b.1. Menyelenggarakan dan mengendalikan pelayanan kesehatan bermutu tinggi dan berdaya saing yang terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. b.2. Mendidik dan melatih SDM yang profesional dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. b.3. Melaksanakan penelitian untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan keilmuan.
c. Motto
Motto RSUD Aceh Tamiang yaitu BETUAH yang merupakan terjemahan dari nilai-nilai yang harus dilaksanakan oleh semua karyawan meliputi B =
Bermutu, E = Efisien, T = Transparan, U = Ukhuwah, A = Aman, dan H = Handal.
5.1.3. Tenaga Kesehatan
Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan di RSUD Aceh Tamiang, kegiatan didukung sebanyak 139 orang pegawai.
Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2008 No. Pendidikan
f
1. Dokter Umum
9 6,3
2. Dokter Spesialis
3 2,1
3. Dokter Gigi
2 1,4
4. Perawat 45
31,9 5. Perawat
Gigi 4
2,8 6. Bidan
24 16,9
7. Analis 6
4,2 8. Apoteker
7 4,9
9. Fisioterapi 5
3,5 10. Radiologi
3 2,1
11. Gizi 3
2,1 12. Kesehatan
Lingkungan 1
0,7 13. Non
Medis 30
21,1
Jumlah 142 100
Sumber : Profil RSUD Aceh Tamiang Tahun 2008
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
5.1.4. Cakupan Pelayanan
Cakupan pelayanan kesehatan RSUD Aceh Tamiang meliputi: a. Pelayanan Medis : Pelayanan Spesialistik dan Non Spesialistik yang
mencakup rawat jalan dan rawat inap. b. Pelayanan Asuhan Keperawatan : Pelayanan Rawatan Umum, Pelayanan
Rawatan Pasca Tindakan Operasi, Pelayanan Rawatan Ibu Hamil dan Pelayanan Perawatan Intensif.
c. Pelayanan Penunjang Medis dan Gawat Darurat : Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium Medik, Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan
Gizi, Pelayanan Rujukan Ambulans dan Pelayanan Kamar Jenazah.
5.2.Distribusi Penderita PPOK Berdasarkan Waktu
Proporsi penderita PPOK rawat inap di RSUD Aceh Tamiang berdasarkan waktu dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Bulan di
RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007 dan Tahun 2008
Tahun 2007 2008
No. Bulan f
f
1. Januari 3
5,2 2
2,5 2. Februari
6 10,3
4 4,9
3. Maret 2
3,4 3
3,7 4. April
4 6,9
4 4,9
5. Mei 3
5,2 6
7,4 6. Juni
3 5,2
5 6,2
7. Juli 8
13,8 8
9,9 8. Agustus
2 3,4
10 12,3
9. September 2
3,4 9
11,1 10 Oktober
6 10,3
12 14,9
11. November 11
19,1 10
12,3 12. Desember
8 13,8
8 9,9
Jumlah 58 100,0
81 100,0
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa penderita tertinggi tahun 2007 pada bulan November sebanyak 11 orang dengan proporsi 19 dan pada tahun
2008 pada bulan Oktober sebanyak 12 orang dengan proporsi 14,8 . Dari tabel 5.2. dapat diketahui bahwa frekuensi kasus dari bulan Januari-
Desember tahun 2007 meningkat sebanyak 8 - 3=5 kasus, dengan simple ratio peningkatan
7 ,
2 3
8 =
kali, serta persentase peningkatan sebesar
7 ,
166 100
3 3
8 =
× −
. Pada tahun 2008 meningkat sebanyak 8 - 2=6 kasus, dengan simple ratio peningkatan
4 2
8 =
kali, serta persentase peningkatan
sebesar
300 100
2 2
8 =
× −
. Trend atau kecenderungan penderita PPOK rawat inap di RSUD Aceh
Tamiang dengan metode Least Square berdasarkan data per bulan Tahun 2007 dan tahun 2008 mengalami peningkatan menurut persamaan garis masing-masing y =
2,11 + 0,42 x dan y = 1,68 + 0,78 x lampiran 3. 5.3.Distribusi Penderita PPOK Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita PPOK berdasarkan sosiodemografi di RSUD Aceh
Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.3. dan 5.4. Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008 Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
No. Umur Tahun
F f f 1.
2. 3.
50 50-60
60 10
30 60
7,2 21,6
43,2 10
9 20
7,2 6,5
14,4 20
39 80
14,4 28,1
57,6
Jumlah 100 71,9 39 28,1 139 100
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita PPOK tertinggi pada kelompok umur 60 tahun 57,6, dengan proporsi laki-laki
43,2 dan perempuan 14,4. Proporsi umur penderita PPOK terendah pada kelompok umur 50 tahun 14,4 dengan proporsi laki-laki 7,2 dan perempuan
7,2.
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Sosiodemografi di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008
Jumlah No. Sosiodemografi
f
1. Agama
1. Islam 2. Lain-lain
139 100
Jumlah 139 100
2.
Tempat Tinggal
1. Kualasimpang 2. Luar Kualasimpang
68 71
48,9 51,1
Jumlah 139 100
3. Pekerjaan
1. PNSTNIPOLRI 2. Pensiunan PNSTNIPOLRI
3. Pegawai Swasta 4. Wiraswasta
5. Petani 6. Ibu Rumah Tangga
7. Tidak Bekerja 5
18 3
33 42
33
5 3,6
12,9 2,2
23,7 30,3
23,7
3,6
Jumlah 139 100
4. Suku
1. Aceh
2. Melayu
3. Jawa
4. Minang
5. Batak
62 28
42
5 2
44,7 20,1
30,2
3,6 1,4
Jumlah 139 100
5.
Pendidikan
1. Tidak Sekolah 2. SD
3. SLTP 4. SLTA
5. AkademiPerguruan Tinggi 32
27 27
41 12
23,0 19,4
19,4 29,6
8,6
Jumlah 139 100
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
Pada tabel 5.4. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita berdasarkan sosiodemografi seluruhnya beragama islam 100. Proporsi tempat tinggal
penderita PPOK lebih tinggi dari luar kualasimpang 51,1. Proporsi pekerjaan penderita PPOK tertinggi adalah petani 30,3 dan terendah pegawai swasta 2,2.
Proporsi suku penderita PPOK tertinggi adalah Aceh 44,7 dan terendah Batak 1,4. Proporsi pendidikan penderita PPOK tertinggi adalah SLTA 29,6 dan
terendah AkademiPerguruan Tinggi 8,6.
5.4. Keadaan Medis Penderita PPOK