Pembiayaan Kesehatan Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan

Mawaddah Tsaniyah. Persepsi Warga Kota Medan Terhadap Pengalaman Berobat Di Penang, Malaysia Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009 Penyandang dana atau asuransi kesehatan menganggap bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu sebagai sutu pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Pasien diharapkan dapat disembuhkan dalam waktu sesingkat mungkin sehingga biaya pelayanan kesehatan akan semakin berkurang. d. Pemilik Sarana Pelayanan Kesehatan Pemilik sarana kesehatan memiliki persepsi bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu sebagai pelayanan kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaaan, tetapi dengan tarif pelayanan yang masih terjangkau oleh pasienmasyarakat, yaitu pada tingkat biaya dimana belum terdapat keluhan pasienmasyarakat. e. Administrator Pelayanan Kesehatan Administrator pelayanan kesehatan memusatkan perhatian terhadap beberapa dimensi mutu tertentu akan dapat membantu administrator pelayanan kesehatan dalam menyusun prioritas serata harus mampu menyediakan apa kebutuhan dan harapan pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.

2.8.2 Pembiayaan Kesehatan

Deklarasi Hak Asasi manusia yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa pada tahun 1947 telah menempatkan kesehatan sebagai salah satu hak asasi dan menyebutkan bahwa setiap penduduk berhak atas jaminan manakala ia sakit. Deklarasi ini telah diikuti oleh Konvensi International Labor Organization Nomor 52 Mawaddah Tsaniyah. Persepsi Warga Kota Medan Terhadap Pengalaman Berobat Di Penang, Malaysia Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009 Tahun 1948 yang memberikan hak tenaga kerja atas sembilan macam jaminan termasuk diantaranya jaminan kesehatan. Thabrany,2005 Tingginya biaya pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini merupakan masalah yang sangat serius karena sangat membebani masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan sehingga perlu dicarikan jalan keluarnya. Muninjaya, 2004 Ada empat sumber utama pembiayaan kesehatan, yaitu : 1. Pemerintah 2. Swasta 3. Masyarakat dalam bentuk pembayaran langsung fee for service dan asuransi 4. Sumber-sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman dari luar negeri Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari asuransi kesehatan adalah salah satu cara yang terbaik untuk mengatasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan. Pengertian asuransi kesehatan sendiri adalah suatu mekanisme pengalihan resiko sakit dari resiko perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok , beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena memperoleh jaminan. Muninjaya, 2004 Asuransi Kesehatan Nasional bertujuan untuk memperluas cakupan penduduk yang memiliki jaminan kesehatan yang memenuhi kebutuhan dasar medis, tanpa membedakan status ekonomi penduduk. Dengan pemenuhan kebutuhan dasar medik penduduk akan dengan tenang melakukan kegiatan produksinya setiap hari Mawaddah Tsaniyah. Persepsi Warga Kota Medan Terhadap Pengalaman Berobat Di Penang, Malaysia Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009 belajar dan bekerja sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak penghasilan atau pajak penjualan hasil produksi penduduk tersebut. Thabrany, 2005 Menurut Andari, 2001, secara garis besar faktor penting yang menjadi titik berat perhatian perusahaan asuransi kesehatan terhadap rumah sakit adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi Sebagai badanlembaga keuangan perusahaan asuransi memberi perhatian besar terhadap efisiensi. Efisiensi dalam pelayanan kesehatan ditekankan kepada optimalisasi pelayananpelayanan sesuai kebutuhan medis, dan menghindari terjadinya overutilisasi. Organisasi, sistem dan prosedur yang diterapkan di RS harus menunjang kearah efisien dan efektifitas. 2. Kesesuaian Appropriateness Banyak pelayanan kesehatan yang memberikan efek samping yang negatif pada pasien. Oleh sebab itu pemberian pelayanan sesuai indikasi medis dan tidak berlebihan selain berdampak efisiensi juga melindungi pasien dari hal-hal yang tidak diinginkan. Penggunaan obat-rasional perlu menjadi komitmen bersama. 3. Ketersediaan Availability Masalah sarana dan prasarana penting untuk menjadi perhatian. Pelayanan yang tersedia di rumah sakit haruslah lengkap sesuai dengan kebutuhan masyarakat; Mawaddah Tsaniyah. Persepsi Warga Kota Medan Terhadap Pengalaman Berobat Di Penang, Malaysia Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009 baik secara medis maupun non medis, hal ini akan mempermudah pasien dan juga menghemat biaya. 4. Waktu Timeliness Banyak hal pelayanan kesehatan yang sesuai dengan waktu; kasus emergency memerlukan tindakan yang cepat dan akurat. Waktu tunggu yang lama baik untuk keperluan administratif maupun untuk tindakan medis, sering menjadi penyebab keluhan utama pasien. Hal ini sangat berkaitan dengan proses bisnis dan proses produksi rumah sakit. 5. Kelangsungan Pelayanan Continuity Salah satu karakteristik pelayanan kesehatan adalah memerlukan pelayanan yang berkelanjutan. Sejalan dengan itu maka rumah sakit harus dapat menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan secara berkesinambungan, dengan pelayanan dan mutu yang terkendali dan senantiasa terus ditingkatkan. 6. Keamanan Safety Keamanan pelayanan merupakan tuntutan utama dari samua pihak. Karena pelayanan kesehatan mengandung risiko yang tidak kecil maka untuk keamanan pasien, profesionalisme seluruh petugas rumah sakit harus dapat dijamin. Upaya malpraktek harus dicegah dan upaya peningkatan profesionalisme petugas harus merupakan komponen pokok dari manajemen rumah sakit. 7. Perhatian dan kepedulian Respect Caring Mawaddah Tsaniyah. Persepsi Warga Kota Medan Terhadap Pengalaman Berobat Di Penang, Malaysia Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009 Pelayanan pasien dengan penuh perhatian adalah sikap yang sangat diharapkan dari seluruh jajaran rumah sakit. Memanusiakan manusia, mendahulukan yang tua, ramah dalam pelayanan akan sangat membantu keseluruhan proses pelayanan.

2.9 Kerangka Konsep