Kegagalan Jasa Service Failure

11 penelitian ini menyatakan bahwa manusia harus mengalami emosi-apakah emosi tersebut positif atau negatif-karena hal ini berguna terhadap suatu tujuan. 2.3 Kualitas Jasa dan Kegagalan Jasa Service Failure 2.3.1 Kualitas Jasa Kepuasan konsumen akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari si pemberi jasa kepada konsumen sesuai dengan apa yang dipersepsikan oleh konsumen. Oleh karena berbagai faktor, seperti subjektifitas dipersepsikan si pemberi jasa, keadaan psikologis konsumen maupun pemberi jasa, kondisi lingkungan eksternal dan sebagainya tidak jarang memainkan peranannya sendiri-sendiri, maka jasa sering disampaikan dengan cara yang berbeda dengan yang dipersepsikan oleh konsumen. Dari aspek-aspek kualitas jasa ada 5 lima aspek spesifik yang mempengaruhi kualitas jasa Zeithaml et al.,2009:152 yaitu: 1. Realibility dimension 2. Responsiveness dimension 3. Assurance dimension 4. Empathy dimension 5. Tangibles dimension

2.3.2 Kegagalan Jasa Service Failure

Walaupun perusahaan telah berusaha melakukan yang terbaik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, tetap saja sering terjadi kegagalan jasa yang sulit dihindarkan. Apabila perusahaan mengabaikan 12 kegagalan bahkan menganggap sesuatu yang biasa, maka perusahaan bersangkutan akan mendapat masalah besar, bahkan bisa kehilangan bisnisnya. Kunci sukses bagi setiap perusahaan adalah bersikap proaktif dalam menekan setiap kemungkinan terjadinya kegagalan dan membekali karyawan dengan serangkaian alat pemulihan recovery yang afektif guna memperbaiki service encounter manakala terjadi kegagalan dalam memuaskan harapan pelanggan. Faktor penyebab utama kegagalan jasa yang bersifat inheren dalam service encounter adalah: 1. Karakteristik unik dari jasa yang membedakannya dari barang. 2. Sifat intangibilitas menyebabkan perbandingan antara persepsi dengan harapan oleh pelanggan menjadi proses evaluasi yang subyektif. 3. Sifat perishability menyebabkan penawaran dan permintaan jasa sangat sulit diselaraskan. Hal ini sering menjadikan penundaan layanan dari waktu ke waktu sehingga pekerja jasa maupun pengguna jasa kehilangan kesabaran. 4. Karakteristik inseparabilitas menempatkan penyedia jasa berinteraksi langsung face to face dengan pelanggan. Interaksi langsung dan partisipasi pelanggan dalam proses produksi jasa sangat potensial menimbulkan berbagai macam masalah, terutama menyangkut kualitas jasa. 5. Kegagalan jasa terjadi pada berbagai critical incedent dalam service encounter. Setiap service encounter terbentuk dari sejumlah moment of fruth, yaitu momen interaksi spesifik dan actual antara pelanggan dengan karyawan penyedia jasa, terutama yang memuaskan dan tidak memuaskan. 13 Kegagalan jasa pada umumnya dikelompokkan dalam 3 tiga kategori berikut: 1. Respon karyawan terhadap kegagalan suatu penyampaian. 2. Respon karyawan terhadap kebutuhan individu dan permintaan spesial pelanggan. 3. Tindakan karyawan yang tidak cepat dan tidak diharapkan.

2.4 Pengelompokan Emosi dan Respon Tindakan dalam Perilaku Komplain Konsumen