Ada penderita yang tampak kebiru-biruan blue bloater karena sianosis yang dialaminya disertai dengan tanda-tanda gagal jantung kanan edema perifer,
biasanya penderita ini agak gemuk dan sesak nafasnya tidak terlalu berat, walaupun hiposekmianya agak berat. Ada pula yang tampak kemerahjambuan
pink puffer, biasanya penderita cenderung kurus tanpa gangguan jantung kanan dan hipoksemia yang dideritanya agak ringan, tetapi mengeluh sesak nafas berat
dan kadang diikuti dengan rasa mual. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua penderita akan mengikuti kedua pola ini secara mutlak, kebanyakan akan berada
dikeduanya. Thoraks pun mengalami perubahan, sekarang diameter sagitalnya menjadi
sama dengan diameter transversal, sehingga bentuk drum barrel chest. Disamping itu kedua bahu akan tertarik keatas dan kadang-kadang kifosis tulang
belakang bagian torakal akan lebih nyata. Karena tekanan udara intrapulmonal cenderung tinggi, letak diafragma rendah.
Fermitus suara juga akan melemah, sebaliknya perkusi akan menghasilkan suara hipersonor. Auskultasi akan menghasilkan suara nafas bronkovesikuler
tetapi akan semakin lemah intensitasnya dengan semakin parahnya kondisi penderita. Wheezing terdengar sepanjang hari dan di seluruh paru, baik saat
inspirasi maupun ekspirasi. Ronki basah juga akan semakin terdengar dari yang halus sampai sedang.
19
2.3.3 Komplikasi Penyakit Paru Obstruksi Kronik
19
Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah gagal nafas yang digolongkan menjadi gagal nafas kronik dan gagal nafas akut. Pada gagal nafas
kronik ditandai dengan sesak nafas dengan atau tanpa sianosis, sputum bertambah
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
dan puruen, demam, dan kesadaran menurun. Selain itu dapat timbul pula infeksi berulang yang terjadi akibat produksi sputum berlebihan sehingga terbentuk
koloni kuman. Pada kondisi kronik ini imuniti menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limposit darah. Komplikasi lain adalah terjadinya kor
pulmonal yang ditandai oleh P pulmonal pada EKG dan hematokrit 50, dapat disertai gagal jantung kanan.
2.4 Epidemiologi Penyakit Paru Obstruksi Kronik 2.4.1 Distribusi dan Frekuensi Penyakit Paru Obstruksi Kronik
Survei tahun 2001 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 12,1 juta orang menderita PPOK, 9 juta menderita bronkhitis kronis dan sisanya menderita
emfisema, atau kombinasi keduanya. Berdasarkan The Asia Pacific COPD Rountable Group 2001 menunjukkan jumlah penderita PPOK sedang hingga
berat di negara-negara Asia Pasifik mencapai 56,6 juta penderita dengan prevalensi sebesar 6,3.
21
Berdasarkan SKRT 1995 prevalensi PPOK adalah 13 per 1000 penduduk, 3 berbanding 1 antara laki-laki dan perempuan.
8
Prevalensi PPOK tergantung dari beberapa faktor, umumnya bervariasi dengan usia dan kebiasaan merokok.
Penderita PPOK umumnya berusia lanjut. Menurut hasil penelitian Setiyanto dkk di ruang rawat inap rawat inap RS Persahabatan Jakarta selama April 2005 sampai
April 2007 menunjukkan bahwa dari 120 pasien, usia termuda adalah 40 tahun dan tertua adalah 81 tahun. Dilihat dari riwayat merokok, hampir semua pasien
adalah bekas perokok sebanyak 109 penderita dengan proporsi sebesar 90,83.
3
Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010.
Menurut hasil penelitian Shinta dkk di RSU dr Soetomo Surabaya pada tahun 2006 menunjukkan bahwa dari 46 penderita yang paling besar adalah
proporsi penderita pada kelompok umur 60 tahun sebesar 39 penderita 84,8, dan penderita yang merokok sebanyak 29 penderita dengan proporsi 63.
8
Menurut hasil penelitian Manik di RS Haji Medan pada tahun 2000-2002 menunjukkan bahwa dari 132 penderita yang paling besar adalah proporsi
penderita pada kelompok umur ≥ 55 tahun sebesar 121 kasus 91,67.
12
Kejadian PPOK terutama di negara berkembang meningkat dengan makin banyaknya jumlah perokok dan polusi udara. Di Amerika Serikat pada tahun
2000, PPOK merupakan penyebab kematian ketiga setelah kardiovaskuler dan kanker, akibat tingginya jumlah perokok.
22
Angka kematian PPOK selama menjalani perawatan ICU karena eksaserbasi penyakitnya adalah 13-24 Knaus, 1995; Seneff, 1995. CFR
kematian 1 tahun pasca perawatan ICU penderita PPOK berusia lebih atau sama dengan 65 tahun adalah 59 Seneff, 1995. Penderita PPOK yang dirawat di
ICU mudah terkena infeksi sekunder karena produksi mukus meningkat sehingga kuman mudah berkembang.
23
2.4.2 Faktor Determinan Penyakit Paru Obstruksi Kronik PPOK