intrapulmoner.
19
Pada dasarnya hipertensi bukan merupakan komplikasi melainkan sebagai penyakit penyerta pada penderita PPOK.
6.3.3. Tingkat Keparahan
Proporsi penderita PPOK berdasarkan tingkat keparahan yang dirawat inap di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008 dapat dilihat pada gambar 6.10.
64.1 30.9
3.6 1.4
Tingkat II Tingkat I
PPOK Normal Tingkat III
Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita PPOK Berdasarkan Tingkat Keparahan di RSUD Aceh Tamiang
Tahun 2007-2008 Berdasarkan gambar 6.10. dapat dilihat bahwa tingkat keparahan tertinggi
adalah tingkat II dengan proporsi 64,1 dan terendah tingkat III dengan proporsi 1,4.
Proporsi penderita dengan tingkat keparahan PPOK Normal 3,6. Proporsi tertinggi penderita dengan PPOK Normal pada kelompok umur 50-59
tahun dan ≥60 tahun masing-masing 40, perempuan 80, pekerjaan IRT 60,
dengan keluhan batuk berdahak dan sesak nafas masing-masing 100, sumber biaya bukan biaya sendiri 80, dan pulang dengan berobat jalan 100. Hal ini
menunjukkan penderita dengan PPOK Normal tetap perlu mengontrol kondisinya setelah pulang dari rumah sakit, agar penyakit yang diderita tidak semakin parah.
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Setiyanto di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta tahun 2005 sampai 2007 dengan metode penelitian case
series bahwa proporsi penderita PPOK berdasarkan tingkat keparahan tertinggi adalah tingkat II 61,67 dari 120 penderita.
3
6.3.4. Keluhan
Proporsi penderita PPOK berdasarkan keluhan yang dirawat inap di RSUD
Aceh Tamiang Tahun 2007-2008 dapat dilihat pada gambar 6.11.
8 31
56.8 73.4
100 100
20 40
60 80
100 120
Mual Demam
Mengi Nyeri Dada
Batuk Berdahak Sesak Naf as
Kel u
h an
Proporsi
Gambar 6.11. Diagram Batang Distribusi Proporsi Penderita PPOK
Berdasarkan Keluhan di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008
Berdasarkan gambar 6.11 dapat dilihat bahwa proporsi penderita PPOK dengan keluhan tertinggi adalah sesak nafas dan batuk berdahak 100, disusul
nyeri dada 73,4, mengi 56,8, demam 31, dan mual 8.
Keluhan sesak nafas dan batuk berdahak mempunyai sensitivitas sebesar 100 terhadap PPOK artinya seluruh penderita PPOK mengalami keluhan sesak
nafas dan batuk berdahak. Gejala PPOK sangat bervariasi dari satu penderita ke penderita lainnya,
dapat dimulai dengan tanpa gejala, gejala ringan sampai berat, mulai dari tanpa kelainan fisik sampai kelainan fisik yang jelas. Keluhan utama yang dirasakan
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
penderita yaitu adanya batuk berdahak yang memberat di pagi hari, dan sesak nafas yang timbul progresif sampai mengganggu aktifitas. Pada penderita dengan
tingkat keparahan PPOK normal tidak selalu ada gejala batuk kronis. Pada tahap ini pasien belum merasakan bahwa paru-parunya bermasalah akan tetapi gejala
dapat memburuk.
20
Pada hakekatnya keluhan-keluhan disebabkan oleh adanya hipersekresi dan sesak, maka penderita mengeluh terutama pada batuk berdahak dan ada juga
mengeluh tentang sesak nafas. Pada stadium dini, keluhan sesak nafas hanya dirasakan kalau sedang melakukan pekerjaan fisik ekstra dyspnoe d’effort yang
masih dapat ditoleransi penderita dengan mudah, namun lama kelamaan sesak ini semakin progresif. . Pada dasarnya penderita PPOK tidak akan mengeluh tentang
panas badan, tetapi karena sering mendapatkan infeksi sekunder sub akut, maka dalam periode-periode itu penderita akan mengeluh tentang panas badan rendah
subfebril sampai tinggi.
20
6.4. Lama Rawatan Rata-rata Penderita PPOK