BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1.
Sejarah Berdirinya RSUD Aceh Tamiang
RSUD Tamiang adalah rumah sakit umum tipe C milik pemerintah daerah Kabupaten Aceh Tamiang yang berpenduduk ±125.000 jiwa. Lokasi RSUD Aceh
Tamiang terletak di Desa Kesehatan di Kecamatan Karang Baru, sekitar 1,5 km dari pusat kota Kualasimpang.
Pada awalnya RSUD Tamiang merupakan Rumah Sakit Perkebunan yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1915. kemudian pada tahun 1970-an
mengalami penurunan status pelayanan menjadi Puskesmas Rawatan lalu erjadi lagi peningkatan status pelayanan menjadi pelayanan Rumah Sakit pada tanggal 2
Februari 2003. Sejak tanggal 24 Juni 2003 status pelayanan RSUD Aceh Tamiang menjadi rumah sakit dengan klasifikasi kelas C. pada tanggal 2 Agustus 2003
dikukuhkan dengan penandatanganan prasasti oleh Bapak Ahmad Sujudi selaku Menteri Kesehatan RI.
5.1.2. Visi, Misi, dan Motto RSUD Aceh Tamiang
RSUD Aceh Tamiang dalam menjalankan tugasnya memiliki Visi, Misi dan Motto yaitu:
a. Visi
Visi RSUD Aceh Tamiang yaitu terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas menuju Indonesia Sehat 2010.
b. Misi
Misi RSUD Aceh Tamiang yaitu:
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
b.1. Menyelenggarakan dan mengendalikan pelayanan kesehatan bermutu tinggi dan berdaya saing yang terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. b.2. Mendidik dan melatih SDM yang profesional dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. b.3. Melaksanakan penelitian untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan keilmuan.
c. Motto
Motto RSUD Aceh Tamiang yaitu BETUAH yang merupakan terjemahan dari nilai-nilai yang harus dilaksanakan oleh semua karyawan meliputi B =
Bermutu, E = Efisien, T = Transparan, U = Ukhuwah, A = Aman, dan H = Handal.
5.1.3. Tenaga Kesehatan
Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan di RSUD Aceh Tamiang, kegiatan didukung sebanyak 139 orang pegawai.
Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2008 No. Pendidikan
f
1. Dokter Umum
9 6,3
2. Dokter Spesialis
3 2,1
3. Dokter Gigi
2 1,4
4. Perawat 45
31,9 5. Perawat
Gigi 4
2,8 6. Bidan
24 16,9
7. Analis 6
4,2 8. Apoteker
7 4,9
9. Fisioterapi 5
3,5 10. Radiologi
3 2,1
11. Gizi 3
2,1 12. Kesehatan
Lingkungan 1
0,7 13. Non
Medis 30
21,1
Jumlah 142 100
Sumber : Profil RSUD Aceh Tamiang Tahun 2008
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
5.1.4. Cakupan Pelayanan
Cakupan pelayanan kesehatan RSUD Aceh Tamiang meliputi: a. Pelayanan Medis : Pelayanan Spesialistik dan Non Spesialistik yang
mencakup rawat jalan dan rawat inap. b. Pelayanan Asuhan Keperawatan : Pelayanan Rawatan Umum, Pelayanan
Rawatan Pasca Tindakan Operasi, Pelayanan Rawatan Ibu Hamil dan Pelayanan Perawatan Intensif.
c. Pelayanan Penunjang Medis dan Gawat Darurat : Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium Medik, Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan
Gizi, Pelayanan Rujukan Ambulans dan Pelayanan Kamar Jenazah.
5.2.Distribusi Penderita PPOK Berdasarkan Waktu
Proporsi penderita PPOK rawat inap di RSUD Aceh Tamiang berdasarkan waktu dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Bulan di
RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007 dan Tahun 2008
Tahun 2007 2008
No. Bulan f
f
1. Januari 3
5,2 2
2,5 2. Februari
6 10,3
4 4,9
3. Maret 2
3,4 3
3,7 4. April
4 6,9
4 4,9
5. Mei 3
5,2 6
7,4 6. Juni
3 5,2
5 6,2
7. Juli 8
13,8 8
9,9 8. Agustus
2 3,4
10 12,3
9. September 2
3,4 9
11,1 10 Oktober
6 10,3
12 14,9
11. November 11
19,1 10
12,3 12. Desember
8 13,8
8 9,9
Jumlah 58 100,0
81 100,0
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa penderita tertinggi tahun 2007 pada bulan November sebanyak 11 orang dengan proporsi 19 dan pada tahun
2008 pada bulan Oktober sebanyak 12 orang dengan proporsi 14,8 . Dari tabel 5.2. dapat diketahui bahwa frekuensi kasus dari bulan Januari-
Desember tahun 2007 meningkat sebanyak 8 - 3=5 kasus, dengan simple ratio peningkatan
7 ,
2 3
8 =
kali, serta persentase peningkatan sebesar
7 ,
166 100
3 3
8 =
× −
. Pada tahun 2008 meningkat sebanyak 8 - 2=6 kasus, dengan simple ratio peningkatan
4 2
8 =
kali, serta persentase peningkatan
sebesar
300 100
2 2
8 =
× −
. Trend atau kecenderungan penderita PPOK rawat inap di RSUD Aceh
Tamiang dengan metode Least Square berdasarkan data per bulan Tahun 2007 dan tahun 2008 mengalami peningkatan menurut persamaan garis masing-masing y =
2,11 + 0,42 x dan y = 1,68 + 0,78 x lampiran 3. 5.3.Distribusi Penderita PPOK Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita PPOK berdasarkan sosiodemografi di RSUD Aceh
Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.3. dan 5.4. Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008 Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
No. Umur Tahun
F f f 1.
2. 3.
50 50-60
60 10
30 60
7,2 21,6
43,2 10
9 20
7,2 6,5
14,4 20
39 80
14,4 28,1
57,6
Jumlah 100 71,9 39 28,1 139 100
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita PPOK tertinggi pada kelompok umur 60 tahun 57,6, dengan proporsi laki-laki
43,2 dan perempuan 14,4. Proporsi umur penderita PPOK terendah pada kelompok umur 50 tahun 14,4 dengan proporsi laki-laki 7,2 dan perempuan
7,2.
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Sosiodemografi di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008
Jumlah No. Sosiodemografi
f
1. Agama
1. Islam 2. Lain-lain
139 100
Jumlah 139 100
2.
Tempat Tinggal
1. Kualasimpang 2. Luar Kualasimpang
68 71
48,9 51,1
Jumlah 139 100
3. Pekerjaan
1. PNSTNIPOLRI 2. Pensiunan PNSTNIPOLRI
3. Pegawai Swasta 4. Wiraswasta
5. Petani 6. Ibu Rumah Tangga
7. Tidak Bekerja 5
18 3
33 42
33
5 3,6
12,9 2,2
23,7 30,3
23,7
3,6
Jumlah 139 100
4. Suku
1. Aceh
2. Melayu
3. Jawa
4. Minang
5. Batak
62 28
42
5 2
44,7 20,1
30,2
3,6 1,4
Jumlah 139 100
5.
Pendidikan
1. Tidak Sekolah 2. SD
3. SLTP 4. SLTA
5. AkademiPerguruan Tinggi 32
27 27
41 12
23,0 19,4
19,4 29,6
8,6
Jumlah 139 100
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
Pada tabel 5.4. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita berdasarkan sosiodemografi seluruhnya beragama islam 100. Proporsi tempat tinggal
penderita PPOK lebih tinggi dari luar kualasimpang 51,1. Proporsi pekerjaan penderita PPOK tertinggi adalah petani 30,3 dan terendah pegawai swasta 2,2.
Proporsi suku penderita PPOK tertinggi adalah Aceh 44,7 dan terendah Batak 1,4. Proporsi pendidikan penderita PPOK tertinggi adalah SLTA 29,6 dan
terendah AkademiPerguruan Tinggi 8,6.
5.4. Keadaan Medis Penderita PPOK
5.4.1. Riwayat Merokok
Distribusi proporsi penderita PPOK berdasarkan riwayat merokok tidak dapat disajikan karena pencatatan tentang riwayat merokok tidak tersedia di kartu
status.
5.4.2. Jenis Penyakit Sebelumnya
Proporsi penderita PPOK berdasarkan jenis penyakit sebelumnya di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Jenis Penyakit Sebelumnya di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008
Jumlah No.
Jenis Penyakit Sebelumnya f
1. 2.
3. 4.
Bronkhitis Kronis Asma Bronkial
Emfisema TBC Paru
59 39
28 13
42,4 28,1
20,1
9,4
Jumlah 139 100
Pada tabel 5.5. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita berdasarkan jenis penyakit sebelumnya tertinggi adalah Bronkhitis Kronis 42,4, disusul
Asma Bronkial 28,1, Emfisema 20,1 dan terendah adalah TBC Paru 9,4.
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
5.4.3. Jenis Komplikasi
Proporsi penderita PPOK berdasarkan jenis komplikasi di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi
Penderita PPOK Berdasarkan Jenis Komplikasi di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008
Jumlah No. Jenis
Komplikasi f
1. 2.
3. Gagal nafas
Kor Pulmonal Hipertensi
60 60
19 43,2
43,2 13,6
Jumlah 139 100
Pada tabel 5.6. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita berdasarkan
jenis komplikasi tertinggi adalah Gagal Nafas dan Kor Pulmonal masing-masing 43,2 dan terendah adalah Hipertensi 13,6 .
5.4.4. Tingkat Keparahan
Proporsi penderita PPOK berdasarkan tingkat keparahan di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Tingkat Keparahan di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008
Jumlah No. Tingkat
Keparahan f
1. 2.
3. 4.
PPOK Normal Tingkat I
Tingkat II Tingkat III
5 43
89 2
3,6 30,9
64,1 1,4
Jumlah 139 100
Pada tabel 5.7. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita berdasarkan tingkat keparahan tertinggi adalah tingkat II 64,1, kemudian tingkat I 30,9,
PPOK normal 3,6 dan terendah adalah tingkat III 13,7 .
5.4.5. Keluhan
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
Proporsi penderita PPOK berdasarkan keluhan di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Keluhan di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008
No. Keluhan n = 139
f
1 2.
3. 4.
5. 6.
Batuk Berdahak Sesak Nafas
Nyeri Dada Mengi Wheezing
Demam Mual
139 139
102
79 43
11 100,0
100,0 73,4
56,8 31,0
8,0
Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat proporsi keluhan tertinggi penderita PPOK adalah batuk berdahak dan sesak nafas 100, disusul keluhan nyeri dada
73,4, mengi wheezing 56,8, demam 31,0, dan terendah mual 11 orang 8 lampiran 4.
5.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita PPOK
Lama rawatan rata-rata penderita PPOK di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.9.
Tabel 5.9.
Lama Rawatan Rata-rata Penderita PPOK di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008
Lama Rawatan Rata-ratahari
Mean Standar Deviasi SD
95 Confidence Interval Coefisien of Variation COV
Minimum Maksimum
6,27 2,581
5,83-6,7 41,6
2 17
Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat lama rawatan rata-rata penderita adalah
6,27 hari 6 hari dengan Standard Deviasi SD 2,581, dan nilai dari Coefisien of Variation COV sebesar 41,16 yang menunjukkan bahwa lama rawatan rata-
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
rata penderita PPOK sangat bervariasi. Dimana lama rawatan paling singkat 2 hari sedangkan yang paling lama 17 hari. Dari Confidence Interval dapat disimpulkan
bahwa 95 diyakini lama rawatan rata-rata penderita PPOK adalah 5,83 – 6,7 hari.
5.6.Sumber Pembiayaan Penderita PPOK
Proporsi penderita PPOK berdasarkan sumber pembiayaan di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.10. dan tabel 5.11.
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Sumber Pembiayaan di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008
Jumlah No. Sumber
Pembiayaan f
1. 2.
Biaya Sendiri Bukan Biaya Sendiri
39 100
28,1 71,9
Jumlah 139 100
Pada tabel 5.10. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita berdasarkan
sumber pembiayaan lebih tinggi yang bukan menggunakan biaya sendiri 71,9 dibandingkan biaya sendiri 28,1.
Tabel 5. 11. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Sumber Pembiayaan Bukan Biaya Sendiri di RSUD Aceh Tamiang
Tahun 2007-2008
Jumlah No.
Sumber Pembiayaan Bukan Biaya Sendiri
f
1. 2.
Askes Jamkesmas
30 70
30,0 70,0
Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa proporsi sumber biaya bukan
biaya sendiri penderita lebih tinggi yang menggunakan Jamkesmas 70 dibandingkan Askes 30.
5.7. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita PPOK