengalaman Berobat Di Penang, Malaysia Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009 2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya social support. Di dalam kehidupan seseorang di masyarakat, perilaku orang tersebut cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakat di sekitarnya. 3. Terjangkaunya informasi accessibility of information, adalah tersedianya informasi-informasi terkait dengan tindakan yang diambil oleh seseorang. 4. Adanya ekonomi atau kebebasan pribadi personnal autonomy untuk mengambil keputusan. 5. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan action situation. Untuk bertindak apapun diperlukan suatu kondisi dan situasi yang tepat. c. Teori WHO Teori WHO menyatakan bahwa ada 4 determinan seseorang berperilaku, yaitu 1. Pemikiran dan perasaan thoughts and feeling. 2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai personnal references. 3. Sumber daya resources yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. 4. Sosiobudaya culture setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang.

2.3 Persepsi Masyarakat Tentang Sehat-Sakit dan Perilaku Sakit