eksaserbasi. Antibiotik yang bermanfaat adalah golongan Penisilin, eritromisin dan kotrimoksazol biasanya diberikan selama 7-10 hari. Apabila antibiotik tidak
memberikan perbaikan maka perlu dilakukan pemeriksaan mikroorganisme seperti Streptococcus pneumoniae, Haeomophilus influenza, dan Mycoplasma.
31,32
b.5. Terapi Oksigen Diberikan pada penderita dengan hipoksemia yaitu PaO
2
55 mmHg. Pemberian oksigen konsentrasi rendah 1-3 litermenit secara terus menerus
memberikan perbaikan psikis, koordinasi otot, dan toleransi beban kerja.Lama pemberian 15 jam setiap hari, yang bertujuan mencegah hipoksemia yang sering
terjadi bila penderita tidur, pemberian oksigen pada waktu melakukan aktifitas yang bertujuan menghilangkan sesak nafas dan meningkatkan kemampuan
aktifitas. Pemberian oksigen harus mencapai saturasi oksigen diatas 90. Terapi diberikan jika terdapat kegagalan pernafasan karena hiperkapnia dan
berkurangnya sesitivitas terhadap CO
2
.
32,33
2.5.3 Pencegahan Tertier
Pencegahan ini berupa rehabilitasi, disebabkan pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu kegiatan sosialisasi
agar terhindar dari depresi.
29
Rehabilitasi untuk pasien PPOK adalah : a. Fisioterapi
Tujuan dari fisioterapi adalah membantu mengeluarkan sputum dan meningkatkan efisiensi batuk, mengatasi gangguan pernapasan pasien,
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
memperbaiki gangguan pengembangan thoraks, meningkatkan kekuatan otot-otot pernapasan, dan mengurangi spasme otot leher.
34
b. Rehabilitasi psikis Rehabilitasi psikis berguna untuk menenangkan penderita yang cemas dan
mempunyai rasa tertekan akibat penyakitnya.
16
c. Rehabilitasi pekerjaan Berguna untuk memotivasi penderita melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisiknya. Misalnya bila istirahat lebih baik duduk daripada berdiri atau dalam melakukan pekerjaan harus lambat tapi teratur.
16
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan studi kepustakaan dan latar belakang diatas, maka dapat dibuat kerangka konsep penelitian mengenai karakteristik penderita penyakit paru
obstruksi kronik yang dirawat inap di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 seperti gambaran dibawah ini :
KARAKTERISTIK PENDERITA PPOK
1. Trend Kunjungan 2. Sosiodemografi
- Umur
- Jenis Kelamin
- Agama
- Tempat tinggal
- Suku
- Pekerjaan
- Pendidikan
3. Keadaan Medis -
Riwayat Merokok -
Jenis Penyakit Sebelumnya -
Jenis Komplikasi -
Tingkat Keparahan -
Keluhan 4. Lama Rawatan Rata-rata
5. Sumber Pembiayaan 6. Keadaan Sewaktu Pulang
3.2 Defenisi Operasional
3.2.1 Penderita paru obstruksi kronik adalah pasien yang didiagnosa menderita penyakit paru obstruksi kronik yang tercatat pada kartu status yang ada di
RSUD Aceh Tamiang.
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.