Gejala Klinis Penyakit Paru Obstruksi Kronik

nafas nonspesifik kemungkinan merupakan resiko penting untuk terjadinya PPOK.

2.3.2 Gejala Klinis Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Pada penderita PPOK selalu akan mengeluh batuk-batuk berdahak yang sudah bertahun-tahun lamanya. Bila tidak disertai infeksi sekunder, dahak akan berwarna keputih-putihan yang mungkin sampai kelabu karena partikel-partikel debu bila ada polusi udara. Tetapi bila ada infeksi sekunder, dahak akan lebih kental, dan berwarna kuning sampai hijau dan seperti pus. 19 Pada hakekatnya keluhan-keluhan disebabkan oleh adanya hipersekresi dan sesak, maka penderita mengeluh terutama pada batuk dan dahak dan ada juga mengeluh tentang sesak nafas. Pada stadium dini, keluhan sesak nafas hanya dirasakan kalau sedang melakukan pekerjaan fisik ekstra dyspnoe d’effort yang masih dapat ditoleransi penderita dengan mudah, namun lama kelamaan sesak ini semakin progresif. Pada stadium berikutnya penderita secara fisik tak mampu melakukan ativitas apapun tanpa bantuan oksigen, karena sambil duduk pun tetap akan terasa sesak nafas. Stadium ini dikenal dengan julukan ”social death”, karena penderita sudah harus menghentikan kegiatan sosialnya. Pada dasarnya penderita PPOK tidak akan mengeluh tentang panas badan, tetapi karena sering mendapatkan infeksi sekunder sub akut, maka dalam periode- periode itu penderita akan mengeluh tentang panas badan rendah subfebril sampai tinggi. Pada stadium lanjut sesak nafas yang berkepanjangan akan terjadi dan akan menimbulkan hipertropi otot-otot nafas bantuan, yang akan nyata sekali pada m.sterno-cleido-mastoideus yang akan selalu aktif bekerja menaiki rongga thoraks keatas pada setiap inspirasi. 20 Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010. Ada penderita yang tampak kebiru-biruan blue bloater karena sianosis yang dialaminya disertai dengan tanda-tanda gagal jantung kanan edema perifer, biasanya penderita ini agak gemuk dan sesak nafasnya tidak terlalu berat, walaupun hiposekmianya agak berat. Ada pula yang tampak kemerahjambuan pink puffer, biasanya penderita cenderung kurus tanpa gangguan jantung kanan dan hipoksemia yang dideritanya agak ringan, tetapi mengeluh sesak nafas berat dan kadang diikuti dengan rasa mual. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua penderita akan mengikuti kedua pola ini secara mutlak, kebanyakan akan berada dikeduanya. Thoraks pun mengalami perubahan, sekarang diameter sagitalnya menjadi sama dengan diameter transversal, sehingga bentuk drum barrel chest. Disamping itu kedua bahu akan tertarik keatas dan kadang-kadang kifosis tulang belakang bagian torakal akan lebih nyata. Karena tekanan udara intrapulmonal cenderung tinggi, letak diafragma rendah. Fermitus suara juga akan melemah, sebaliknya perkusi akan menghasilkan suara hipersonor. Auskultasi akan menghasilkan suara nafas bronkovesikuler tetapi akan semakin lemah intensitasnya dengan semakin parahnya kondisi penderita. Wheezing terdengar sepanjang hari dan di seluruh paru, baik saat inspirasi maupun ekspirasi. Ronki basah juga akan semakin terdengar dari yang halus sampai sedang. 19

2.3.3 Komplikasi Penyakit Paru Obstruksi Kronik