Jenis Kelamin Berdasarkan Tingkat Keparahan Pekerjaan Berdasarkan Sumber Biaya

27,9, berumur 50-60 tahun 30,2, dan berumur 60 tahun 41,9. Dari seluruh penderita dengan tingkat keparahan tingkat II dan III, proporsi penderita berumur 50 tahun 6, berumur 50-60 tahun 27,5, dan berumur 60 tahun 65,9. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 3 sel 33,3 expected count yang besarnya kurang dari 5.

5.8.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Sumber Biaya

Jenis kelamin berdasarkan sumber biaya penderita PPOK rawat inap di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.14. Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin PPOK Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008 Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan Sumber Biaya f f f Biaya sendiri Bukan biaya sendiri 31 69 79,5 69,0 8 31 20,5 31,0 39 100 100 100 p =0,294 Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita PPOK yang berobat menggunakan biaya sendiri, proporsi penderita berjenis kelamin laki-laki 79,5 dan perempuan 20,5. Dari seluruh penderita PPOK yang berobat bukan menggunakan biaya sendiri, proporsi penderita berjenis kelamin laki-laki 69 dan perempuan 31. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji exact fisher diperoleh p0,05 yang berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan sumber biaya.

5.8.3. Jenis Kelamin Berdasarkan Tingkat Keparahan

Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010. Jenis kelamin berdasarkan tingkat keparahan penderita PPOK rawat inap di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.15. Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita PPOK Berdasarkan Tingkat Keparahan di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008 Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan Tingkat Keparahan f f f PPOK Normal Tingkat I Tingkat II dan III 1 26 73 20,0 60,5 80,2 4 17 18 80,0 39,5 19,8 5 43 91 100 100 100 Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita PPOK dengan tingkat keparahan PPOK normal, proporsi penderita berjenis kelamin laki- laki 20 dan perempuan 80. Dari seluruh penderita PPOK dengan keparahan tingkat I, proporsi penderita berjenis kelamin laki-laki 60,5 dan perempuan 39,5. Dari seluruh penderita PPOK dengan keparahan tingkat II dan III, proporsi penderita berjenis kelamin laki-laki 80,2 dan perempuan 19,8.Hal ini menunjukkan penderita laki-laki berobat setelah penyakit menjadi lebih parah. Analisis statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel 33,3 expected count yang besarnya kurang dari 5.

5.8.4. Pekerjaan Berdasarkan Sumber Biaya

Pekerjaan berdasarkan sumber biaya penderita PPOK rawat inap di RSUD Aceh Tamiang tahun 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 5.16. Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010. Tabel 5.16. Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita PPOK Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008 Pekerjaan Jumlah Bekerja Tidak Bekerja Sumber Biaya f f f Biaya sendiri Bukan biaya sendiri 29 72 74,4 72,0 10 28 25,6 28,0 39 100 100 100 p =0,835 Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita PPOK yang berobat menggunakan biaya sendiri, proporsi penderita yang bekerja 74,4 dan tidak bekerja 25,6. Dari seluruh penderita PPOK yang berobat bukan menggunakan biaya sendiri, proporsi penderita yang bekerja 72 dan tidak bekerja 28. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji exact fisher diperoleh p0,05 yang berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi pekerjaan berdasarkan sumber biaya. Tabel 5.17. Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita PPOK Berdasarkan Bukan Biaya Sendiri di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007- 2008 Pekerjaan Jumlah Bekerja Tidak Bekerja Bukan Biaya Sendiri f f f Askes Jamkesmas 25 47 83,3 67,1 5 23 16,7 32,9 30 70 100 100 p =0,144 Berdasarkan tabel 5.17 dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita PPOK yang menggunakan Askes, proporsi penderita yang bekerja 83,3 dan tidak bekerja 16,7. Dari seluruh penderita PPOK yang berobat menggunakan Jamkesmas, proporsi penderita yang bekerja 67,1 dan tidak bekerja 32,9. Anita Rahmatika : Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Di Rawat Inap Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2007-2008, 2010. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji exact fisher diperoleh p0,05 yang berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi pekerjaan berdasarkan bukan biaya sendiri.

5.8.5. Pekerjaan Berdasarkan Tingkat Keparahan