Emfisema Emfisema adalah penyakit yang ditandai dengan adanya pelebaran

emfisema biasanya seorang perokok berat, dan tidak merasakan gejala apapun sampai di usia lanjut. Pada saat itu barulah dirasakan bahwa kemapuan untuk bekerja mulai menurun dan batuk-batuk mulai terjadi. 15 Gejala yang ditimbulkan pada PPOK biasanya terjadi bersama-sama dengan gejala primer dari penyakit ini. Bila penyebabnya Bronkhitis Kronis maka gejala yang utama adalah produksi sputum yang berlebihan. Tetapi bila penyebabnya adalah Emfisema maka gejala utamanya adalah kerusakan pada alveoli dengan keluhan klinis berupa dsypnoe yang terjadi sehubungan dengan adanya gerak badan. 7 Adapun pola penyakit pada PPOK lanjut adalah :

2.1.1 Emfisema Emfisema adalah penyakit yang ditandai dengan adanya pelebaran

abnormal dari ruang-ruang udara paru disertai dengan destruksi ataupun tidak disertai destruksi dari dindingnya. Pelebaran ruang-ruang udara yang tidak disertai dengan destruksi biasanya disebut overinflasi atau hiperinflasi. 14 Biasanya terdapat bersamaan dengan bronkhitis kronis, akan tetapi dapat pula berdiri sendiri. Pada bronkhitis kronik maupun emfisema terjadi penyempitan saluran nafas. Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan sesak. Pada bronchitis kronik, saluran pernafasan kecil yang berdiameter kurang dari 2 mm menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan berobliterasi. Penyempitan ini terjadi oleh metaplasia sel goblet, saluran nafas besar juga menyempit karena hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus. Pada emfisema paru penyempitan saluran nafas disebabkan oleh berkurangnya elastisitas paru-paru. 16 Keadaan ini ditambah dengan gangguan aktivitas silia. Bila oksidasi dan iritasi di saluran nafas terus berlangsung maka terjadi erosi Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010. epital serta pembentukan jaringan parut. Hal ini menimbulkan stenosis dan obstruksi saluran napas yang bersifat irreversibel sehingga terjadi pelebaran alveolus yang permanen disertai kerusakan dinding alveoli. 17 Akan tetapi pada yang herediter, dimana terjadi kekurangan pada globulin alfa antripsin yang diikuti dengan fibrosis, maka emfisema muncul pada lobus bawah pada usia muda tanpa harus terdapat bronkhitis kronis. 11 Emfisema paru dapat pula terjadi setelah atelektasi atau setelah lobektomi, yang disebut dengan emfisema kompensasi, dimana tanpa didahului dengan bronkhitis kronis terlebih dahulu. Penyempitan bronkus kadangkala menimbulkan perangkap udara air tappering, dimana udara dapat masuk tetapi tidak dapat keluar, sehingga menimbulkan emfisema yang akut. Frekuensi emfisema lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. 11 Pokok utama pada emfisema adalah adanya hiperinflasi dari paru yang bersifat ireversibel dengan konsekuensi rongga thoraks berubah menjadi gembung atau barrel chest. Gabungan dari alveoli yang pecah dapat menimbulkan bula yang besar yang kadang-kadang memberikan gambaran seperti pneumotoraks. 11

2.1.2 Bronkhitis Kronik