Polimerisasi adisi anionik TINJAUAN PUSTAKA

reaksi-reaksi propagasi. Reaksi propagasi akan terhenti saat terjadi penggabungan antara monomer-monomer yang radikal. Salah satu bentuk polimer hasil polimerisasi yaitu polimer jaringan atau yang lebih dikenal dengan polimer ikat silang cross linking. Polimer ikat silang yaitu polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya sehingga terbentuk sambung silang tiga dimensi. Gambar 13 Polimer ikat silang Polimer-polimer yang telah berikatan silang termasuk ke dalam polimer termoset yaitu polimer yang tidak akan mencair atau meleleh jika dipanaskan. Polimer termoset tidak dapat dibentuk dan tidak dapat larut karena pengikatan silang, menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar.

2.6 Spektroskopi Ultraviolet-Visible UV-Vis dan Inframerah

2.6.1 Spektroskopi Ultraviolet-Visible

Daerah sinar tampak pada spektrum berhubungan dengan cahaya yang panjang gelombangnya 400 –800 nm.Cahaya ultraviolet mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek, sekitar 200 –400 nm. Banyaknya energi yang berkaitan dengan cahaya ini adalah 37 sampai 75 kkalmol untuk daerah sinar tampak dan 75 sampai 150 kkalmol untuk daerah ultraviolet Fessenden and 27 Fessenden, 1982a. Energi sebanyak ini berhubungan dengan banyaknya energi yang diperlukan elektron untuk melompat dari orbital molekul terisi ke orbital yang berenergi lebih tinggi, yaitu orbital molekul kosong.Lompatan elektron seperti ini disebut transisi elektron electronic transition Hart et al., 2003; Fessenden and Fessenden, 1982a. Panjang gelombang cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron Day and Underwood, 2002. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang Fessenden and Fessenden, 1982a. Absorpsi energi direkam sebagai absorbans Hart et al., 2003. Absorbans pada suatu panjang gelombang tertentu didefinisikan sebagai: � = ��� �� � dimana A adalah absorban, Io adalah intensitas berkas cahaya rujukan, I adalah intensitas berkas cahaya contoh. A = ��� dimana A adalah absorban, � adalahabsorptivitas molar atau disebut juga sebagai koefisien ekstingi molar dalam l mol -1 cm -1 , c adalah konsentrasi mol l -1 , l adalah panjang atau ketebalan dari bahan atau medium yang dilintasi oleh cahayacm. Absorban suatu senyawa pada suatu panjang gelombang tertentu bertambah dengan banyaknya molekul yang mengalami transisi.Oleh karena itu 28 absorbanbergantung pada struktur elektronik senyawanya dan juga pada kepekatan contoh dan panjangnya sel contoh Fessenden and Fessenden, 1982a.

2.6.2 Spektroskopi inframerah

a. Daerah spektrum inframerah

Hampir setiap senyawa yang memiliki ikatan kovalen, apakah senyawa organik atau anorganik akan menyerap berbagai frekuensi radiasi elektromagnetik dalam daerah spektrum inframerah. Hubungan antara daerah inframerah dengan spektrum elektromagnetik yang lain dapat terlihat pada Gambar 14. Gambar 14 Daerah spektrum elektromagnetik yang menunjukkan hubungan vibrasi inframerah dengan tipe radiasi lain. Panjang gelombang λ berbanding terbalik dengan frekuensi � dan dinyatakan sebagai �= cλ, c adalah kecepatan cahaya. Energi berbanding lurus dengan frekuensi : E= h �, h adalah tetapan Planck. Dari persamaan terakhir dapat diketahui secara kuantitatif bahwa energi radiasi yang paling tinggi adalah sesuai dengan daerah spektrum sinar-X, dan energi tersebut cukup kuat untuk memecah ikatan dalam molekul. 29

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal Pada Tikus Putih Jantan

0 16 79

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

1 12 15

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 4 15

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 12 6

III. METODE PENELITIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 5 11

V. SIMPULAN DAN SARAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 2 9

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET.

0 0 6

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK DAUN RANDU (Ceiba pentandra, Gaertn.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis dan Shigella dysentriae.

0 0 15

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET -

0 0 1

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET -

0 0 5